Bandarlampung (ANTARA) - Tim dosen Institut Teknologi Sumatera (Itera) menerapkan teknologi energi hybrid dari Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTMH) dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) untuk mengaliri listrik 20 rumah warga di Dusun Batu Saeng, Kabupaten Tanggamus, Lampung.

"Ide ini berawal dari survei terhadap PLTMH di lokasi yang sudah tua dan hampir terbakar, serta rumah pembangkit yang hanya terbuat dari kayu dan hampir roboh," kata Dosen Prodi Teknik Sistem Energi Madi dalam yang diterima di Bandarlampung, Senin.

Ia mengatakan bahwa setelah melakukan survei, dirinya mengajak serta rekan dosen lainnya  untuk menerapkan turbin mikrohidro berkapasitas 10.000 watt, rumah PLTS yang beratap 9 modul panel surya dengan kapasitas 1080 wp untuk melistriki 20 rumah warga di sana.

Ia mengatakan bahwa dalam kegiatan yang didanai melalui Program Dana Hibah Pengabdian Kepada Masyarakat Kompetitif Nasional, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, tersebut para dosen juga melibatkan mahasiswanya dan masyarakat setempat.

"Tim dosen, mahasiswa, dan masyarakat saling bergotong royong untuk menerapkan teknologi energi hybrid. Pembuatan dan pemasangan turbin mikrohidro telah dilakukan sebulan yang lalu, kemudian dilanjutkan dengan pembangunan rumah PLTS," kata dia.

Dia menyebutkan produksi energi listrik yang dihasilkan oleh PLTMH sebesar 10 kW perharinya dan PLTS 5,4 kW perharinya. Sehingga, total energi yang dihasilkan sebesar kurang lebih 15 kW untuk memenuhi kebutuhan listrik sehari-hari bagi 20 rumah warga Dusun Batu Saeng.

"Selama proses penerapan teknologi energi hybrid menghabiskan waktu sekitar lebih dari dua bulan. Saat teknologi energi hybrid itu selesai dan membuat lampu menyala, kami merasa sangat senang karena dapat membantu masyarakat memenuhi kebutuhan listriknya, ini merupakan bentuk pengabdian kepada masyarakat,” kata Madi yang juga ketua Tim Dosen Itera tersebut.

Desa Saeng merupakan salah satu desa terpencil di Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung. Perjalanan menuju lokasi tidaklah mudah karena tanah liat bercampur bebatuan dan hanya bisa dilalui dengan jalan setapak.

“Sehingga kami merasa sangat senang mengabdi di lokasi tersebut dengan memanfaatkan potensi alam yang ada yaitu air dan matahari sebagai sumber energi listrik,” ujar Madi.

Sementara itu, Ketua Kelompok Masyarakat Mikrohidro, Dusun Batu Saeng, Muhanan mengaku sangat bersyukur dan mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen dan mahasiswa Itera yang telah membantu warga dalam menerapkan PLTMH dan memenuhi kebutuhan listrik untuk penerangan. 

"Tentunya kami berterimakasih karena telah melistriki 20 rumah warga di sini," kata dia.

Pewarta : Dian Hadiyatna
Editor : Hisar Sitanggang
Copyright © ANTARA 2024