Padang (ANTARA) - Provinsi Sumatera Barat dinilai membutuhkan tourism hub atau pusat pariwisata baru untuk bisa mengembangkan potensi yang masih tersimpan terutama untuk daerah bagian selatan.
"Daerah bagian selatan Sumbar sesungguhnya memiliki potensi yang sama luar biasanya dengan bagian utara yang sektor pariwisatanya sudah berkembang pesat. Namun ada satu "sekrup" yang masih kurang yaitu pusat pariwisata. Tempat wisatawan menghabiskan hari pertama sebelum menikmati paket wisata selanjutnya," kata penggiat pariwisata Sumbar, Zuhrizul di Padang, Jumat.
Ia menyebutkan ada dua kota yang telah berperan sebagai tourism hub atau pusat pariwisata di Sumbar selama ini yaitu Padang dan Bukittinggi.
Padang menjadi titik tolak bagi wisatawan untuk menikmati paket wisata di daerah sekitar seperti Pariaman, Padang Panjang dan Pesisir Selatan. Sementara Bukittinggi memainkan peran tourism hub untuk daerah bagian utara.
Kota Bukittinggi telah menjadi pusat pariwisata yang menjadi titik tolak bagi wisatawan untuk menikmati destinasi di daerah sekitarnya seperti Agam, Pasaman, Tanah Datar, Payakumbuh dan Limapuluh Kota.
Sementara untuk daerah selatan, belum ada yang mengambil peran sebagai pusat pariwisata sehingga travel agent sulit membuat paket wisata yang menarik dan efektif dari segi waktu perjalanan.
"Daerah selatan seperti Solok Raya, Solok Selatan, Sawahlunto, Sijunjung hingga Dharmasraya relatif jauh dari Padang dan Bukittinggi, dua pusat pariwisata yang telah ada. Jika dipaksakan, maka wisatawan akan merasa jenuh karena lamanya perjalanan yang harus ditempuh," ujarnya.
Untuk Solok Raya memang relatif dekat dari Padang. Hanya dua jam perjalanan. Namun untuk melanjutkan perjalanan ke daerah lain pada hari yang sama, akan menyita waktu dan menimbulkan kejenuhan bagi wisatawan.
"Solusinya adalah membangun tourism hub di Solok Raya. Tepatnya di kawasan Alahan Panjang. Lokasi tersebut dinilai tepat karena memiliki alam yang indah. Bisa menikmati pemandangan lima gunung dan danau. Juga didukung seni budaya dan kuliner yang lezat. Ada pula sajian kopi yang telah mendunia," kata Zuhrizul.
Setelah menghabiskan hari pertama di Alahan Panjang, wisatawan bisa diarahkan untuk memilih paket wisata menikmati Warisan Budaya Dunia UNESCO di Sawahlunto, Geopark Silokek di Sijunjung, Candi di Dharmasraya atau ke Solok Selatan.
Dari Solok juga relatif dekat ke Tanah Datar dan Padang Panjang dan Bukittinggi sehingga travel agen bisa lebih mudah menyiapkan paket wisata untuk dipilih wisatawan.
Namun untuk menyiapkan Solok Sebagai pusat pariwisata baru di daerah selatan Sumbar bukan perkara mudah. Fasilitas harus ditingkatkan. Hotel-hotel di bangun. Destinasi dimatangkan.
"Memang tugas yang berat. Namun Pemprov Sumbar telah menginisiasi dan memulai langkah awal. Studi kelayakan telah dilakukan untuk membangun dua destinasi unggulan yang bisa mendukung Solok sebagai pusat pariwisata di selatan Sumbar yaitu Kawasan Bukit Campai dan Kawasan Gunung Talang. Butuh dukungan bersama untuk bisa mewujudkan agar pariwisata Sumbar bisa lebih berkembang," katanya.
Gubernur Sumbar, Mahyeldi menyebut pariwisata adalah salah satu lokomotif ekonomi Sumbar yang menjadi salah satu fokus dalam pembangunan daerah.
Langkah-langkah sudah diambil untuk menjadikan Sumbar sebagai salah satu daerah pusat pariwisata di Indonesia. Salah satu bentuk dukungan yang dilakukan pemerintah adalah dengan meluncurkan Visit Beautiful West Sumatera 2023.
"Daerah bagian selatan Sumbar sesungguhnya memiliki potensi yang sama luar biasanya dengan bagian utara yang sektor pariwisatanya sudah berkembang pesat. Namun ada satu "sekrup" yang masih kurang yaitu pusat pariwisata. Tempat wisatawan menghabiskan hari pertama sebelum menikmati paket wisata selanjutnya," kata penggiat pariwisata Sumbar, Zuhrizul di Padang, Jumat.
Ia menyebutkan ada dua kota yang telah berperan sebagai tourism hub atau pusat pariwisata di Sumbar selama ini yaitu Padang dan Bukittinggi.
Padang menjadi titik tolak bagi wisatawan untuk menikmati paket wisata di daerah sekitar seperti Pariaman, Padang Panjang dan Pesisir Selatan. Sementara Bukittinggi memainkan peran tourism hub untuk daerah bagian utara.
Kota Bukittinggi telah menjadi pusat pariwisata yang menjadi titik tolak bagi wisatawan untuk menikmati destinasi di daerah sekitarnya seperti Agam, Pasaman, Tanah Datar, Payakumbuh dan Limapuluh Kota.
Sementara untuk daerah selatan, belum ada yang mengambil peran sebagai pusat pariwisata sehingga travel agent sulit membuat paket wisata yang menarik dan efektif dari segi waktu perjalanan.
"Daerah selatan seperti Solok Raya, Solok Selatan, Sawahlunto, Sijunjung hingga Dharmasraya relatif jauh dari Padang dan Bukittinggi, dua pusat pariwisata yang telah ada. Jika dipaksakan, maka wisatawan akan merasa jenuh karena lamanya perjalanan yang harus ditempuh," ujarnya.
Untuk Solok Raya memang relatif dekat dari Padang. Hanya dua jam perjalanan. Namun untuk melanjutkan perjalanan ke daerah lain pada hari yang sama, akan menyita waktu dan menimbulkan kejenuhan bagi wisatawan.
"Solusinya adalah membangun tourism hub di Solok Raya. Tepatnya di kawasan Alahan Panjang. Lokasi tersebut dinilai tepat karena memiliki alam yang indah. Bisa menikmati pemandangan lima gunung dan danau. Juga didukung seni budaya dan kuliner yang lezat. Ada pula sajian kopi yang telah mendunia," kata Zuhrizul.
Setelah menghabiskan hari pertama di Alahan Panjang, wisatawan bisa diarahkan untuk memilih paket wisata menikmati Warisan Budaya Dunia UNESCO di Sawahlunto, Geopark Silokek di Sijunjung, Candi di Dharmasraya atau ke Solok Selatan.
Dari Solok juga relatif dekat ke Tanah Datar dan Padang Panjang dan Bukittinggi sehingga travel agen bisa lebih mudah menyiapkan paket wisata untuk dipilih wisatawan.
Namun untuk menyiapkan Solok Sebagai pusat pariwisata baru di daerah selatan Sumbar bukan perkara mudah. Fasilitas harus ditingkatkan. Hotel-hotel di bangun. Destinasi dimatangkan.
"Memang tugas yang berat. Namun Pemprov Sumbar telah menginisiasi dan memulai langkah awal. Studi kelayakan telah dilakukan untuk membangun dua destinasi unggulan yang bisa mendukung Solok sebagai pusat pariwisata di selatan Sumbar yaitu Kawasan Bukit Campai dan Kawasan Gunung Talang. Butuh dukungan bersama untuk bisa mewujudkan agar pariwisata Sumbar bisa lebih berkembang," katanya.
Gubernur Sumbar, Mahyeldi menyebut pariwisata adalah salah satu lokomotif ekonomi Sumbar yang menjadi salah satu fokus dalam pembangunan daerah.
Langkah-langkah sudah diambil untuk menjadikan Sumbar sebagai salah satu daerah pusat pariwisata di Indonesia. Salah satu bentuk dukungan yang dilakukan pemerintah adalah dengan meluncurkan Visit Beautiful West Sumatera 2023.