Kota Bengkulu (ANTARA) - Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu mendeteksi sebanyak 2.309 orang terinfeksi kasus Tuberculosis (TBC) di seluruh wilayah Bengkulu sejak Januari hingga Agustus 2023.
"Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu mencatat 2.309 warga di Bengkulu terdeteksi terkena penyakit TBC," kata Kepala Dinkes Provinsi Bengkulu Herwan Antoni saat di konfirmasi di Kota Bengkulu, Sabtu.
Untuk kasus TBC di Provinsi Bengkulu terbanyak berada di Kota Bengkulu yaitu 878 orang dan Kabupaten Rejang Lebong berjumlah 280 orang.
Ia menyebutkan, dari jumlah temuan kasus baru penyakit TBC yang ditemukan serta diobati sebanyak 1.722 kasus dan tingginya angka kasus tersebut disebabkan karena penularan penyakit yang cepat.
"Dinkes memastikan tim kesehatan terus melakukan skrining terhadap warga yang berada di wilayah adanya temuan kasus. Selain itu guna menekan adanya temuan kasus baru/ warga diminta menjaga kebersihan lingkungan," ujarnya.
Oleh karena itu, Herwan mengimbau agar masyarakat memiliki kesadaran diri untuk memeriksa kondisi kesehatan, sehingga cepat mendapat penanganan TBC sebab dirinya memastikan obat-obatan penyakit ini bisa didapati secara gratis.
Sebelumnya, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Bengkulu Sri Martiana menyebutkan, tingginya kasus TBC di Kota Bengkulu disebabkan karena banyak warga yang telah memiliki gejala batuk lebih dari dua minggu namun tidak diperiksa di fasilitas kesehatan terdekat.
Serta faktor rokok, kurangnya pencahayaan di rumah, namun saat ini angka kematian akibat tuberkulosis di Bengkulu masih rendah.
Padahal, tim kesehatan Kota Bengkulu terus melakukan deteksi dini dengan melakukan pemeriksaan dan membawa alat-alat kesehatan seperti pot dahak untuk diperiksa namun, masyarakat tidak ingin diperiksa.
Oleh karena itu, kata Sri, dalam menekan angka penyebaran TBC di Kota Bengkulu, pihaknya terus melakukan edukasi dan penyuluhan yang bekerjasama dengan yayasan maupun puskesmas yang ada di Bengkulu.
Untuk gejala penyakit TBC yaitu batuk lebih dari dua pekan, demam menggigil dan kurangnya nafsu makan.
"Jika ada warga maupun anggota keluarga yang memiliki gejala TBC agar segera dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat agar penyakit yang diderita dapat disembuhkan cepat," ujar dia.
Sebelumnya, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Bengkulu Sri Martiana menyebutkan, tingginya kasus TBC di Kota Bengkulu disebabkan karena banyak warga yang telah memiliki gejala batuk lebih dari dua minggu namun tidak diperiksa di fasilitas kesehatan terdekat.
Serta faktor rokok, kurangnya pencahayaan di rumah, namun saat ini angka kematian akibat tuberkulosis di Bengkulu masih rendah.
Padahal, tim kesehatan Kota Bengkulu terus melakukan deteksi dini dengan melakukan pemeriksaan dan membawa alat-alat kesehatan seperti pot dahak untuk diperiksa namun, masyarakat tidak ingin diperiksa.
Oleh karena itu, kata Sri, dalam menekan angka penyebaran TBC di Kota Bengkulu, pihaknya terus melakukan edukasi dan penyuluhan yang bekerjasama dengan yayasan maupun puskesmas yang ada di Bengkulu.
Untuk gejala penyakit TBC yaitu batuk lebih dari dua pekan, demam menggigil dan kurangnya nafsu makan.
"Jika ada warga maupun anggota keluarga yang memiliki gejala TBC agar segera dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat agar penyakit yang diderita dapat disembuhkan cepat," ujar dia.