Bandarlampung (ANTARA) - Holding Perkebunan Nusantara (PTPN Grup) memproyeksikan pembentukan tiga subholding selesai pada Mei 2023.
Tiga subholding berdasarkan komoditas itu, Sugar.co, Palm.co, dan Supporting.co merupakan gabungan dari 14 PTPN yang selama ini dinaungi sebagai anak perusahaan, termasuk PTPN VII. Dalam hal ini, PTPN VII akan melebur ke dalam Supporting.co.
Kabar meyakinkan itu disampaikan SEVP Business Support PTPN VII Okta Kurniawan saat menyampaikan sosialisasi transformasi struktur organisasi PTPN Grup, Kamis (16/3), di Bandarlampung.
Okta mengatakan, peleburan seluruh anak perusahaan PTPN Grup ke dalam tiga subholding adalah langkah fundamental pemegang saham dalam upaya meningkatkan kinerja perusahaan untuk kepentingan nasional.
“PTPN Holding sebagai pemegang saham melakukan transformasi organisasi dengan penuh pertimbangan. Kita (PTPN VII) sebagai salah satu anak perusahaan sudah bersiap dengan segala perubahan. Dan yang pasti, perubahan fundamental ini sangat baik dan prospektif, baik secara kelembagaan maupun individu. Semua untuk kepentingan bangsa dan negara,” kata dia, di kantor direksi.
Sosialisasi dihadiri pada kepala bagian dan staf di kantor direksi. Sementara, seluruh pimpinan unit kerja bersama staf dan anak perusahaan mengikuti secara daring dari kantornya masing-masing.
Menunjukkan roadmap integrasi badan usaha yang dirilis PTPN Holding, Okta menyebutkan langkah ini menjadi salah satu program nasional dalam rangka penguatan ketahanan ekonomi, pemerataan perkembangan wilayah, dan membangun lingkungan hidup yang berkeadilan. Program nasional itu kemudian diterjemahkan ke dalam sub-sub program yang lebih operasional.
“Bagi PTPN Grup, ini adalah program hilirisasi sektor pangan dalam rangka penguatan ketahanan pangan, terutama minyak goreng dan gula pasir. Jika sewaktu-waktu terjadi kekurangan suplai pada komoditas itu, kita sebagai representasi pemerintah bisa intervensi pasar agar stabilitas terjaga,” kata dia.
Kemudian, ujar Okta, integrasi PTPN, terutama pembentukan Palm.co yang khusus akan mengelola kelapa sawit dan produk turunannya diproyeksikan untuk memenuhi kebutuhan energi terbarukan.
Ia mengatakan, bahan bakar berbasis fosil terus tergerus dan jawaban untuk mengantisipasi defisit adalah dengan bahan bakar berbahan baku kelapa sawit.
Melalui integrasi seluruh komoditas kelapa sawit yang dimiliki PTPN, kata Okta lagi, PTPN Grup akan menjadi produsen CPO terbesar di Indonesia, bahkan di dunia. Dengan demikian, PTPN Grup akan mengakselerasi pengembangan energi terbarukan dengan pembangunan pabrik biofuel, mengurangi ketergantungan impor BBM, dan dekarbonisasi.
“Selain itu, kita tahu ada sekitar 60 ribu hektare tanaman kelapa sawit plasma PTPN yang sudah saatnya direplanting. Palm.co nantinya akan melakukan program replanting kebun plasma ini bersama pemerintah. Intinya, karena kehadiran PTPN di tengah masyarakat memang harus memiliki dampak positif, terutama untuk ekonomi kawasan,” ujar dia lagi.
Suasana sosialisasi berlangsung dinamis dengan banyaknya pertanyaan dari karyawan. Salah satu pertanyaan mendasar adalah tentang PTPN VII yang memiliki empat komoditas, yakni kelapa sawit, karet, tebu (gula putih), dan teh justru dimasukkan ke dalam Supporting.co.
Diketahui, Supporting.co adalah subholding akan akan mengurus rupa-rupa komoditas yang selama ini ada di PTPN, di luar kelapa sawit dan gula.
Menjawab itu, Okta mengaku PTPN VII menjadi salah satu entitas yang dinilai sehat dan kuat oleh holding dari sisi keuangan dan sumber daya lainnya.
Sementara, kata dia lagi, pada tahap awal pembentukan, Supporting.co membutuhkan dukungan finansial dan manajemen yang kuat untuk menjaga stabilitas operasional.
“Supporting.co ini prospeknya sangat besar, karena mengelola komoditas-komoditas di luar kelapa sawit dan gula ditambah usaha lain-lain. Ada properti yang sangat prospektif, hospitality seperti hotel, pariwisata, dan lainnya. Tetapi, untuk tahap awal, mereka butuh back up yang kuat. Dan PTPN VII menjadi salah satu yang diandalkan,” kata dia.
Tak kalah menarik, pertanyaan seputar hak-hak dan mobilisasi karyawan ditanyakan peserta. Dengan tegas, mengutip statemen dari PTPN Holding, Okta mengatakan tidak akan ada hak-hak normatif karyawan yang selama ini didapatkan yang dikurangi.
Bahkan, kata dia, karena subholding memiliki strata yang lebih tinggi dan nasional, kemungkinan besar persoalan hak-hak normatif akan lebih baik.
“Kalau soal pendapatan, holding memastikan tidak akan ada yang dikurangi. Demikian juga dengan jumlah karyawan, tidak akan ada pengurangan. Tetapi kalau soal mobilisasi, itu dimungkinkan karena dengan penggabungan ini wilayah kerja Supporting.co akan sangat luas, bahkan di seluruh Indonesia. Tetapi, semua pasti akan dilaksanakan dengan bijak,” kata Okta lagi.
Di akhir sesi, Okta mengingatkan kepada seluruh insan utama PTPN VII untuk menyambut perubahan ini dengan suka cita.
Menurut dia, perubahan adalah keniscayaan untuk memperbaiki keadaan. Ia juga titip nama baik PTPN VII kepada seluruh karyawan agar ke mana pun mendapat tugas, hendaknya memegang AKHLAK.
“Kita pegang teguh AKHLAK, baik dalam arti yang sesungguhnya maupun dalam konteks sebagai core value atau tata nilai utama di Kementerian BUMN,” kata dia.
Baca juga: PTPN VII: Ada kenaikan perkebunan tebu rakyat di Lampung
Baca juga: PTPN VII-PT Cereno teken kerja sama eksploitasi batu bara