Rejang Lebong, Bengkulu (ANTARA) - Gubernur Bengkulu Rohidin Mersyah mendukung pengembangan usaha koperasi kopi yang dikelola kalangan anak muda di Desa Tebat Pulau, Kabupaten Rejang Lebong, sehingga nantinya bisa berkembang.
Dukungan terhadap koperasi kopi ini disampaikan Rohidin saat menyaksikan penandatanganan MoU Bank Syariah Indonesia (BSI) Area Bengkulu dengan Koperasi Produsen Rumpun Register Lima di Desa Tebat Pulau, Kecamatan Bermani Ulu, Kabupaten Rejang Lebong, Kamis.
"Koperasi ini saya kira akan semakin kuat, karena produksinya sudah mulai diterima oleh pasar," kata dia.
Dia menjelaskan, upaya pembinaan petani yang dilakukan oleh koperasi kopi ini dengan menerapkan kualitas produk yang standar dan memperbesar area produksinya, sehingga nantinya bisa menjadi triger (pemicu), yang bukan hanya melayani masyarakat tingkat desa tetapi kecamatan maupun kabupaten.
Guna mengembangkan koperasi tersebut, kata dia, harus menerapkan standar mutu koperasi yang ada di wilayah itu, karena tidak gampang untuk mendapatkan pengakuan dari pasar.
Dia mengimbau koperasi kopi yang mendapatkan pinjaman dari perbankan (BSI) agar mengikuti mekanisme yang berlaku, dan meyakini koperasi ini akan tumbuh menjadi kuat karena produksinya sudah diterima oleh pasar.Dukungan pengembangan usaha koperasi kopi di Desa Tebat Pulau ini, juga disampaikan oleh Bupati Rejang Lebong Syamsul Effendi dan berharap nantinya bisa meningkatkan kesejahteraan petani kopi setempat, karena kopi merupakan komoditas unggulan Kabupaten Rejang Lebong setelah gula aren dan sayuran.
Sedangkan Ketua Koperasi Produsen Register Lima Desa Tebat Pulau Mitra Jaya menyatakan, koperasi ini baru didirikan pada awal 2023 lalu dengan memanfaatkan buah kopi yang berasal dari petani perhutanan sosial yang berada dalam kawan hutan lindung di wilayah itu.
"Dulu kami sudah mau jual kopi ke luar, tetapi terkendala badan hukum sehingga pada awal 2023 lalu kami membentuk koperasi ini untuk membantu kami menjual produk kami ke luar. Alhamdulillah saat ini kami sudah bisa menjual biji kopi kering ke PT Mayora grup," katanya pula.
Menurut dia, biji kopi yang dijual pihaknya itu adalah jenis robusta yang berasal dari petani anggota koperasi, dengan kualitasnya di atas 90 persen mengingat proses pengolahannya dilakukan oleh koperasi sehingga sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh pabrik.
Dukungan terhadap koperasi kopi ini disampaikan Rohidin saat menyaksikan penandatanganan MoU Bank Syariah Indonesia (BSI) Area Bengkulu dengan Koperasi Produsen Rumpun Register Lima di Desa Tebat Pulau, Kecamatan Bermani Ulu, Kabupaten Rejang Lebong, Kamis.
"Koperasi ini saya kira akan semakin kuat, karena produksinya sudah mulai diterima oleh pasar," kata dia.
Dia menjelaskan, upaya pembinaan petani yang dilakukan oleh koperasi kopi ini dengan menerapkan kualitas produk yang standar dan memperbesar area produksinya, sehingga nantinya bisa menjadi triger (pemicu), yang bukan hanya melayani masyarakat tingkat desa tetapi kecamatan maupun kabupaten.
Guna mengembangkan koperasi tersebut, kata dia, harus menerapkan standar mutu koperasi yang ada di wilayah itu, karena tidak gampang untuk mendapatkan pengakuan dari pasar.
Dia mengimbau koperasi kopi yang mendapatkan pinjaman dari perbankan (BSI) agar mengikuti mekanisme yang berlaku, dan meyakini koperasi ini akan tumbuh menjadi kuat karena produksinya sudah diterima oleh pasar.Dukungan pengembangan usaha koperasi kopi di Desa Tebat Pulau ini, juga disampaikan oleh Bupati Rejang Lebong Syamsul Effendi dan berharap nantinya bisa meningkatkan kesejahteraan petani kopi setempat, karena kopi merupakan komoditas unggulan Kabupaten Rejang Lebong setelah gula aren dan sayuran.
Sedangkan Ketua Koperasi Produsen Register Lima Desa Tebat Pulau Mitra Jaya menyatakan, koperasi ini baru didirikan pada awal 2023 lalu dengan memanfaatkan buah kopi yang berasal dari petani perhutanan sosial yang berada dalam kawan hutan lindung di wilayah itu.
"Dulu kami sudah mau jual kopi ke luar, tetapi terkendala badan hukum sehingga pada awal 2023 lalu kami membentuk koperasi ini untuk membantu kami menjual produk kami ke luar. Alhamdulillah saat ini kami sudah bisa menjual biji kopi kering ke PT Mayora grup," katanya pula.
Menurut dia, biji kopi yang dijual pihaknya itu adalah jenis robusta yang berasal dari petani anggota koperasi, dengan kualitasnya di atas 90 persen mengingat proses pengolahannya dilakukan oleh koperasi sehingga sesuai dengan standar yang ditetapkan oleh pabrik.