Bandarlampung (ANTARA) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung segera melakukan tanam padi seluas 100 ribu hektare pada periode Juli-September 2023 sebagai langkah mengantisipasi kekeringan ekstrem akibat El Nino.

"Padi merupakan komoditas pangan strategis yang merupakan pangan pokok masyarakat Indonesia, sehingga pemerintah harus menjamin ketersediaan pangan khususnya beras dalam jumlah yang cukup, kualitas baik, serta harga terjangkau," ujar Asisten Perekonomian dan Pembangunan Provinsi Lampung Kusnardi di Lampung Tengah, Rabu.

Ia mengatakan dalam rangka mengantisipasi fenomena kekeringan ekstrem akibat El Nino, akan ada evaluasi luas tanam dan target tanam pada periode Juli-September 2023.

"Dalam rangka menghadapi kekeringan ekstrem Provinsi Lampung akan melaksanakan tanam padi seluas 100.000 hektare pada periode Juli-September 2023, dan ini telah disepakati bersama dengan seluruh Dinas Pertanian kabupaten serta kota se-Lampung," katanya.

Dia menjelaskan potensi lahan pertanian berupa sawah di Lampung hingga 361.699 hektare.

"Capaian luas tanam padi di sini pada periode Oktober 2022 sampai Juni 2023 sudah  503.171 hektare,  atau meningkat 7.973 hektare dibandingkan periode yang sama pada 2022 yaitu sebesar 495.198 hektare," ucapnya.

Ia melanjutkan produksi padi Lampung di 2022 mencapai 3,2 juta ton dari target 2,8 juta ton. Pada 2023 ini produksi padi ditargetkan 3,0 juta ton, dan Kabupaten Lampung Tengah berkontribusi terhadap total produksi padi sebesar 10,5 persen.

"Upaya yang akan dilakukan dalam rangka mengantisipasi El Nino antara lain penyebaran informasi prakiraan iklim dan kewaspadaan terhadap bencana alam, penyaluran sarana pengendalian organisme pengganggu tumbuhan, pengadaan pompa air kepada kelompok tani dan wilayah yang membutuhkan," ujar dia.

Selanjutnya melakukan percepatan tanam, memaksimalkan capaian target luas tanam, mengoptimalkan pemanfaatan sumur pompa, sumur suntik, embung, mengoptimalkan lahan tadah hujan untuk percepatan tanam padi pada daerah yang curah hujannya masih cukup, meningkatkan keikutsertaan AUPT khususnya pada wilayah rentan mengalami kekeringan.

Lalu melakukan koordinasi dengan instansi terkait pengairan untuk perbaikan drainase, optimalisasi infrastruktur dan penyiapan pompa air.

"Untuk menghadapi kondisi kekeringan ini, kami mengajak seluruh kepala daerah segera melakukan percepatan tanam dan antisipasi kekeringan. Gerakan tanam yang telah dilakukan di Kecamatan Trimurjo tadi sebagai bukti bahwa ketersediaan air merupakan penentu petani untuk menanam padi. Petani Trimurjo, Kampung Tempuran, khususnya sudah melakukan penanaman padi yang ketiga pada MT I dan MT II," tambahnya.

Ia pun mengimbau seluruh daerah mencari daerah yang memiliki potensi  penanaman padi lebih dari dua kali, dengan tetap melihat potensi ketersediaan air baik melalui irigasi maupun sumber air lainnya.

Pewarta : Ruth Intan Sozometa Kanafi
Editor : Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2024