Bandarlampung (ANTARA) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Lampung berupaya meningkatkan keterampilan industri kecil menengah (IKM) di daerahnya mengolah ubi kayu menjadi tepung singkong (mocaf) melalui pelatihan.
"Minggu ini kita ada pelatihan pengolahan ubi kayu menjadi mocaf," ujar Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Lampung, Elvira Umihanni, di Bandarlampung, Kamis.
Ia mengatakan, melalui pelatihan tersebut pihaknya berusaha meningkatkan keterampilan IKM dalam mengolah ubi kayu menjadi mocaf.
"Lampung ini banyak sekali produksi ubi kayunya, jadi kita coba tingkatkan kemampuan IKM terutama wirausaha baru untuk mengolah ubi kayu jadi mocaf," katanya.
Dia melanjutkan, selain menyasar IKM dalam pelatihan tersebut juga akan menggaet kelompok wanita tani (KWT).
"Harapannya KWT ini yang menanam ubi kayu, saat sudah diberi ilmu untuk mengolah hasil panen jadi memiliki nilai tambah, sehingga saat harga turun bisa diolah jadi produk yang harganya lebih baik," tambahnya.
Menurutnya, selain pelatihan pengolahan ubi kayu menjadi mocaf, telah dilakukan pula pelatihan pengembangan produk mocaf menjadi makanan ringan dan jajanan pasar.
"Jadi selain meningkatkan kemampuan, keterampilan dari setiap IKM, serta KWT. Tujuan lainnya adalah meningkatkan wirausahawan baru yang memanfaatkan ubi kayu sebagai bahan utama produk yang dihasilkan," katanya pula.
Diketahui Lampung sebagai salah satu daerah penghasil ubi kayu memiliki luasan lahan singkong mencapai 366.830 hektar. Lahan ubi kayu terbesar di Lampung itu berada di Lampung Tengah dengan luas mencapai 121.000 hektare, lalu diikuti dengan Lampung Utara 53.994 hektare, dan Lampung Timur seluas 49.000 hektare, telah menyatakan kesiapannya untuk menambah jumlah produksi mocaf.
"Minggu ini kita ada pelatihan pengolahan ubi kayu menjadi mocaf," ujar Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Lampung, Elvira Umihanni, di Bandarlampung, Kamis.
Ia mengatakan, melalui pelatihan tersebut pihaknya berusaha meningkatkan keterampilan IKM dalam mengolah ubi kayu menjadi mocaf.
"Lampung ini banyak sekali produksi ubi kayunya, jadi kita coba tingkatkan kemampuan IKM terutama wirausaha baru untuk mengolah ubi kayu jadi mocaf," katanya.
Dia melanjutkan, selain menyasar IKM dalam pelatihan tersebut juga akan menggaet kelompok wanita tani (KWT).
"Harapannya KWT ini yang menanam ubi kayu, saat sudah diberi ilmu untuk mengolah hasil panen jadi memiliki nilai tambah, sehingga saat harga turun bisa diolah jadi produk yang harganya lebih baik," tambahnya.
Menurutnya, selain pelatihan pengolahan ubi kayu menjadi mocaf, telah dilakukan pula pelatihan pengembangan produk mocaf menjadi makanan ringan dan jajanan pasar.
"Jadi selain meningkatkan kemampuan, keterampilan dari setiap IKM, serta KWT. Tujuan lainnya adalah meningkatkan wirausahawan baru yang memanfaatkan ubi kayu sebagai bahan utama produk yang dihasilkan," katanya pula.
Diketahui Lampung sebagai salah satu daerah penghasil ubi kayu memiliki luasan lahan singkong mencapai 366.830 hektar. Lahan ubi kayu terbesar di Lampung itu berada di Lampung Tengah dengan luas mencapai 121.000 hektare, lalu diikuti dengan Lampung Utara 53.994 hektare, dan Lampung Timur seluas 49.000 hektare, telah menyatakan kesiapannya untuk menambah jumlah produksi mocaf.