Kunming (ANTARA) - Kementerian Pertahanan Nasional China (MND) menolak permintaan Amerika Serikat untuk melakukan pembicaraan antar-menteri pertahanan melalui saluran telepon.
Baru-baru ini pihak AS mengajukan permintaan percakapan telepon antara Menhan China dan Menhan AS untuk membahas insiden pesawat sipil tak berawak milik China, demikian pernyataan juru bicara MND Kolonel Senior Tan Kefei dipantau dari Kunming, Senin.
Tidak seperti biasanya, China menolak permintaan AS tersebut.
Menhan China Wei Fenghe terakhir bertemu Menhan AS Lloyd Austin di sela-sela pertemuan Menhan ASEAN-Plus di Kamboja pada 22 Februari 2022 atas permintaan Austin.
Namun untuk saat ini, China menolak permintaan terkait dengan penembakan pesawat nirawak yang disebut-sebut sebagai "balon mata-mata" yang tiba-tiba memasuki wilayah udara AS secara ilegal.
Tan menganggap AS telah bersikeras menggunakan kekerasan dengan menyerang pesawat sipil nirawak China sebagai bentuk pelanggaran serius dan menjadi preseden yang sangat buruk.
Mengingat tindakan AS yang tidak bertanggung jawab dan jelas-jelas salah karena gagal menciptakan cara yang tepat untuk berdialog dan bertukar pikiran tentang militer kedua militer, maka China tidak bersedia menerima permintaan AS untuk panggilan telepon antar-pimpinan pertahanan, demikian Tan menegaskan.
Beijing sebelumnya mengajukan protes keras atas penembakan "balon udara mata-mata" China hingga jatuh di atas perairan Atlantik di wilayah AS.
China juga akan melakukan tindakan balasan terkait situasi itu.
Baru-baru ini pihak AS mengajukan permintaan percakapan telepon antara Menhan China dan Menhan AS untuk membahas insiden pesawat sipil tak berawak milik China, demikian pernyataan juru bicara MND Kolonel Senior Tan Kefei dipantau dari Kunming, Senin.
Tidak seperti biasanya, China menolak permintaan AS tersebut.
Menhan China Wei Fenghe terakhir bertemu Menhan AS Lloyd Austin di sela-sela pertemuan Menhan ASEAN-Plus di Kamboja pada 22 Februari 2022 atas permintaan Austin.
Namun untuk saat ini, China menolak permintaan terkait dengan penembakan pesawat nirawak yang disebut-sebut sebagai "balon mata-mata" yang tiba-tiba memasuki wilayah udara AS secara ilegal.
Tan menganggap AS telah bersikeras menggunakan kekerasan dengan menyerang pesawat sipil nirawak China sebagai bentuk pelanggaran serius dan menjadi preseden yang sangat buruk.
Mengingat tindakan AS yang tidak bertanggung jawab dan jelas-jelas salah karena gagal menciptakan cara yang tepat untuk berdialog dan bertukar pikiran tentang militer kedua militer, maka China tidak bersedia menerima permintaan AS untuk panggilan telepon antar-pimpinan pertahanan, demikian Tan menegaskan.
Beijing sebelumnya mengajukan protes keras atas penembakan "balon udara mata-mata" China hingga jatuh di atas perairan Atlantik di wilayah AS.
China juga akan melakukan tindakan balasan terkait situasi itu.