Bandarlampung (ANTARA) - Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) Provinsi Lampung meminta pengelola tempat wisata yang ada di daerah itu tetap menjaga mutu serta kualitas pelayanan agar pengunjung tidak kecewa.
"Di beberapa lokasi ada tempat wisata yang tutup, ini penyebabnya bukan karena daerahnya sepi, ada jalan tol atau apapun. Tapi, karena pelayanan dan fasilitasnya kurang maksimal," ujar Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) Provinsi Lampung Bobby Irawan di Bandarlampung, Jumat.
Ia mengatakan untuk mencegah adanya tempat wisata yang tutup dan terus menjaga peningkatan jumlah kunjungan wisata daerah, pengelola tempat wisata harus menjaga mutu layanan serta fasilitasnya.
"Seperti di beberapa lokasi wisata, berdasarkan laporan sedikit-sedikit membayar, satu lokasi bisa ada tiga kali pembayaran, ini membuat pengunjung malas datang," katanya.
Menurut dia, dengan adanya peristiwa tersebut dapat menjadi pembelajaran bagi pengelola tempat wisata untuk mengelola tiket masuk menjadi satu pembayaran dengan tarif yang tidak mahal.
"Kalau semua baik, orang tidak jera datang dan pelayanan serta kualitasnya jangan sampai turun. Kalau pelayanan bagus, pasti ada yang datang dan ramai. Harusnya mencontoh pengelolaan di Kabupaten Pesisir Barat, wisata pantai tidak membayar, sebab area publik, kalaupun membayar harus sesuai dengan fasilitas yang diberikan," tambahnya.
Menurut dia, pengelola tempat wisata harus memberikan pelayanan dan fasilitas sesuai dengan apa yang sudah dibayarkan oleh pengunjung agar kunjungan terjadi berkali-kali, tidak hanya sekali.
"Meski pengelolaannya berbayar harus memberikan fasilitas dan pelayanan yang terbaik. Kita harus menjaga kunjungan wisatawan ini bisa berulang agar pertumbuhan sektor pariwisata terjaga. Kalau wisatawan puas pasti mereka akan kembali datang ke tempat wisata itu di periode selanjutnya," ucap dia.
Berdasarkan data Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung, kunjungan wisatawan ke provinsi tersebut hingga Oktober 2024, mencapai 14,7 juta kunjungan dari target yang ditentukan 7,5 juta kunjungan.
Dengan adanya momen libur panjang di akhir tahun, diperkirakan ada penambahan jumlah kunjungan sebanyak tiga juta kunjungan, sehingga perkiraan total kunjungan selama 2024 dapat meningkat menjadi sekitar 17 juta kunjungan.
Ia mengatakan untuk mencegah adanya tempat wisata yang tutup dan terus menjaga peningkatan jumlah kunjungan wisata daerah, pengelola tempat wisata harus menjaga mutu layanan serta fasilitasnya.
"Seperti di beberapa lokasi wisata, berdasarkan laporan sedikit-sedikit membayar, satu lokasi bisa ada tiga kali pembayaran, ini membuat pengunjung malas datang," katanya.
Menurut dia, dengan adanya peristiwa tersebut dapat menjadi pembelajaran bagi pengelola tempat wisata untuk mengelola tiket masuk menjadi satu pembayaran dengan tarif yang tidak mahal.
"Kalau semua baik, orang tidak jera datang dan pelayanan serta kualitasnya jangan sampai turun. Kalau pelayanan bagus, pasti ada yang datang dan ramai. Harusnya mencontoh pengelolaan di Kabupaten Pesisir Barat, wisata pantai tidak membayar, sebab area publik, kalaupun membayar harus sesuai dengan fasilitas yang diberikan," tambahnya.
Menurut dia, pengelola tempat wisata harus memberikan pelayanan dan fasilitas sesuai dengan apa yang sudah dibayarkan oleh pengunjung agar kunjungan terjadi berkali-kali, tidak hanya sekali.
"Meski pengelolaannya berbayar harus memberikan fasilitas dan pelayanan yang terbaik. Kita harus menjaga kunjungan wisatawan ini bisa berulang agar pertumbuhan sektor pariwisata terjaga. Kalau wisatawan puas pasti mereka akan kembali datang ke tempat wisata itu di periode selanjutnya," ucap dia.
Berdasarkan data Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung, kunjungan wisatawan ke provinsi tersebut hingga Oktober 2024, mencapai 14,7 juta kunjungan dari target yang ditentukan 7,5 juta kunjungan.
Dengan adanya momen libur panjang di akhir tahun, diperkirakan ada penambahan jumlah kunjungan sebanyak tiga juta kunjungan, sehingga perkiraan total kunjungan selama 2024 dapat meningkat menjadi sekitar 17 juta kunjungan.
Baca juga: Pemkot minta pengelola wisata di Bandarlampung perhatikan daya tampung
Baca juga: Polisi Turis Pesibar gencar patroli wisata jelang Natal 2024 dan Tahun Baru 2025
Baca juga: Taman Wisata Lembah hijau jadi tempat cocok habiskan libur Natal-Tahun Baru