Bandarlampung (ANTARA) - Badan Pengawasan Pemilu (Bawaslu) Kota Bandarlampung meminta ke depan Komisi Pemilihan Umum ( (KPU) dan partai politik gencar melakukan sosialisasi guna menekan angka swing voters atau pemilih mengambang pada Pemilu Serentak 2024.

"Pemilih pemula biasanya  banyak berpotensi menjadi swing voters. Walaupun memang ada juga yang tidak mau memilih sama sekali," kata Ketua Bawaslu Kota Bandarlampung, Candrawansah, di Bandarlampung, Jumat.

Karena itu, lanjut dia, ke depan sosialisasi pendidikan pemilih harus bisa menyentuh pemilih pemula dari generasi milenial agar mereka yakin dan ikut berpartisipasi dalam pemilu ataupun pilkada.

"Ini tidak hanya menjadi tugas KPU sebagai penyelenggara, tapi peran parpol pun menjadi sangat penting untuk meyakinkan mereka dengan pilihannya," kata dia.

Menurut dia, pemilih pemula dari generasi milenial ini memiliki sikap kritis dan juga rasional, sehingga mereka ingin diyakinkan oleh sosok calon, program kerja serta visi dan misi partai politik.

"Jadi tingkat bujukannya ini atau sosialisasinya apakah bisa menyentuh masyarakat, kaum milenial sehingga menggugah mereka dalam pemilu dan ikut berpartisipasi," ujarnya.

Kemudian, lanjut dia, KPU sebagai penyelenggara pun sudah harus dari sekarang melakukan pemetaan daerah mana saja yang berpotensi akan banyak orang-orang yang tidak menyuarakan haknya pada pemilu nanti.

"Jadi nanti daerah-daerah yang banyak tidak menyuarakan haknya harus lebih diperhatikan untuk sosialisasinya dan menjadi acuan bagi KPU dalam melakukan program sosialisasi pendidikan pemilih," kata dia.

Namun begitu, ia mengungkapkan, tingkat partisipasi masyarakat pada pilkada maupun pemilu di Kota Bandarlampung sudah cukup baik berkisar di angka 60 hingga 80 persen.

"Partisipasi pemilih di kota Bandarlampung tidak rendah tapi juga tidak terlalu tinggi antara 60 sampai 80 persen ini sudah cukup baik," ujarnya.

Sementara itu, Komisioner KPU Bandarlampung, Divisi Teknis Penyelenggara, Fery Triatmojo, mengatakan salah satu faktor seseorang menjadi pemilih mengambang karena masih minimnya informasi tahapan pemilu dan pemilihan.

Namun, ia meyakini saat sosialisasi pendidikan pemilih terhadap tahapan pelaksanaan pilkada ataupun pemilu dilakukan, KPU dapat menurunkan tingkat pemilih mengambang.

"Saya yakin, ketika sosialisasi pendidikan pemilih masif dilakukan oleh KPU, pasti akan menurunkan tingkat pemilih mengambang atau belum ingin berpartisipasi. Saat ini kami masih fokus pada penyelenggaraan pemilu, belum pada pelaksanaan," kata dia.

Pewarta : Dian Hadiyatna
Editor : Edy Supriyadi
Copyright © ANTARA 2024