Bandarlampung (ANTARA) - Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel melalui Integrated Terminal (IT) Panjang meresmikan rumah maggot (Ruggot) dan menggelar pelatihan budi daya maggot di Bandarlampung untuk mengatasi sampah organik.
"Program ini merupakan bagian dari implementasi Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang bertujuan mengatasi permasalahan sampah organik sekaligus membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat," kata Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagsel Rusminto Wahyudi di Bandarlampung, Kamis.
Menurut dia, budi daya maggot menjadi solusi ekologis dan ekonomis karena mampu mengurai limbah organik secara cepat serta menghasilkan pakan alternatif berprotein tinggi untuk ternak ikan, ayam, dan burung.
Melalui pemanfaatan sampah rumah tangga, lanjut dia, masyarakat didorong untuk mengembangkan ekonomi sirkular berbasis lingkungan.
Ia menyatakan bahwa pelatihan ini menjadi langkah nyata dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat sekaligus pelestarian lingkungan.
"Program ini merupakan implementasi ekonomi sirkular yang mengintegrasikan aspek lingkungan dan sosial. Kami berharap peserta dapat langsung memulai budidaya maggot baik secara rumahan maupun komersial. Harapannya, inisiatif ini bisa direplikasi di wilayah lain sebagai model pengelolaan limbah organik yang berkelanjutan," jelas Rusminto.
Ia menambahkan inisiatif ini sejalan dengan pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan khususnya Tujuan 8 (pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi), Tujuan 11 (kota dan komunitas berkelanjutan), serta Tujuan 13 (aksi terhadap iklim).
Dalam sesi pelatihan, peserta diberikan pemahaman komprehensif mulai dari siklus hidup maggot, teknik budidaya skala kecil hingga komersial, pemanfaatan limbah organik sebagai media budidaya, hingga analisis ekonomi dan prospek bisnis di sektor ini.
Sementara itu, Sekretaris Camat Panjang, Kota Bandarlampung M. Sahril menyambut baik kolaborasi antara Pertamina dan masyarakat dalam penanganan sampah yang bernilai ekonomis.
"Maggot mampu mengurai limbah organik dalam waktu singkat. Ini menjadi solusi cerdas untuk mengurangi volume sampah rumah tangga dan industri, khususnya di Kelurahan Panjang Utara yang rawan banjir akibat penumpukan sampah," ungkapnya.
Ketua Kelompok Ruggot binaan TJSL Pertamina, Ria Audina, turut menyampaikan terima kasih atas dukungan fasilitas dan pelatihan yang diberikan.
"Kami melihat potensi besar dari budi daya maggot ini. Selain bisa menjadi usaha yang menguntungkan dengan modal kecil, kegiatan ini juga turut membantu penanganan sampah di lingkungan kami," ujar Ria.
Baca juga: Pertamina edukasi warga Lampung terkait penggunaan LPG di rumah
Baca juga: Pertamina gelar operasi pasar LPG subsidi di Tanggamus
Baca juga: Pertamina tambah LPG subsidi di Lampung 150 ribu tabung