Bandarlampung (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung menyatakan bahwa dengan adanya pelaksanaan Nemui Nyimah Fest menjadi simbol kebersamaan masyarakat di tengah keragaman identitas di daerahnya.
"Nemui Nyimah ini bila diartikan adalah kebersamaan, sehingga dilaksanakannya festival ini jadi bentuk komitmen pemerintah membangun kebersamaan masyarakat Lampung yang memiliki aneka ragam identitas, suku, dan agama," ujar Sekretaris Daerah Provinsi Lampung Fahrizal Darminto di Bandarlampung, Sabtu.
Ia mengatakan selain menjadi simbol kebersamaan pelaksanaan Nemui Nyimah Fest juga menjadi upaya pemerintah daerah untuk memupuk rasa cinta akan kebudayaan Lampung dengan dilaksanakannya berbagai pentas serta lomba kebudayaan salah satunya lomba gitar klasik Lampung dan cetik Lampung.
"Dengan diadakannya festival yang berlangsung pada 16-20 November ini juga menjadi salah satu bentuk menarik minat masyarakat untuk berwisata ke Lampung, karena akan dipamerkan berbagai destinasi yang ada disini," ucapnya.
Dia menjelaskan dalam upaya meningkatkan perkembangan sektor pariwisata Lampung, pemerintah daerah pun terus berupaya menghadirkan berbagai kegiatan dan festival di daerahnya.
"Ada dua arah kerja pembangunan pariwisata Lampung yang pertama adalah pembangunan desa wisata berbasis komunitas dan masyarakat, seperti desa wisata Pahawang, Kelawi, dan Rigis Jaya yang sudah di dampingi hingga meraih prestasi tingkat nasional," ujarnya.
Selanjutnya mendorong investasi pariwisata berbasis korporasi dan padat modal seperti adanya Kawasan Pariwisata Terintegrasi Bakauheni Harbour City.
"Jadi festival ini tidak hanya menjadi kegiatan semata melainkan jadi sarana promosi budaya, mempererat kebersamaan antar masyarakat, hingga menarik kunjungan wisatawan untuk hadir sekaligus menghabiskan waktu liburan di berbagai destinasi wisata di Lampung," ucap dia.
Tanggapan serupa dikatakan oleh Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung Bobby Irawan.
"Kegiatan Nemui Nyimah Fest ini adalah interpretasi falsafah Piil Pesenggiri orang Lampung. Jadi kita berupaya membuat masyarakat mencintai serta bangga terhadap budaya Lampung," ucapnya.
Menurut dia, festival budaya yang berlangsung selama 11 hari tersebut mentargetkan anak muda sebagai partisipan.
"Festival budaya yang berisikan berbagai kegiatan budaya dan kuliner jadi ini jadi usaha membangkitkan kebanggaan anak muda terhadap budaya Lampung, sekaligus menjadi agen promosi pariwisata disini," ucapnya.*
"Nemui Nyimah ini bila diartikan adalah kebersamaan, sehingga dilaksanakannya festival ini jadi bentuk komitmen pemerintah membangun kebersamaan masyarakat Lampung yang memiliki aneka ragam identitas, suku, dan agama," ujar Sekretaris Daerah Provinsi Lampung Fahrizal Darminto di Bandarlampung, Sabtu.
Ia mengatakan selain menjadi simbol kebersamaan pelaksanaan Nemui Nyimah Fest juga menjadi upaya pemerintah daerah untuk memupuk rasa cinta akan kebudayaan Lampung dengan dilaksanakannya berbagai pentas serta lomba kebudayaan salah satunya lomba gitar klasik Lampung dan cetik Lampung.
"Dengan diadakannya festival yang berlangsung pada 16-20 November ini juga menjadi salah satu bentuk menarik minat masyarakat untuk berwisata ke Lampung, karena akan dipamerkan berbagai destinasi yang ada disini," ucapnya.
Dia menjelaskan dalam upaya meningkatkan perkembangan sektor pariwisata Lampung, pemerintah daerah pun terus berupaya menghadirkan berbagai kegiatan dan festival di daerahnya.
"Ada dua arah kerja pembangunan pariwisata Lampung yang pertama adalah pembangunan desa wisata berbasis komunitas dan masyarakat, seperti desa wisata Pahawang, Kelawi, dan Rigis Jaya yang sudah di dampingi hingga meraih prestasi tingkat nasional," ujarnya.
Selanjutnya mendorong investasi pariwisata berbasis korporasi dan padat modal seperti adanya Kawasan Pariwisata Terintegrasi Bakauheni Harbour City.
"Jadi festival ini tidak hanya menjadi kegiatan semata melainkan jadi sarana promosi budaya, mempererat kebersamaan antar masyarakat, hingga menarik kunjungan wisatawan untuk hadir sekaligus menghabiskan waktu liburan di berbagai destinasi wisata di Lampung," ucap dia.
Tanggapan serupa dikatakan oleh Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung Bobby Irawan.
"Kegiatan Nemui Nyimah Fest ini adalah interpretasi falsafah Piil Pesenggiri orang Lampung. Jadi kita berupaya membuat masyarakat mencintai serta bangga terhadap budaya Lampung," ucapnya.
Menurut dia, festival budaya yang berlangsung selama 11 hari tersebut mentargetkan anak muda sebagai partisipan.
"Festival budaya yang berisikan berbagai kegiatan budaya dan kuliner jadi ini jadi usaha membangkitkan kebanggaan anak muda terhadap budaya Lampung, sekaligus menjadi agen promosi pariwisata disini," ucapnya.*