Bandarlampung (ANTARA) - Bupati Lampung Barat, Parosil Mabsus memberikan piagam penghargaan kepada almarhum Gele Harun selaku Pahlawan Kemerdekaan Republik Indonesia yang pernah berjuang di Lampung Barat di masa Agresi militer Belanda.
Parosil mengatakan, apresiasi tersebut diberikan atas dedikasi Gele Harun sebagai kepala residen dan juga panglima perang gerilya di Lampung. Berkat semangat juang serta kegigihannya bersama pejuang lainnya, Keresidenan Lampung berhasil dipertahankan dari penjajahan belanda semasa agresi militer kedua.
“Kala itu, Lampung Barat menjadi pusat pemerintahan darurat dan benteng pertahanan terakhir melawan penjajah di Lampung. Kondisi geografi (pegunungan) dan rimbunnya Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) menjadi modal utama perang gerilya Gele Harun.
"Kami selaku warga Lambar merasa bangga, ternyata Bumi Sekala Bhak menjadi bagian penting perjuangan di negeri ini khususnya di Provinsi Lampung,” ujarnya.
Menurut Bupati, pihaknya telah menghubungi Mulkarnaen Gele Harun dan keluarga di Bandar Lampung. Namun, kondisi kesehatan Mulkarnaen Gele Harun tak memungkinkan untuk melakukan perjalanan jauh dari Bandarlampung ke Lampung Barat.
“Beberapa bulan ini beliau terkena penyakit stroke. Lalu istri serta keluarga lainnya tak berani mewakili Bapak Mulkarnaen. Insyallah usai 17-an, saya akan menyerahkan piagam tersebut ke yang bersangkutan di Badar Lampung,” jelasnya.
Ia menjelaskan pemberian piagam penghargaan kepada Gele Harun katena perjuangannya melawan penjajah di negeri faerah berjuluk "Beguai Jejama Sai Netik itu.
Berdasarkan keterangan sejarah, Kecamatan Way Tenong merupakan pusat pemerintahan dan benteng terahir dalam mempertahankan kemerdekaan RI di Lampung.
Dalam perjuangannya, almarhum Gele Harun harus kehilangan putri kesayangannya, Herlinawati dalam perang gerilya dan dikebumikan di Pekon Sukaraja Kecamatan Way Tenong, Lampung Barat.