Bandarlampung (ANTARA) - Universitas Lampung (Unila) menyebutkan proses pengusulan menjadi guru besar (profesor) di kampus ini telah melalui tahapan secara ketat, termasuk pemeriksaan oleh tim pakta integritas dan pengecekan plagiarisme sebelum artikel diterbitkan di jurnal internasional bereputasi.

"Jadi saya tegaskan tidak ada dan tidak ditemukan pelanggaran integritas akademik dalam proses pengusulan guru besar di Unila," kata Rektor Unila Prof Lusmeilia Afriani, di Bandarlampung, Jumat.

Ia juga membenarkan sudah ada koordinasi dengan tim dari Kementerian Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Kemdiktisaintek) dengan Unila untuk melakukan klarifikasi terkait kepemilikan karya ilmiah dalam pengusulan guru besar tersebut.

"Benar, Kementerian Dikti koordinasi dengan Unila untuk klarifikasi saja, tanya itu punya siapa karya ilmiah tersebut dan memastikan tidak terjadi praktik plagiarisme," kata dia.

Prof Lusmeilia pun menyampaikan bahwa apabila terdapat indikasi kesalahan dalam penerbitan jurnal, maka yang bersangkutan akan diberikan teguran hingga pembinaan.

"Kalau hukumannya hanya teguran, seperti teguran agar tidak diulangi, serta tidak digunakannya artikel tersebut karena dianggap bermasalah," kata dia lagi.

Ia meyakini bahwa artikel guru besar yang ada di Unila murni karya ilmiah dari hasil pemikiran mereka dan tidak ada plagiat dalam pembuatannya.

"Setiap mengajukan artikel guru besar pasti sudah dicek dulu ada tidak plagiatnya. Jadi Kementerian Dikti itu hanya klarifikasi saja," kata Rektor Unila itu pula.

Baca juga: Unila terima 5.444 mahasiswa baru melalui jalur UTBK

Baca juga: Menteri P2MI dorong Unila mengedukasi PMI agar berangkat secara prosedural

Baca juga: Unila gelar temu awal dengan KAP untuk laporan keuangan 2024


Pewarta : Dian Hadiyatna
Editor : Agus Wira Sukarta
Copyright © ANTARA 2025