Metro (ANTARA) - Wali Kota Metro Wahdi Siradjuddin mengukuhkan Tim Koalisi Organisasi Profesi Indonesia Tuberculosis (Kopi TB) dan District Publik Private Mix (DPPM TB) Kota Metro di Aula Hotel Grand Skuntum, Metro, Kamis.
Wahdi mengatakan, Kopi TB dan DPPM TB ini merupakan kolaborasi antara pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta yang bertujuan untuk menurunkan angka TB di Indonesia khususnya di Kota Metro.
"Iya ini adalah gerakan gotong royong pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta atau kolaborasi untuk menurunkan angka TBC di Indonesia khususnya di Kota Metro. Sesuai target pemerintah pusat TB pada tahun 2030 TB berkurang sebanyak 90 persen," katanya pula.
Ia menjelaskan, dalam praktiknya nanti Kopi TB dan DPPM TB akan turun ke masyarakat yang menderita penyakit TB dan diberikan pengobatan hingga sembuh.
"Tentu harapan saya kita bersama-sama dengan masyarakat mengurangi angka TB di Kota Metro ini. Karena tidak bisa pemerintah bergerak sendiri perlu peran bersama," ujarnya pula.
Sementara itu, Ketua Kopi TB Kota Metro dr Andreas Infianto Sp Paru menuturkan, nantinya Kopi TB dan DPPM TB akan menjadi fasilitator memberikan pelatihan kepada rumah sakit, Dinas Kesehatan dan puskesmas tentang penanganan penyakit TB.
"Kami ini sebagai mitra pemerintah ya, yang bertujuan untuk menurunkan angka TB di Kota Metro. Kami nanti menjadi fasilitator untuk memberikan pelatihan kepada pelayanan kesehatan di Metro," ujarnya.
Dia menjelaskan, ada dua jenis penyakit TB yakni penyakit TB yang sensitif obat dan kebal obat. Saat ini untuk penanganan TB sensitif obat hampir semua puskesmas di Metro sudah bisa untuk menanganinya.
"Sedangkan untuk TB kebal obat baru tiga rumah sakit di Lampung ini bisa menangananinya, yaitu RSUD Tanggamus, Abdoel Moeloek dan RSUD A Yani. Nah kalau di RSUD A Yani menangani 15 sampai 20 pasien TB kebal obat tapi bukan hanya dari Metro saja," ujar dia.
Ia menambahkan, dalam Kopi TB ini yang terdiri dari para dokter, bidan, perawat, ahli gizi dan ahli laboraturium akan bekerjasama menurunkan penyakit TB di Kota Metro.
Baca juga: Wali Kota Metro klaim daerahnya bebas prilaku BABS
Baca juga: Wali Kota Metro paparkan program Jama-PAI
Wahdi mengatakan, Kopi TB dan DPPM TB ini merupakan kolaborasi antara pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta yang bertujuan untuk menurunkan angka TB di Indonesia khususnya di Kota Metro.
"Iya ini adalah gerakan gotong royong pelayanan kesehatan pemerintah dan swasta atau kolaborasi untuk menurunkan angka TBC di Indonesia khususnya di Kota Metro. Sesuai target pemerintah pusat TB pada tahun 2030 TB berkurang sebanyak 90 persen," katanya pula.
Ia menjelaskan, dalam praktiknya nanti Kopi TB dan DPPM TB akan turun ke masyarakat yang menderita penyakit TB dan diberikan pengobatan hingga sembuh.
"Tentu harapan saya kita bersama-sama dengan masyarakat mengurangi angka TB di Kota Metro ini. Karena tidak bisa pemerintah bergerak sendiri perlu peran bersama," ujarnya pula.
Sementara itu, Ketua Kopi TB Kota Metro dr Andreas Infianto Sp Paru menuturkan, nantinya Kopi TB dan DPPM TB akan menjadi fasilitator memberikan pelatihan kepada rumah sakit, Dinas Kesehatan dan puskesmas tentang penanganan penyakit TB.
"Kami ini sebagai mitra pemerintah ya, yang bertujuan untuk menurunkan angka TB di Kota Metro. Kami nanti menjadi fasilitator untuk memberikan pelatihan kepada pelayanan kesehatan di Metro," ujarnya.
Dia menjelaskan, ada dua jenis penyakit TB yakni penyakit TB yang sensitif obat dan kebal obat. Saat ini untuk penanganan TB sensitif obat hampir semua puskesmas di Metro sudah bisa untuk menanganinya.
"Sedangkan untuk TB kebal obat baru tiga rumah sakit di Lampung ini bisa menangananinya, yaitu RSUD Tanggamus, Abdoel Moeloek dan RSUD A Yani. Nah kalau di RSUD A Yani menangani 15 sampai 20 pasien TB kebal obat tapi bukan hanya dari Metro saja," ujar dia.
Ia menambahkan, dalam Kopi TB ini yang terdiri dari para dokter, bidan, perawat, ahli gizi dan ahli laboraturium akan bekerjasama menurunkan penyakit TB di Kota Metro.
Baca juga: Wali Kota Metro klaim daerahnya bebas prilaku BABS
Baca juga: Wali Kota Metro paparkan program Jama-PAI