Banjarmasin (ANTARA) - Wilayah Pegunungan Meratus dengan keanekaragaman lanskap geologi, keanekaragaman hayati, dan keragaman budayanya diharapkan bisa menjadi taman bumi dunia yang dikelola dengan konsep pelindungan holistik dan berkelanjutan.

"Pegunungan Meratus ini unik. Bukan hanya nilai geologinya yang tinggi, tetapi juga bentang alamnya bagus. Dan keajaiban seperti ini bisa dinikmati oleh masyarakat baik lokal maupun internasional," kata Kepala Pusat Survei Geologi Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Hendra Gunawan di Taman Hutan Rakyat Sultan Adam, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, Jumat.

"Tinggal bagaimana kita mengelolanya dengan optimal sehingga hasilnya bisa sesuai harapan," kata Hendra, yang bersama tim Badan Geologi melakukan survei di beberapa situs geologi Meratus untuk penetapan Meratus sebagai warisan geologi.

Menurut peraturan Menteri ESDM No. 1/2020 tentang pedoman penetapan warisan geologi, seluruh taman bumi nasional juga harus memenuhi syarat menjadi warisan geologi. Demikian pula dengan Pegunungan Meratus, yang diperkirakan berusia 200 juta tahun.

Kawasan yang ditetapkan sebagai taman bumi nasional tahun 2018 itu memiliki 74 potensi situs geologi yang tersebar di sembilan wilayah kabupaten/kota di Kalimantan Selatan.

Taman Bumi Meratus sedang diajukan menjadi taman bumi dunia (UNESCO Global Geopark/UGG).

Upaya yang sudah dilakukan untuk menjadikan Meratus sebagai taman bumi dunia antara lain perbaikan fasilitas pendukung dan akses menuju situs geologi serta sosialisasi mengenai konservasi situs geologi ke sekolah-sekolah dan kelompok sadar wisata.  

Badan Pengelola Geopark Meratus juga telah membangun pusat informasi Geopark Meratus di Taman Hutan Rakyat Sultan Adam di Kabupaten Banjar.

Hendra mengatakan bahwa pengembangan Taman Bumi Meratus perlu merujuk pada maruah taman bumi sebagai bagian dari upaya konservasi alam yang berkelanjutan.

"Semua unsur itu bisa diramu. Penting bagi kita mengelola unsur-unsur tersebut untuk pembangunan berkelanjutan tanpa merusak alam. Masyarakat perlu disadarkan pentingnya menjaga alam," kata dia.

"Keterkaitan antara unsur geologi dengan budaya juga perlu ditonjolkan untuk melibatkan masyarakat karena salah satu unsur utama yang penting dalam pengelolaan geopark adalah keterlibatan masyarakat," ia menambahkan.

Ia mengemukakan pentingnya penyajian narasi mengenai proses geologi yang terjadi di Meratus untuk meningkatkan pemahaman warga yang mengunjungi situs geologi mengenai konservasi situs geologi.

"Narasi ini tidak harus mewah, yang penting informatif. Perlu juga narasi menarik terkait legenda dan kearifan lokal masyarakat setempat," kata Hendra.

Di Indonesia, taman bumi yang sudah ditetapkan sebagai UNESCO Global Geopark yakni Taman Bumi Gunung Batur di Pulau Bali, Taman Bumi Gunung Sewu di Pulau Jawa, Taman Bumi Rinjani di Pulau Lombok, dan Taman Bumi Ciletuh di Pulau Jawa.



 

Pewarta : Sri Haryati
Editor : Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2024