Jakarta (ANTARA) - Ketua Unit Kerja Koordinasi (UKK) Gastro-Hepatologi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Dr dr Muzal Kadim, SpA(K) mengatakan terdapat beberapa gejala hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya yang perlu diwaspadai ketika terjadi pada anak mulai dari muntah sampai dengan bagian mata menguning.
"Sebagian besar adalah gejala saluran cerna biasanya anaknya muntah, diare, sakit perut, demam, karena infeksi sering disertai demam," jelas Muzal dalam tanya jawab virtual dengan media yang diikuti dari Jakarta, Sabtu.
Baca juga: Pemerintah melakukan penyelidikan epidemiologi antisipasi hepatitis akut
Gejala lebih lanjut berupa bagian tubuh menguning, seperti mata dan akan menyebar ke badan jika sudah masuk dalam gejala berat.
Tahap selanjutnya adalah anak dapat mengalami kesadaran yang menurun ketika sel-sel hati sudah banyak yang rusak. Kerusakan sel hati yang besar akan semakin memperparah gejala, bahkan hingga mengakibatkan kejang dan jika tidak ditangani bisa menyebabkan kematian.
Untuk itu dia mendorong orang tua segera membawa anaknya ke fasilitas pelayanan kesehatan, seperti Puskesmas dan rumah sakit jika anak mengalami gejala hepatitis akut tersebut.
"Oleh karena itu, sejak awal, sejak dini sebaiknya kita sudah waspada kalau mendapatkan kasus-kasus dengan gejala saluran cerna yang dicurigai seperti muntah, diare, sakit perut, demam kemudian kuning, air kencing berwarna tua seperti air teh, itu merupakan tanda-tandanya, segera dibawa ke rumah sakit untuk pertolongan," katanya.
Dia mengingatkan bahwa anak lebih rentan terhadap hepatitis akut karena belum memiliki sistem imun yang sempurna, terutama anak-anak yang berusia di bawah enam tahun seperti banyak kasus hepatitis akut yang ditemukan di beberapa negara.
Baca juga: Kemenkes sedang verifikasi temuan empat kasus diduga Hepatitis misterius
Terkait hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya tersebut, pemerintah lewat Kementerian Kesehatan telah meningkatkan kewaspadaan setelah Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) mengumumkan penyakit yang menyerang anak-anak di beberapa negara itu sebagai kejadian luar biasa (KLB) pada 15 April 2022.
Di Indonesia, tiga pasien anak meninggal dunia saat dirawat di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta dengan dugaan hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya per 30 April 2022.
"Sebagian besar adalah gejala saluran cerna biasanya anaknya muntah, diare, sakit perut, demam, karena infeksi sering disertai demam," jelas Muzal dalam tanya jawab virtual dengan media yang diikuti dari Jakarta, Sabtu.
Baca juga: Pemerintah melakukan penyelidikan epidemiologi antisipasi hepatitis akut
Gejala lebih lanjut berupa bagian tubuh menguning, seperti mata dan akan menyebar ke badan jika sudah masuk dalam gejala berat.
Tahap selanjutnya adalah anak dapat mengalami kesadaran yang menurun ketika sel-sel hati sudah banyak yang rusak. Kerusakan sel hati yang besar akan semakin memperparah gejala, bahkan hingga mengakibatkan kejang dan jika tidak ditangani bisa menyebabkan kematian.
Untuk itu dia mendorong orang tua segera membawa anaknya ke fasilitas pelayanan kesehatan, seperti Puskesmas dan rumah sakit jika anak mengalami gejala hepatitis akut tersebut.
"Oleh karena itu, sejak awal, sejak dini sebaiknya kita sudah waspada kalau mendapatkan kasus-kasus dengan gejala saluran cerna yang dicurigai seperti muntah, diare, sakit perut, demam kemudian kuning, air kencing berwarna tua seperti air teh, itu merupakan tanda-tandanya, segera dibawa ke rumah sakit untuk pertolongan," katanya.
Dia mengingatkan bahwa anak lebih rentan terhadap hepatitis akut karena belum memiliki sistem imun yang sempurna, terutama anak-anak yang berusia di bawah enam tahun seperti banyak kasus hepatitis akut yang ditemukan di beberapa negara.
Baca juga: Kemenkes sedang verifikasi temuan empat kasus diduga Hepatitis misterius
Terkait hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya tersebut, pemerintah lewat Kementerian Kesehatan telah meningkatkan kewaspadaan setelah Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) mengumumkan penyakit yang menyerang anak-anak di beberapa negara itu sebagai kejadian luar biasa (KLB) pada 15 April 2022.
Di Indonesia, tiga pasien anak meninggal dunia saat dirawat di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo Jakarta dengan dugaan hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya per 30 April 2022.