Bandarlampung (ANTARA) - Tim Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) dari Institut Teknologi Sumatera (Itera) melaksanakan kunjungan ke Sekolah Luar Biasa (SLB) Dharma Bakti Dharma Pertiwi Bandarlampung, beberapa waktu lalu.
Kegiatan itu dihadiri oleh Ketua Tim PKM Itera Rudi Setiawan, M.T, dosen Putri Kholida, S.Ds., M.Ds, dari Program Studi Desain Komunikasi Visual dan Nova Resfita, S.T., M.T. dari Program Studi Teknik Biomedis, bersama para mahasiswa. Kedatangan mereka disambut hangat oleh Kepala Sekolah SLB Dharma Bakti Dharma Pertiwi Tukiman beserta jajaran guru.
Dalam kunjungan ini, Tim PKM Itera memperkenalkan alat terapi sensomotorik dan kognitif yang dikembangkan selama tiga bulan oleh dosen dan mahasiswa.
Alat ini dirancang untuk mendukung pembelajaran siswa berkebutuhan khusus di SLB, dengan tujuan meningkatkan kemampuan sensorik, motorik, dan kognitif mereka agar lebih efektif dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitar.
Ketua Tim PKM Rudi Setiawan, M.T., menjelaskan bahwa salah satu alat yang diperkenalkan bernama Swipe Up, mengadopsi konsep permainan interaktif seperti di Timezone, tetapi dimodifikasi untuk menjadi media pembelajaran yang membantu integrasi sensorik dan motorik siswa.
“Kami berharap teknologi ini dapat memberikan dampak positif bagi kesehatan kognitif dan motorik siswa, serta mendukung perkembangan mereka dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari,” ujar Rudi.
Lebih lanjut, Rudi menjelaskan bahwa terapi sensomotorik dirancang untuk membantu individu dengan kesulitan fungsi sensorik dan motorik. Terapi ini fokus pada pengolahan informasi sensorik, seperti sentuhan, suara, dan penglihatan, sambil meningkatkan koordinasi dan keseimbangan tubuh. Terapi kognitif yang disediakan juga bertujuan melatih kemampuan berpikir dan memori siswa.
Kepala Sekolah SLB Dharma Bakti Dharma Pertiwi Tukiman mengucapkan terima kasih atas sumbangsih Tim PKM Itera.
“Alat-alat ini sangat bermanfaat bagi perkembangan dan pembelajaran anak-anak berkebutuhan khusus, serta akan mendukung proses belajar mereka,” ungkap Tukiman.
Ia berharap kolaborasi ini terus berlanjut untuk memajukan pendidikan siswa berkebutuhan khusus.
Baca juga: Itera berdayakan masyarakat Pulau Pahawang kembangkan ekowisata berkelanjutan
Baca juga: Itera perkuat strategi pencegahan kekerasan seksual di kampus
Kegiatan itu dihadiri oleh Ketua Tim PKM Itera Rudi Setiawan, M.T, dosen Putri Kholida, S.Ds., M.Ds, dari Program Studi Desain Komunikasi Visual dan Nova Resfita, S.T., M.T. dari Program Studi Teknik Biomedis, bersama para mahasiswa. Kedatangan mereka disambut hangat oleh Kepala Sekolah SLB Dharma Bakti Dharma Pertiwi Tukiman beserta jajaran guru.
Dalam kunjungan ini, Tim PKM Itera memperkenalkan alat terapi sensomotorik dan kognitif yang dikembangkan selama tiga bulan oleh dosen dan mahasiswa.
Alat ini dirancang untuk mendukung pembelajaran siswa berkebutuhan khusus di SLB, dengan tujuan meningkatkan kemampuan sensorik, motorik, dan kognitif mereka agar lebih efektif dalam berinteraksi dengan lingkungan sekitar.
Ketua Tim PKM Rudi Setiawan, M.T., menjelaskan bahwa salah satu alat yang diperkenalkan bernama Swipe Up, mengadopsi konsep permainan interaktif seperti di Timezone, tetapi dimodifikasi untuk menjadi media pembelajaran yang membantu integrasi sensorik dan motorik siswa.
“Kami berharap teknologi ini dapat memberikan dampak positif bagi kesehatan kognitif dan motorik siswa, serta mendukung perkembangan mereka dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari,” ujar Rudi.
Lebih lanjut, Rudi menjelaskan bahwa terapi sensomotorik dirancang untuk membantu individu dengan kesulitan fungsi sensorik dan motorik. Terapi ini fokus pada pengolahan informasi sensorik, seperti sentuhan, suara, dan penglihatan, sambil meningkatkan koordinasi dan keseimbangan tubuh. Terapi kognitif yang disediakan juga bertujuan melatih kemampuan berpikir dan memori siswa.
Kepala Sekolah SLB Dharma Bakti Dharma Pertiwi Tukiman mengucapkan terima kasih atas sumbangsih Tim PKM Itera.
“Alat-alat ini sangat bermanfaat bagi perkembangan dan pembelajaran anak-anak berkebutuhan khusus, serta akan mendukung proses belajar mereka,” ungkap Tukiman.
Ia berharap kolaborasi ini terus berlanjut untuk memajukan pendidikan siswa berkebutuhan khusus.
Baca juga: Itera berdayakan masyarakat Pulau Pahawang kembangkan ekowisata berkelanjutan
Baca juga: Itera perkuat strategi pencegahan kekerasan seksual di kampus