Bandarlampung (ANTARA) - Omzet pelaku usaha keripik Shinta yang berdiri sejak tahun 2005 hingga saat ini bisa mencapai Rp20 juta per hari.
Berdasarkan liputan ANTARA Biro Lampung, Senin, menunjukkan keripik Shinta yang beralamat di Jalan PU Bandarlampung yang merupakan sentra oleh oleh khas Lampung berupa keripik pisang, singkong, cindera mata dan lainnya itu selama 18 tahun berdiri omzetnya terus naik.
Siti salah satu karyawan Keripik Shinta menjelaskan
untuk harga keripik yang dijual di Keripik Shinta mulai dari Rp15.000 per 250 gram sampai dengan Rp60.000 per kilogram.
“Paling ramai omzet bisa sampai Rp20 juta per hari kalau ada kunjungan atau wisatawan dari luar daerah, “ ujarnya.
Kunjungan dari luar daerah ini biasanya dari Jakarta, Bandung , Yogyakarta, dan daerah - daerah lainnya. Kunjungan dari luar daerah ini sangat menguntungkan bagi Keripik Shinta.
“Kalau saat kunjungan biasa terjual puluhan bahkan ratusan produk kami” ujar Siti.
Namun di saat pandemi lalu usaha Keripik Shinta juga ikut terdampak. Salah satu dampaknya yaitu banyak karyawan yang dirumahkan atau pengurangan karyawan.
Setelah pandemi berakhir omzet dan daya beli masyarakat kembali normal. Siti juga menambahkan bahwa sekarang Keripik Shinta sudah seramai sebelum adanya COVID-19.
Berdasarkan liputan ANTARA Biro Lampung, Senin, menunjukkan keripik Shinta yang beralamat di Jalan PU Bandarlampung yang merupakan sentra oleh oleh khas Lampung berupa keripik pisang, singkong, cindera mata dan lainnya itu selama 18 tahun berdiri omzetnya terus naik.
Siti salah satu karyawan Keripik Shinta menjelaskan
untuk harga keripik yang dijual di Keripik Shinta mulai dari Rp15.000 per 250 gram sampai dengan Rp60.000 per kilogram.
“Paling ramai omzet bisa sampai Rp20 juta per hari kalau ada kunjungan atau wisatawan dari luar daerah, “ ujarnya.
Kunjungan dari luar daerah ini biasanya dari Jakarta, Bandung , Yogyakarta, dan daerah - daerah lainnya. Kunjungan dari luar daerah ini sangat menguntungkan bagi Keripik Shinta.
“Kalau saat kunjungan biasa terjual puluhan bahkan ratusan produk kami” ujar Siti.
Namun di saat pandemi lalu usaha Keripik Shinta juga ikut terdampak. Salah satu dampaknya yaitu banyak karyawan yang dirumahkan atau pengurangan karyawan.
Setelah pandemi berakhir omzet dan daya beli masyarakat kembali normal. Siti juga menambahkan bahwa sekarang Keripik Shinta sudah seramai sebelum adanya COVID-19.