Jakarta (ANTARA) - Penyanyi legendaris Indonesia Titiek Puspa mengakui bahwa dirinya merasakan "kehadiran" sosok maestro musik dan Pahlawan Nasional Wage Rudolf (WR) Soepratman kala menyaksikan pergelaran konser bertajuk "Peluncuran Album Perdana Lagu-lagu Ciptaan WR Soepratman" di Gedung Sapta Pesona Jakarta, Jumat malam.
Pada kesempatan tersebut, Titiek Puspa secara gamblang mengutarakan perasaannya ketika kali pertama menikmati suguhan konser menampilkan cicit buyut Ngadini Soepratini yang merupakan kakak kandung WR Soepratman yaitu Antea Putri Turk dengan iringan musik orkestra.
"Hormat saya kepada terhormat, terhebat, termulia Bapak Wage Rudolf Soepratman. Saya tadi seperti 'dibelai' beliau karena saya bicara dalam hati bahwa saya bangga kepada dia. Saya merasa seperti dipeluk, Bapak 'datang', saya bangga sekali, dan itu mungkin perasaan saya sendiri," ujar Titiek Puspa dengan suara tertahan.
Dia lantas melanjutkan bahwa WR Soepratman adalah sosok pejuang pada masa ketika membuat sebuah lagu adalah hal yang dianggap sangat sepele. Tetapi saat zaman bergulir, semua orang Indonesia kini selalu berdiri dan memberikan penghormatan tinggi ketika lagu "Indonesia Raya" dimainkan.
Cicit buyut Ngadini Soepratini yang merupakan kakak kandung WR Soepratman yaitu Antea Putri Turk tampil dengan iringan musik orkestra dalam konser bertajuk "Peluncuran Album Perdana Lagu-lagu Ciptaan WR Soepratman" di Gedung Sapta Pesona Jakarta, Jumat (10/11). (ANTARA/Ahmad Faishal)
"Zaman itu, orang bisa bikin lagu itu kalau nggak orang gila, keturunan dewa, atau temannya setan. Jadi, saya kalau mendengar lagu 'Indonesia Raya' badan dan semua darah saya seperti mendidih. Begitulah, apa yang beliau tulis dapat mempengaruhi jiwa raga lahir batin saya," tutur Titiek.
Lebih lanjut penyanyi berusia 86 tahun itu kemudian melakukan konfirmasi perihal penggunaan nama "Rudolf" milik WR Soepratman kepada pihak keluarga besar sang maestro.
"Kenapa pakai nama Rudolf? Wage orang Jawa, Soepratman orang Jawa, tapi kenapa pakai Rudolf? Katanya kalau nggak pakai Rudolf ternyata nggak bisa bersekolah di tempat Belanda. Betul itu? Nah, jadi pakai Rudolf karena ingin sekolah di tempat yang bagus. Tidak apa-apa, Pak. Sekarang sekolah Bapak sudah paling bagus di sana dan hormat, bangga, cinta kami semua bangsa Indonesia bagimu," imbuh dia.
Konser "Peluncuran Album Perdana Lagu-lagu Ciptaan WR Soepratman" yang telah disetujui sebagai prestasi kebanggaan nasional dan dicatat sebagai rekor MURI tersebut secara khusus menampilkan Antea Putri Turk yang membawakan sebanyak 12 lagu karya WR Soepratman di antaranya "Indonesia Raya" versi asli 3 stanza, "Dari Barat Sampai ke Timur", "Matahari Terbit", "Pahlawan Merdeka", hingga "Ibu Kita Kartini".
"Terima kasih kepada seluruh keluarga yang telah mau berbuat sesuatu hingga lagu-lagu yang terserak dapat dikumpulkan lagi. Mudah-mudahan itu semua nanti bisa menjadi lagu kebanggaan kita semua. Tuhan selalu memberkahi, sembahlah Yang di Atas, peluklah yang di bawah. Amin," tutup Titiek Puspa.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Titiek Puspa: Saya merasa dipeluk dan dibelai oleh WR Soepratman
Pada kesempatan tersebut, Titiek Puspa secara gamblang mengutarakan perasaannya ketika kali pertama menikmati suguhan konser menampilkan cicit buyut Ngadini Soepratini yang merupakan kakak kandung WR Soepratman yaitu Antea Putri Turk dengan iringan musik orkestra.
"Hormat saya kepada terhormat, terhebat, termulia Bapak Wage Rudolf Soepratman. Saya tadi seperti 'dibelai' beliau karena saya bicara dalam hati bahwa saya bangga kepada dia. Saya merasa seperti dipeluk, Bapak 'datang', saya bangga sekali, dan itu mungkin perasaan saya sendiri," ujar Titiek Puspa dengan suara tertahan.
Dia lantas melanjutkan bahwa WR Soepratman adalah sosok pejuang pada masa ketika membuat sebuah lagu adalah hal yang dianggap sangat sepele. Tetapi saat zaman bergulir, semua orang Indonesia kini selalu berdiri dan memberikan penghormatan tinggi ketika lagu "Indonesia Raya" dimainkan.
"Zaman itu, orang bisa bikin lagu itu kalau nggak orang gila, keturunan dewa, atau temannya setan. Jadi, saya kalau mendengar lagu 'Indonesia Raya' badan dan semua darah saya seperti mendidih. Begitulah, apa yang beliau tulis dapat mempengaruhi jiwa raga lahir batin saya," tutur Titiek.
Lebih lanjut penyanyi berusia 86 tahun itu kemudian melakukan konfirmasi perihal penggunaan nama "Rudolf" milik WR Soepratman kepada pihak keluarga besar sang maestro.
"Kenapa pakai nama Rudolf? Wage orang Jawa, Soepratman orang Jawa, tapi kenapa pakai Rudolf? Katanya kalau nggak pakai Rudolf ternyata nggak bisa bersekolah di tempat Belanda. Betul itu? Nah, jadi pakai Rudolf karena ingin sekolah di tempat yang bagus. Tidak apa-apa, Pak. Sekarang sekolah Bapak sudah paling bagus di sana dan hormat, bangga, cinta kami semua bangsa Indonesia bagimu," imbuh dia.
Konser "Peluncuran Album Perdana Lagu-lagu Ciptaan WR Soepratman" yang telah disetujui sebagai prestasi kebanggaan nasional dan dicatat sebagai rekor MURI tersebut secara khusus menampilkan Antea Putri Turk yang membawakan sebanyak 12 lagu karya WR Soepratman di antaranya "Indonesia Raya" versi asli 3 stanza, "Dari Barat Sampai ke Timur", "Matahari Terbit", "Pahlawan Merdeka", hingga "Ibu Kita Kartini".
"Terima kasih kepada seluruh keluarga yang telah mau berbuat sesuatu hingga lagu-lagu yang terserak dapat dikumpulkan lagi. Mudah-mudahan itu semua nanti bisa menjadi lagu kebanggaan kita semua. Tuhan selalu memberkahi, sembahlah Yang di Atas, peluklah yang di bawah. Amin," tutup Titiek Puspa.
Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Titiek Puspa: Saya merasa dipeluk dan dibelai oleh WR Soepratman