Bandarlampung (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Lampung melakukan uji coba pengembangan hilirisasi komoditas bawang merah dan cabai dengan bekerja sama bersama kelompok wanita tani (KWT) untuk membentuk diversifikasi pangan.
Baca juga: BI Lampung sebut implementasi pertanian sirkular kuatkan ketahanan pangan
Baca juga: BI Lampung: Inflasi triwulan III turun akibat harga makanan terjaga
Baca juga: BI Lampung sebut daya beli masyarakat Lampung terjaga
"Pada 2024 ini telah dilaksanakan uji coba implementasi hilirisasi komoditas bawang merah dan cabai. Dan model bisnis yang digunakan adalah melalui kerja sama dengan kelompok wanita tani setempat, sebagai bentuk pemberdayaan tenaga kerja," ujar Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung Achmad P Subarkah di Bandarlampung, Sabtu.
Ia mengatakan kerja sama bersama kelompok wanita tani, menjadi salah satu upaya untuk menambah nilai tambah dari produk pertanian klaster binaan.
"Untuk komoditas cabai telah diberikan bantuan dengan sistem irigasi tetes, jadi istri petani masuk dalam kelompok subsistem kelompok wanita tani yang akan membuat diversifikasi dari hasil panen cabai. Sehingga saat panen raya komoditas cabai tidak mengalami penurunan harga yang signifikan dan berpengaruh kepada inflasi," katanya.
Menurut dia, uji coba hilirisasi komoditas cabai tersebut telah dilakukan di Koperasi Bina Mandiri Jaya di Kabupaten Pringsewu, dengan jumlah kelompok wanita tani sebanyak 5 anggota telah membuat produk turunan cabai berupa chili oil, dan bon cabai.
"Bersama BRI mereka sudah difasilitasi pembiayaan sebesar Rp1 miliar, lalu dilakukan pendampingan pengembangan bisnis melalui program subsisten, pelatihan pemasaran digital. Dan rencana pengembangan ke depan akan ada fasilitasi sarana prasaran produksi dan pemasaran, serta penguatan pasar melalui kemitraan dengan pemerintah, BUMD, serta inovasi variasi produk hilir lainnya," ucap dia.
Kemudian kelompok binaan kluster cabai lainnya yakni Gapoktan Harapanku Maju yang ada di Kabupaten Lampung Timur dengan jumlah kelompok wanita tani 18 orang, dan produk yang dihasilkan adalah bon cabai, bubuk cabai, chili oil, dan cabai kering.
"Hal yang sudah dilakukan untuk penguatan ini sama seperti yang di Pringsewu, sedangkan untuk binaan hilirisasi bawang merah ada di Koperasi Kogasera Tani di Kabupaten Lampung Tengah dengan jumlah kelompok wanita tani sebanyak 20 orang dan produk yang dihasilkan adalah bawang goreng," ujar dia.
Menurut dia, uji coba hilirisasi bawang merah tersebut telah difasilitasi pembiayaan bersama Bank Lampung sebesar Rp200 juta, melakukan pendampingan program subsisten, dan pelatihan pemasaran digital.
"Karena bawang ada gradenya maka sisanya dikumpulkan dibuat bawang goreng dan dijual, agar terjadi hilirisasi komoditas bawang merah. Nanti harapannya bisa ada variasi produk dari bawang ini berupa pasta, abon bawang dan produk lainnya yang dapat meningkatkan nilai jual komoditas, menyejahterakan petani sekaligus menjaga inflasi daerah," tambahnya.
Ia mengatakan kerja sama bersama kelompok wanita tani, menjadi salah satu upaya untuk menambah nilai tambah dari produk pertanian klaster binaan.
"Untuk komoditas cabai telah diberikan bantuan dengan sistem irigasi tetes, jadi istri petani masuk dalam kelompok subsistem kelompok wanita tani yang akan membuat diversifikasi dari hasil panen cabai. Sehingga saat panen raya komoditas cabai tidak mengalami penurunan harga yang signifikan dan berpengaruh kepada inflasi," katanya.
Menurut dia, uji coba hilirisasi komoditas cabai tersebut telah dilakukan di Koperasi Bina Mandiri Jaya di Kabupaten Pringsewu, dengan jumlah kelompok wanita tani sebanyak 5 anggota telah membuat produk turunan cabai berupa chili oil, dan bon cabai.
"Bersama BRI mereka sudah difasilitasi pembiayaan sebesar Rp1 miliar, lalu dilakukan pendampingan pengembangan bisnis melalui program subsisten, pelatihan pemasaran digital. Dan rencana pengembangan ke depan akan ada fasilitasi sarana prasaran produksi dan pemasaran, serta penguatan pasar melalui kemitraan dengan pemerintah, BUMD, serta inovasi variasi produk hilir lainnya," ucap dia.
Kemudian kelompok binaan kluster cabai lainnya yakni Gapoktan Harapanku Maju yang ada di Kabupaten Lampung Timur dengan jumlah kelompok wanita tani 18 orang, dan produk yang dihasilkan adalah bon cabai, bubuk cabai, chili oil, dan cabai kering.
"Hal yang sudah dilakukan untuk penguatan ini sama seperti yang di Pringsewu, sedangkan untuk binaan hilirisasi bawang merah ada di Koperasi Kogasera Tani di Kabupaten Lampung Tengah dengan jumlah kelompok wanita tani sebanyak 20 orang dan produk yang dihasilkan adalah bawang goreng," ujar dia.
Menurut dia, uji coba hilirisasi bawang merah tersebut telah difasilitasi pembiayaan bersama Bank Lampung sebesar Rp200 juta, melakukan pendampingan program subsisten, dan pelatihan pemasaran digital.
"Karena bawang ada gradenya maka sisanya dikumpulkan dibuat bawang goreng dan dijual, agar terjadi hilirisasi komoditas bawang merah. Nanti harapannya bisa ada variasi produk dari bawang ini berupa pasta, abon bawang dan produk lainnya yang dapat meningkatkan nilai jual komoditas, menyejahterakan petani sekaligus menjaga inflasi daerah," tambahnya.
Baca juga: BI Lampung sebut implementasi pertanian sirkular kuatkan ketahanan pangan
Baca juga: BI Lampung: Inflasi triwulan III turun akibat harga makanan terjaga
Baca juga: BI Lampung sebut daya beli masyarakat Lampung terjaga