Kota Palu (ANTARA) - Operasi Madago Raya di Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah tetap dilanjutkan meskipun saat ini kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso sudah tidak ada lagi.
Saat ini, operasi bersandi Madago Raya tersebut telah memasuki tahap ke empat.
"Ia betul dilanjutkan, sekarang sudah masuk pada tahap empat, dari awal Oktober hingga Desember 2022," ungkap Kabid Humas Polda Sulteng, Kombes Pol Didik Supranoto, di Palu, Jumat.
Menurut Didik, saat ini personel satgas Madago Raya berjumlah 644 orang yang tergabung atas TNI/Polri.
"Jumlah personel sudah dikurangi," katanya.
Didik menambahkan, operasi tersebut diperpanjang guna untuk membuat masyarakat lebih tenang dan juga mengantisipasi adanya ajakan dari pihak-pihak tertentu yang melakukan perekrutan kembali sebagai kelompok terorisme.
"Pertama, membuat masyarakat lebih tenang. Kemudian masyarakat tidak terekrut kembali ajakan dari pihak-pihak terorisme untuk melakukan perekrutan kembali. Masyarakat juga tidak terpengaruh ajakan dari orang-orang untuk melakukan tindakan intoleran. Itu tujuan dari operasi yang sekarang kita lanjutkan," katanya menjelaskan.
Sebelumnya, satgas Madago Raya melumpuhkan satu orang anggota teroris kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso yang masuk Daftar Pencarian Orang (DPO) Polri atas nama Askar alias Pak Guru dalam kontak tembak beberapa waktu lalu.
Meninggalnya Askar alias Pak Guru, mengakhiri Daftar Pencarian Orang (DPO) yang diterbitkan Polda Sulawesi Tengah terhadap anggota Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso.
Pak Guru tewas setelah ditembak oleh tim Satgas Madago Raya dalam sebuah baku tembak di pegunungan Desa Kawende, Kecamatan Pantai Utara Poso, Kabupaten Poso, pada Kamis (29/9).
Saat ini, operasi bersandi Madago Raya tersebut telah memasuki tahap ke empat.
"Ia betul dilanjutkan, sekarang sudah masuk pada tahap empat, dari awal Oktober hingga Desember 2022," ungkap Kabid Humas Polda Sulteng, Kombes Pol Didik Supranoto, di Palu, Jumat.
Menurut Didik, saat ini personel satgas Madago Raya berjumlah 644 orang yang tergabung atas TNI/Polri.
"Jumlah personel sudah dikurangi," katanya.
Didik menambahkan, operasi tersebut diperpanjang guna untuk membuat masyarakat lebih tenang dan juga mengantisipasi adanya ajakan dari pihak-pihak tertentu yang melakukan perekrutan kembali sebagai kelompok terorisme.
"Pertama, membuat masyarakat lebih tenang. Kemudian masyarakat tidak terekrut kembali ajakan dari pihak-pihak terorisme untuk melakukan perekrutan kembali. Masyarakat juga tidak terpengaruh ajakan dari orang-orang untuk melakukan tindakan intoleran. Itu tujuan dari operasi yang sekarang kita lanjutkan," katanya menjelaskan.
Sebelumnya, satgas Madago Raya melumpuhkan satu orang anggota teroris kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso yang masuk Daftar Pencarian Orang (DPO) Polri atas nama Askar alias Pak Guru dalam kontak tembak beberapa waktu lalu.
Meninggalnya Askar alias Pak Guru, mengakhiri Daftar Pencarian Orang (DPO) yang diterbitkan Polda Sulawesi Tengah terhadap anggota Mujahidin Indonesia Timur (MIT) Poso.
Pak Guru tewas setelah ditembak oleh tim Satgas Madago Raya dalam sebuah baku tembak di pegunungan Desa Kawende, Kecamatan Pantai Utara Poso, Kabupaten Poso, pada Kamis (29/9).