Bandarlampung (ANTARA) - Berangkat dari pengetahuan tentang proses pemanfaatan limbah kulit pisang menjadi produk olahan (agroindustri), Tim Dosen Prodi Teknologi Industri Pertanian (TIP) Institut Teknologi Sumatera (Itera) melaksanakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat (PkM).

Kegiatan PkM tersebut dilakukan dengan memberikan pelatihan pemanfaatan limbah kulit pisang sebagai alternatif bahan baku pembuatan keripik. Pengabdian ini dilakukan di salah satu UMKM keripik pisang di Bandarlampung yaitu UMKM Lateb Jaya yang berada Jl Pagar Alam Gang Griya, beberapa waktu lalu.

UMKM tersebut berlokasi di daerah sentra produksi keripik pisang di Kota Bandarlampung. Kegiatan yang diketuai oleh dosen Prodi TIP Itera Noveliska Br Sembiring tersebut dilaksanakan kepada pelaku UMKM keripik pisang, di Bandarlampung, beberapa waktu lalu.

Noveliska Br Sembiring mengatakan, selama ini kulit pisang belum dimanfaatkan oleh masyarakat. Padahal, kulit pisang tersebut memiliki banyak manfaat yang tentu membuatnya lebih bernilai apabila diolah lebih lanjut.

Kulit pisang masih dianggap limbah dan hanya dijadikan sebagai pakan ternak. Setidaknya terdapat 100 kg kulit pisang dalam satu minggu produksi. Akan tetapi, kini kulit buah pisang dapat dijadikan sebagai alternatif bahan baku pembuatan keripik yang bercita rasa lezat.

“Dengan adanya pelatihan pemanfaatan limbah kulit pisang tersebut diharapkan dapat memberikan nilai tambah untuk membantu pelaku usaha keripik pisang,” ujar Noveliska.

Noveliska menambahkan, hampir semua kulit pisang bisa dijadikan keripik sebagai penganan. Namun, kulit pisang kapok merupakan sumber yang lebih baik. Hal ini disebabkan karena kulit pisang kapok memiliki ketebalan yang cukup, sehingga nantinya ketika telah jadi tidak layu atau lembek

Noveliska menambahkan, hampir semua kulit pisang bisa dijadikan keripik sebagai penganan. Namun, kulit pisang kapok merupakan sumber yang lebih baik. Hal ini disebabkan karena kulit pisang kapok memiliki ketebalan yang cukup, sehingga nantinya ketika telah jadi tidak layu atau lembek. Selain pisang kapok, kulit pisang cavendis juga bisa sebagai bahan baku keripik kulit pisang. Syarat utama dalam pengolahan keripik kulit pisang adalah proses penghilangan getah dari kulit pisang. Proses ini menjadi kunci, sehingga nantinya ketika dikonsumsi keripik kulit tidak berasa pahit.

Selain mendapatkan materiz pengelola UMKM juga diajak praktik secara langsung pembuatan keripik kulit pisang.

Peserta pelatihan terlihat antusias dengan mengajukan berbagai macam pertanyaan, terkait materi pelatihan dan praktik proses pembuatan keripik kulit pisang.

Peserta pelatihan juga diberikan kesempatan untuk mencicipi keripik kulit pisang yang telah selesai digoreng. Ada dua varian rasa yang dibuat oleh tim dosen TIP Itera, yaitu keripik kulit pisang original dan keripik kulit pisang rasa barbeque.

Peserta pun terlihat sedikit heran dikarenakan keripik kulit pisang tersebut ternyata enak bahkan tidak terasa sama sekali kulit pisangnya.

Melalui pelatihan tersebut, Prodi TIP Itera juga menyampaikan komitmennya untuk memberikan pendampingan terkait manajemen UMKM dan pengolahan limbah serta pendampingan sertifikasi halal bagi UMKM yang membutuhkan.

Deni Subara, selaku anggota tim PkM dan Ketua Pusat Halal Itera juga menambahkan bahwa pada saat ini, Prodi TIP Itera telah memiliki sejumlah dosen yang berkompetensi di bidang tersebut. 


Pewarta : Emir Fajar Saputra
Editor : Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024