Bandarlampung (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung menyatakan penambahan ruang terbuka hijau (RTH) di daerah itu menjadi salah satu opsi untuk memperluas daerah resapan air, guna mencegah banjir.

"Tentunya dengan perkembangan kota dan banyaknya pembangunan, ruang terbuka hijau semakin sedikit dan daerah resapan juga tidak ada sehingga perlu upaya untuk mengatasi ini," ujar Kepala Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air Provinsi Lampung Budhi Darmawan di Bandarlampung, Rabu.

Ia mengingatkan perlunya upaya untuk memperluas ruang terbuka hijau dengan menanam pohon, terutama di daerah perkotaan dan padat penduduk, yang berpotensi terdampak apabila terjadi banjir.

"Secara bersama-sama seperti Gubernur Lampung sampaikan kita harus melakukan penanaman pohon, terutama di sempadan sungai agar air hujan bisa menyerap di tanah," katanya.

Selain itu, lanjut dia, perlu memperbanyak pembuatan biopori di berbagai tempat untuk mengoptimalkan penyerapan air.

"Untuk jangka panjang kita harus melakukan rehabilitasi daerah hulu, selain dengan melakukan penanaman pohon kembali, juga akan menormalkan sungai-sungai dari sedimentasi serta sampah," ucap dia.

Menurut dia, untuk jangka menengah dapat dilakukan juga pembangunan embung, kolam retensi, sumur resapan untuk mengurangi air langsung terbuang ke sungai.

"Untuk rencana jangka panjang ini memang butuh biaya cukup besar, jadi yang dilakukan saat ini adalah dengan membuat biopori dan melakukan perluasan resapan air terlebih dahulu agar air hujan menyerap ke tanah atau infiltrasi dan menjadi sumber air tanah sekaligus jadi cadangan air," katanya.

Baca juga: Relokasi bangunan sempadan sungai dalam tahap sosialisasi

Baca juga: Pemkot Bandarlampung kerja sama dengan Pesawaran untuk antisipasi banjir

Baca juga: Gubernur Lampung: Perlu tambahan daerah resapan air untuk cegah banjir


Pewarta : Ruth Intan Sozometa Kanafi
Editor : Satyagraha
Copyright © ANTARA 2025