Serang (ANTARA) - Pemudik yang menuju Madiun, Jawa Timur, bernama Muhammad Malik menilai pengaturan lalu lintas (lalin) di Tol Trans Sumatera cukup efektif untuk mencegah kemacetan dan menghindari terjadinya kecelakaan akibat kelelahan

"Di sana, jalan lurus itu kan ditutup semua, kami diwajibkan ke rest area. Menurut saya, sistem itu efektif cegah macet. Soalnya tiket kapal dicekin (diperiksa), selain itu juga mengurangi kecelakaan juga," kata Malik ketika ditemui di Rest Area KM 68 Tol Merak, Serang, Banten, Sabtu.

Kepala Pos Pengamanan Rest Area KM 20B Tol Trans Sumatera Iptu Nixson Wilson Wariki  sebelumnya mengatakan bahwa Kepala Polda Lampung memerintahkan seluruh kendaraan dimasukkan ke rest area.

Keberadaan rest area memiliki peran penting untuk mencegah kemacetan di Pelabuhan Bakauheni karena seluruh calon penumpang kapal harus menunjukkan tiket mereka sebelum memasuki kawasan Pelabuhan Bakauheni.

Dengan demikian, katanya, tidak akan ada kemacetan akibat masyarakat yang belum membeli tiket penyeberangan.

Lebih lanjut, Malik menceritakan kisah perjalanannya dari Bandarlampung hingga tiba di Pelabuhan Merak. Ia mengatakan perjalanan yang ia tempuh sejak malam hari terasa nyaman karena lancarnya lalu lintas sepanjang Tol Trans Sumatera menuju Pelabuhan Bakauheni.

Akan tetapi, ketika tiba di Pelabuhan Merak pada dini hari, ia mengaku terjebak kepadatan kendaraan karena ramai pemudik pada arus balik ini.

"Lupa tadi sampai pukul berapa, yang jelas subuh tadi. Kami terlambat sedikit karena ramai pemudik, itu aja. Di Pelabuhan Merak saat keluar sama di perjalanan ke Gerbang Tol Merak, itu kan rapat kendaraan di jalur tol," ucapnya.

Kepadatan tersebut mengakibatkan Malik dan keluarganya tidak sempat membeli oleh-oleh khas Sumatera di sekitar Pelabuhan Merak, padahal mereka berencana untuk membelinya di kawasan tersebut karena tidak sempat membeli oleh-oleh di Lampung akibat menempuh perjalanan melalui Tol Trans Sumatera.

"Enggak sempat. Soalnya ingin sampai di Madiun malam ini," ucap Malik.

Pewarta : Putu Indah Savitri
Editor : Edy Supriyadi
Copyright © ANTARA 2024