Jakarta (ANTARA) - Anggota Komisi IX DPR RI Rahmad Handoyo mendukung sepenuhnya langkah-langkah yang telah dan akan dilakukan pemerintah dalam upaya mencegah meluasnya penyebaran kasus gagal ginjal akut misterius pada anak-anak.
"Kondisi ini memang memprihatinkan. Kita mendapat ujian lagi, penyakit gagal ginjal akut misterius ini belum diketahui penyebabnya secara pasti. DPR mendukung sepenuhnya langkah-langkah yang dilakukan pemerintah," kata Rahmad dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.
Ia mendukung langkah pemerintah yang mengeluarkan surat edaran penghentian sementara penggunaan obat-obatan berbentuk sirup atau cairan. Langkah itu dilakukan karena ada dugaan pada obat cair mengandung etilen glikol yang bisa merusak ginjal.
"Larangan penggunaan obat cair sebagai antisipasi penyakit gagal ginjal akut pada anak ini harus jadi perhatian semua pihak. Tak hanya para orang tua, tapi apotik, puskesmas, dan semua harus menghentikan sementara penjualan dan penggunaan obat cair tersebut," ujar Rahmad.
Namun, ia mengingatkan bahwa penghentian penggunaan obat cair tersebut tidak cukup sebatas larangan pengumuman, namun harus disosialisasikan secara masif kepada publik.
Menurut Rahmad, langkah sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat itu harus dilakukan secara masif dan optimal oleh pemerintah dengan memanfaatkan berbagai strategi komunikasi maupun platform media yang ada.
"Jangan sampai akibat informasi yang simpang siur lalu menimbulkan kepanikan serta rasa takut pada masyarakat. Untuk itu, orang tua harus aktif mengikuti siaran informasi dari pemerintah tentang kasus," tambahnya.
Selain itu, lanjut Rahmad, masyarakat juga harus diajari cara mengatasi penyakit yang diderita anak, seperti batuk dan demam tanpa harus menggunakan obat cair karena selama ini masyarakat dan tenaga medis sudah terbiasa memberikan anak obat cair ketika sakit
"Bagaimana solusinya menurunkan panas pada anak tanpa obat cair, masyarakat harus diberikan edukasi tentang hal ini, seperti obat kapsul tablet, racikan injeksi maupun melalui anus adalah alternatif obat di luar sirup yang harus disampaikan kepada para orang tua," katanya.
"Kondisi ini memang memprihatinkan. Kita mendapat ujian lagi, penyakit gagal ginjal akut misterius ini belum diketahui penyebabnya secara pasti. DPR mendukung sepenuhnya langkah-langkah yang dilakukan pemerintah," kata Rahmad dalam keterangannya di Jakarta, Kamis.
Ia mendukung langkah pemerintah yang mengeluarkan surat edaran penghentian sementara penggunaan obat-obatan berbentuk sirup atau cairan. Langkah itu dilakukan karena ada dugaan pada obat cair mengandung etilen glikol yang bisa merusak ginjal.
"Larangan penggunaan obat cair sebagai antisipasi penyakit gagal ginjal akut pada anak ini harus jadi perhatian semua pihak. Tak hanya para orang tua, tapi apotik, puskesmas, dan semua harus menghentikan sementara penjualan dan penggunaan obat cair tersebut," ujar Rahmad.
Namun, ia mengingatkan bahwa penghentian penggunaan obat cair tersebut tidak cukup sebatas larangan pengumuman, namun harus disosialisasikan secara masif kepada publik.
Menurut Rahmad, langkah sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat itu harus dilakukan secara masif dan optimal oleh pemerintah dengan memanfaatkan berbagai strategi komunikasi maupun platform media yang ada.
"Jangan sampai akibat informasi yang simpang siur lalu menimbulkan kepanikan serta rasa takut pada masyarakat. Untuk itu, orang tua harus aktif mengikuti siaran informasi dari pemerintah tentang kasus," tambahnya.
Selain itu, lanjut Rahmad, masyarakat juga harus diajari cara mengatasi penyakit yang diderita anak, seperti batuk dan demam tanpa harus menggunakan obat cair karena selama ini masyarakat dan tenaga medis sudah terbiasa memberikan anak obat cair ketika sakit
"Bagaimana solusinya menurunkan panas pada anak tanpa obat cair, masyarakat harus diberikan edukasi tentang hal ini, seperti obat kapsul tablet, racikan injeksi maupun melalui anus adalah alternatif obat di luar sirup yang harus disampaikan kepada para orang tua," katanya.