Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Hedy Rahadian mengatakan pembangunan infrastruktur jalan tol sejak Januari hingga Oktober 2023 telah mencapai 217,8 kilometern (km) di seluruh Indonesia.

"Ruas jalan tol yang telah selesai dibangun pada tahun 2023 meliputi Jalan Tol Cisumdawu Seksi 1—3, Jalan Tol Cibitung-Cilincing (Seksi Telaga Asih-Taruma Jaya), Jalan Tol Sigli-Banda Aceh Seksi 2," kata Hedy dalam keterangan di Jakarta, Kamis (16/11).

Hedy mengemukakan bahwa pembangunan jalan tol yang terealisasi hingga Oktober 2023, yakni untuk ruas Jalan Tol Binjai-Langsa (Seksi Binjai-Stabat), Jalan Tol Lubuklinggau-Curup-Bengkulu (Seksi Bengkulu-Taba Penanjung), Jalan Tol Pekanbaru-Padang (Seksi Pekanbaru-Bangkinang), dan Jalan Tol Manado-Bitung.

Selain itu, kata Hedy, ruas jalan tol yang statusnya on going atau masih dalam proses konstruksi pada tahun ini meliputi Jalan Tol Ibu Kota Nusantara, Jalan Tol Serpong-Balaraja Seksi 1B, dan Jalan Tol Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Parapat Seksi 1—2.

Secara keseluruhan,dalam rentang waktu 2020—Oktober 2023, Kementerian PUPR telah membangun Infrastruktur jalan tol beroperasi sepanjang 728,85 km. Dengan perincian, pada tahun 2020—2022 sepanjang 511,11 km, dan capaian hingga Oktober 2023 sepanjang 217,8 km.

Ditjen Bina Marga Kementerian PUPR, lanjut Hedy, terus berupaya mempercepat pembangunan sejumlah jalan, jembatan, serta jalan tol di berbagai daerah di Indonesia untuk meningkatkan konektivitas antardaerah dan meningkatkan perekonomian masyarakat.Ditjen Bina Marga juga berkomitmen untuk melaksanakan major project sesuai dengan amanat Perpres 18 Tahun 2020 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020—2024 dan mengelola proyek-proyek regular dan penugasan.

 

Pada tahun 2023, Ditjen Bina Marga memiliki alokasi anggaran sebesar Rp49,31 triliun. Hal ini mengingat terdapat beberapa proyek penugasan baru dan penyelesaian proyek beras. Maka, sampai November 2023 alokasi anggaran bertambah secara bertahap menjadi Rp78,96 triliun.

Penambahan tersebut berkaitan dengan penyelesaian proyek-proyek penugasan lainnya seperti IKN, Kawasan Industri Terpadu Batang, Penanganan Bencana Cianjur sebesar Rp1,4 triliun, dukungan konstruksi Jalan Tol Transsumatera sebesar Rp2,490 triliun, Inpres Jalan Daerah sebesar Rp14,64 triliun, Luncuran Surat Berharga Syariah Negara sebesar Rp1,58 triliun, Luncuran dan Percepatan PHLN Rp2,70 triliun, dan LMAN Rp6,37 triliun.

"Hingga saat ini (14 November 2023), Ditjen Bina Marga telah menyerap dana sebesar Rp47,66 triliun, yaitu sekitar 60,36 persen atau lebih dari setengah total anggaran yang dialokasikan dengan progres fisik sebesar 71,42 persen," kata Hedy.

Hedy menekankan Ditjen Bina Marga akan terus menyelesaikan amanat Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) hingga akhir tahun 2024.

Infrastruktur dalam RPJMN 2024, antara lain, jalur Pantai Selatan Jawa, perbatasan pada Kalimantan dan Papua, dukungan Ibu Kota Negara (IKN), dukungan jalan dan jembatan terhadap 5 Destinasi Pariwisata Super Prioritas, dukungan jalan dan jembatan pada Pulau 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal), dan jalan dan jembatan Trans Papua-Papua Barat, serta penyelesaian jalan tol Transsumatera bersama BPJT.

Selain itu, Ditjen Bina Marga juga berupaya untuk melakukan percepatan peningkatan konektivitas Jalan Daerah melalui Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2023.


Pewarta : Indra Arief Pribadi
Editor : Edy Supriyadi
Copyright © ANTARA 2024