Bandarlampung (ANTARA) - Masyarakat desa di Provinsi Lampung menerima edukasi pentingnya peduli perubahan iklim serta pembentukan program kampung iklim (Proklim).
"Selain melakukan edukasi telah dibuat pula Pokja adaptasi perubahan iklim yang responsif terhadap gender, dari kegiatan ini telah menghasilkan rencana aksi iklim salah satunya pelaksanaan program kampung iklim," katanya.
Dia melanjutkan saat ini desa-desa tersebut telah memiliki peraturan desa yang mengatur tentang adaptasi perubahan iklim.
"Desa Tegal Yoso dan Tulus Rejo yang didampingi ini telah menjadi desa Proklim yang kemudian didampingi lebih intensif oleh dinas lingkungan hidup dan mitra swasta. Dan kegiatan dilanjutkan dengan kolaborasi dengan akademisi sehingga ada kajian kerentanan dan kapasitas komunitas yang lebih baik karena disana rentan kekeringan dan pertaniannya mudah terserang penyakit," ucapnya.
Menurut dia, dengan bekerja sama bersama BMKG pun akan dilakukan pendampingan kepada petani untuk mengatasi perubahan iklim melalui program sekolah lapang iklim.
Sementara itu, Pendamping Desa Tegal Yoso, Restu mengatakan pendampingan dalam melaksanakan program ketahanan pangan terutama atas dampak perubahan iklim perlu dilakukan karena banyak masyarakat, pendamping desa hingga perangkat desa yang masih kurang memahami tentang program kampung iklim.
Ia melanjutkan perlu juga upaya pengalokasian dana desa untuk mendukung program adaptasi perubahan iklim di desa.
"Ternyata perubahan iklim berkaitan dengan ketahanan pangan, jadi kalau bisa ada penggunaan dana desa yang diarahkan untuk kegiatan program kampung iklim sehingga warga desa juga bisa menjaga iklim supaya pangan terjaga," ujar dia lagi.
Pemerintah Provinsi Lampung mentargetkan sebanyak 25 persen dari total desa se-Lampung yang berjumlah 2.654 desa atau sebanyak 664 desa bisa menjadi kampung iklim. Pada pertengahan tahun 2023 telah ada 60 desa yang menjadi kampung iklim dari sebelumnya pada 2022 hanya 26 desa.
"Bersama dengan pemerintah daerah,yakni dinas lingkungan hidup dan mitra swasta telah dilakukan kegiatan edukasi tentang perubahan iklim bagi masyarakat desa di Lampung," ujar Koordinator Program Voice for Inclusiveness Climate Resilience Action Yayasan Konservasi Way Seputih (YKWS), Isyanto berdasarkan keterangannya di Bandarlampung, Jumat.
Ia mengatakan edukasi sekaligus diskusi mengenai dampak perubahan iklim di sektor pertanian desa dilakukan sejak 2022 di Desa Tulus Rejo dan Tegal Yoso.
"Selain melakukan edukasi telah dibuat pula Pokja adaptasi perubahan iklim yang responsif terhadap gender, dari kegiatan ini telah menghasilkan rencana aksi iklim salah satunya pelaksanaan program kampung iklim," katanya.
Dia melanjutkan saat ini desa-desa tersebut telah memiliki peraturan desa yang mengatur tentang adaptasi perubahan iklim.
"Desa Tegal Yoso dan Tulus Rejo yang didampingi ini telah menjadi desa Proklim yang kemudian didampingi lebih intensif oleh dinas lingkungan hidup dan mitra swasta. Dan kegiatan dilanjutkan dengan kolaborasi dengan akademisi sehingga ada kajian kerentanan dan kapasitas komunitas yang lebih baik karena disana rentan kekeringan dan pertaniannya mudah terserang penyakit," ucapnya.
Menurut dia, dengan bekerja sama bersama BMKG pun akan dilakukan pendampingan kepada petani untuk mengatasi perubahan iklim melalui program sekolah lapang iklim.
Sementara itu, Pendamping Desa Tegal Yoso, Restu mengatakan pendampingan dalam melaksanakan program ketahanan pangan terutama atas dampak perubahan iklim perlu dilakukan karena banyak masyarakat, pendamping desa hingga perangkat desa yang masih kurang memahami tentang program kampung iklim.
Ia melanjutkan perlu juga upaya pengalokasian dana desa untuk mendukung program adaptasi perubahan iklim di desa.
"Ternyata perubahan iklim berkaitan dengan ketahanan pangan, jadi kalau bisa ada penggunaan dana desa yang diarahkan untuk kegiatan program kampung iklim sehingga warga desa juga bisa menjaga iklim supaya pangan terjaga," ujar dia lagi.
Pemerintah Provinsi Lampung mentargetkan sebanyak 25 persen dari total desa se-Lampung yang berjumlah 2.654 desa atau sebanyak 664 desa bisa menjadi kampung iklim. Pada pertengahan tahun 2023 telah ada 60 desa yang menjadi kampung iklim dari sebelumnya pada 2022 hanya 26 desa.