Lampung Selatan (ANTARA) - Tim Pencarian dan Pertolongan (SAR) gabungan berhasil menyelamatkan enam anak buah kapal (ABK) nelayan yang tenggelam di perairan Lampung Selatan pada Kamis.

ANTARA melaporkan dari lokasi pada Kamis siang, para korban kapal nelayan yang tenggelam itu tiba di dermaga Bom Kalianda disambut oleh keluarga mereka serta masyarakat sekitar.

Kepala Pos SAR Basarnas Bakauheni Febri Yanda di Kalianda mengatakan, pihaknya bersama Tim SAR gabungan TNI/Polri berhasil mengevakuasi korban kapal tenggelam dengan selamat di perairan Pulau Sebuku, Kabupaten Lampung Selatan.

"Alhamdulillah keenam korban berhasil kita evakuasi dengan selamat di perairan Pulau Sebuku, dan pada pukul 12.00 WIB para korban tiba di Dermaga Bom Kalianda untuk dibawa ke rumah sakit Bob Bazar," katanya.

Ia menjelaskan, kronologi kejadian bermula pada hari Rabu tanggal (03/01) mereka berangkat pergi untuk mencari ikan di laut, dan pukul 20.00 WIB, kapal tersebut mengalami kecelakaan laut.

"Jadi para nelayan berangkat pergi melaut menuju arah Sebuku sekitar pukul 08.00 WIB, dan sekitar jam 22.00 WIB, kapal dihantam ombak besar dan pecah serta tenggelam," katanya.

Kemudian pada hari Kamis (04/01) Tim SAR menerima laporan dari ketua HNSI Lampung Selatan, bahwa ada anggota nelayan yang mengalami kecelakaan laut dan membutuhkan pertolongan.

Febri juga mengatakan, pihaknya langsung berkoordinasi dengan TNI/Polri serta nelayan setempat untuk melakukan pencarian, penyelamatan, dan penjemputan kepada para korban.

"Para nelayan itu berasal dari Lampung Selatan, untuk cuaca di laut saat ini sudah kita prediksi kadang badai, ombak besar," katanya.

Selanjutnya Kasat Polairud Polres Lampung Selatan Iptu Fathul Arif mengimbau kepada seluruh nelayan untuk tetap waspada terhadap cuaca di laut, dan agar tetap memakai perlengkapan keselamatan.

"Untuk nelayan yang saat ini melaut, cuaca terkadang tidak menentu, kadang hujan dan angin kencang. Diharapkan untuk nelayan yang melaut lebih berhati-hati, serta kami menyarankan untuk tetap memakai baju pelampung saat melaut," kata Iptu Fathul Arif.

Salah satu korban, Carimin (60) mengatakan, dirinya bersama ABK lainnya berjuang bersama-sama untuk menyelamatkan diri saat kapal tersebut tenggelam.

"Iya waktu pas tenggelam dari jam 20.00 WIB, itu kami di perahu, lalu kapalnya tenggelam, dan kami saling mengikatkan diri satu sama lain agar tidak mencar dan untuk berjuang menyelamatkan," kata Carimin.

Keenam korban kapal tenggelam tersebut adalah Nahkoda Carimin (60), kemudian para ABK Iwan, Nawi, Putra, Ari, dan Amir.


Pewarta : Riadi Gunawan
Editor : Agus Wira Sukarta
Copyright © ANTARA 2024