Bandarlampung (ANTARA) - Gubernur Lampung Arinal Djunaidi mengatakan pelaksanaan pola tanam intercropping atau tumpang sari tanaman kopi dan lada menjadi upaya meningkatkan produktivitas komoditas unggulan lokal itu.

"Inovasi penggunaan pola tanam tumpang sari antara kopi dan lada ini dilakukan dalam rangka meningkatkan produksi, serta produktivitas usaha tani," ujar Arinal Djunaidi berdasarkan keterangannya di Bandarlampung, Jumat.

Ia mengatakan salah satu lahan pertanian yang tengah dikembangkan menggunakan pola tumpang sari atau intercropping tersebut ada di Pekon Sinar Jaya Kabupaten Lampung Barat.

"Komoditas kopi dan lada merupakan komoditas unggulan Provinsi Lampung, dengan inovasi ini jadi upaya meningkatkan kembali. Dan diharapkan dapat memaksimalkan produksi dan produktivitas kebun. Sehingga dapat menambah pendapatan petani," katanya.

Dia menjelaskan jenis tanaman lada yang digunakan untuk tumpang sari dengan kopi tersebut menggunakan bibit lada sambung Melada dengan varietas lokal yaitu lada Natar I yang dikembangkan oleh Universitas Lampung.

"Bibit lada ini punya keunggulan tahan terhadap penyakit phytophthora atau penyakit busuk pangkal batang yang menjadi masalah utama budidaya lada, harapannya ini bisa meningkat produktivitas," ucap dia.

Menurut dia, saat ini umur lada sambung yang telah dikembangkan di Kabupaten Lampung Barat kurang lebih berumur satu tahun dan dapat mulai dipanen saat berumur dua tahun.

"Selain lada, Lampung juga merupakan sentra penghasil kopi terbesar kedua di Indonesia. Dan berdasarkan data statistik perkebunan Provinsi Lampung 2022 perkebunan kopi disini memiliki luas sebesar 155.165 hektare dan memiliki kapasitas produksi mencapai 113.739 ton yang seluruhnya dikelola rakyat. Untuk ekspor kopi robusta di 2022 sebesar 283.814 ton dengan nilai 536 juta dolar Amerika Serikat," ujar dia.

Ia melanjutkan di Provinsi Lampung ada tiga kabupaten terbesar penghasil kopi, dan yang terbesar ada di Kabupaten Lampung Barat dengan jumlah produksi mencapai 55.080 ton.

"Selain menggunakan pola tanam tumpang sari lada dan kopi, ada beberapa program utama pembangunan sub sektor perkebunan dengan sasaran peningkatan kesejahteraan masyarakat, antara lain penggunaan kartu tani serta revitalisasi lada," tambahnya.

Kemudian, ada juga upaya dalam meningkatkan daya saing kopi, kakao dan komoditas unggul lainnya. Serta mencegah dan memberantas peredaran pupuk palsu.

"Semoga pembangunan sub sektor perkebunan di Provinsi Lampung dapat terus meningkat, baik produksi dan produktivitasnya. Sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani dan peningkatan nilai ekspor," kata dia lagi.

Baca juga: Gubernur Lampung Arinal kembangkan investasi sektor kelautan di Pesisir Barat

Baca juga: Gubernur lakukan restocking 40 ribu benih ikan di Lampung Utara

Baca juga: Arinal: Pembangunan hotel dapat majukan sektor pariwisata

Pewarta : Ruth Intan Sozometa Kanafi
Editor : Satyagraha
Copyright © ANTARA 2024