Bandarlampung (ANTARA) - Batik merupakan hasil karya budaya yang sudah menjadi identitas dan kebanggaan bangsa Indonesia serta dikenal hingga ke mancanegara.
Seperti halnya pada Rumah Batik Tulis Shiha Ali di Kabupaten Tulangbawang, Lampung yang telah menembus pasar internasional.
Dalam proses pembuatannya, mulai dari membuat desain pola, pencantingan dan pewarnaan, batik tulis Shiha Ali dikerjakan seluruhnya oleh penyandang disabilitas. Bahan dan peralatan yang digunakan sangat ramah terhadap penyandang disabilitas.
"Proses pembuatan batik di tempat kami sangat unik, kami menggunakan kompor listrik untuk memanaskan lilinnya, karena sangat aman bagi penyandang disabilitas," ujarnya.
Nasheha Ali Husin, selaku pendiri sekaligus pemilik Rumah Batik Shiha Ali mengatakan dia sangat bangga dan senang dapat memberdayakan penyandang disabilitas dalam setiap karya dari rumah batiknya itu.
"Kita lihat sendiri, batik yang dihasilkan komunitas penyandang difabel ini, sangat berkualitas dan mampu bersaing dengan perajin batik lainnya," katanya pula.
Dia mengatakan bahwa Batik Tulis Tulangbawang Shiha Ali pernah mengikuti secara rutin International Batik Festival INACRAFT di tahun 2015-2022.
Dia menambahkan, karya batik tulisnya itu juga telah berpartisipasi pada ajang festival internasional di Qatar di Tahun 2019 dan Indonesia Fashion Week di tahun 2022.
Prestasi tersebut tentu saja membawa nama harum Kabupaten Tulangbawang dan Provinsi Lampung di kancah dunia internasional.
Prestasi yang telah diukirnya itu, menurutnya lagi, tidak cukup sampai di situ. Nasheha Ali juga memiliki mimpi dan harapan dalam pengembangan UMKM batiknya itu.
Dia berharap ada pihak yang membantunya untuk memberikan fasilitas rumah produksi batik yang akan dijadikan cikal bakal wisata edukasi batik di Tulangbawang.
Kerja keras dan doanya itu pun terjawab. PLN Peduli hadir dengan memberikan bantuan dana sebesar Rp80 juta dalam mewujudkan mimpi Nasheha untuk memiliki Rumah Produksi Batik yang ramah terhadap penyandang disabilitas.
"Alhamdulillah, doa dan harapan kami terjawab. Karena PLN Peduli mau membantu kami agar dapat merealisasikan pembangunan rumah produksi batik yang ramah terhadap penyandang disabilitas," ujarnya lagi
Elok Faiqoh Saptining Ratri, Manager Komunikasi dan TJSL PLN UID Lampung mengatakan, melihat potensi yang ada di Rumah Batik Tulis Shiha Ali, maka hadirnya PLN Peduli dalam upaya membantu pengembangan UMKM memang sangatlah tepat.
Terlebih, menurutnya, UMKM batik tersebut telah memberdayakan kreativitas penyandang disabilitas.
Elok menambahkan bahwa sampai saat ini, PLN tetap fokus terhadap pengembangan UMKM, karena selain sebagai penyedia tenaga listrik, hadirnya PLN harus dapat menjadi pendorong kegiatan ekonomi dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.
"Semoga dengan bantuan yang diberikan ini dapat membantu mewujudkan cita-cita wisata edukasi batik di Tulangbawang, dan menambah peluang lapangan kerja bagi masyarakat sekitar," katanya pula.
Baca juga: PLN dan mitra kolaborasi terapkan sistem manajemen anti penyuapan
Baca juga: PLN Lampung : 2.996 konsumen telah konversi ke kompor induksi
Seperti halnya pada Rumah Batik Tulis Shiha Ali di Kabupaten Tulangbawang, Lampung yang telah menembus pasar internasional.
Dalam proses pembuatannya, mulai dari membuat desain pola, pencantingan dan pewarnaan, batik tulis Shiha Ali dikerjakan seluruhnya oleh penyandang disabilitas. Bahan dan peralatan yang digunakan sangat ramah terhadap penyandang disabilitas.
"Proses pembuatan batik di tempat kami sangat unik, kami menggunakan kompor listrik untuk memanaskan lilinnya, karena sangat aman bagi penyandang disabilitas," ujarnya.
Nasheha Ali Husin, selaku pendiri sekaligus pemilik Rumah Batik Shiha Ali mengatakan dia sangat bangga dan senang dapat memberdayakan penyandang disabilitas dalam setiap karya dari rumah batiknya itu.
"Kita lihat sendiri, batik yang dihasilkan komunitas penyandang difabel ini, sangat berkualitas dan mampu bersaing dengan perajin batik lainnya," katanya pula.
Dia mengatakan bahwa Batik Tulis Tulangbawang Shiha Ali pernah mengikuti secara rutin International Batik Festival INACRAFT di tahun 2015-2022.
Dia menambahkan, karya batik tulisnya itu juga telah berpartisipasi pada ajang festival internasional di Qatar di Tahun 2019 dan Indonesia Fashion Week di tahun 2022.
Prestasi tersebut tentu saja membawa nama harum Kabupaten Tulangbawang dan Provinsi Lampung di kancah dunia internasional.
Prestasi yang telah diukirnya itu, menurutnya lagi, tidak cukup sampai di situ. Nasheha Ali juga memiliki mimpi dan harapan dalam pengembangan UMKM batiknya itu.
Dia berharap ada pihak yang membantunya untuk memberikan fasilitas rumah produksi batik yang akan dijadikan cikal bakal wisata edukasi batik di Tulangbawang.
Kerja keras dan doanya itu pun terjawab. PLN Peduli hadir dengan memberikan bantuan dana sebesar Rp80 juta dalam mewujudkan mimpi Nasheha untuk memiliki Rumah Produksi Batik yang ramah terhadap penyandang disabilitas.
"Alhamdulillah, doa dan harapan kami terjawab. Karena PLN Peduli mau membantu kami agar dapat merealisasikan pembangunan rumah produksi batik yang ramah terhadap penyandang disabilitas," ujarnya lagi
Elok Faiqoh Saptining Ratri, Manager Komunikasi dan TJSL PLN UID Lampung mengatakan, melihat potensi yang ada di Rumah Batik Tulis Shiha Ali, maka hadirnya PLN Peduli dalam upaya membantu pengembangan UMKM memang sangatlah tepat.
Terlebih, menurutnya, UMKM batik tersebut telah memberdayakan kreativitas penyandang disabilitas.
Elok menambahkan bahwa sampai saat ini, PLN tetap fokus terhadap pengembangan UMKM, karena selain sebagai penyedia tenaga listrik, hadirnya PLN harus dapat menjadi pendorong kegiatan ekonomi dan meningkatkan taraf hidup masyarakat.
"Semoga dengan bantuan yang diberikan ini dapat membantu mewujudkan cita-cita wisata edukasi batik di Tulangbawang, dan menambah peluang lapangan kerja bagi masyarakat sekitar," katanya pula.
Baca juga: PLN dan mitra kolaborasi terapkan sistem manajemen anti penyuapan
Baca juga: PLN Lampung : 2.996 konsumen telah konversi ke kompor induksi