Bukittinggi (ANTARA) - Gempa bumi yang terjadi di Sumatera Barat (Sumbar) memaksa belasan pasien di Rumah Sakit Achmad Mochtar (RSAM) Kota Bukittinggi dirawat di tenda yang dipasang di luar bangunan untuk keamanan.
"Pihak RSAM bersama 14 orang perwakilan pasien menyepakati untuk yang sebelumnya dirawat di lantai tiga dan lantai empat dievakuasi sementara ke tenda yang kami pasang di luar bangunan," kata Humas RSAM Murshalman Chaniago di Bukittinggi, Jumat.
Ia mengatakan rentetan gempa yang berpusat di Pasaman Barat itu terasa kuat di Kota Bukittinggi dan sempat membuat panik pasien beserta seluruh pegawai rumah sakit setempat.
"Untuk menjaga keamanan dan kenyamanan pasien serta petugas kami ambil keputusan tersebut melalui instruksi langsung Direktur," kata Murshalman.
Awalnya pada gempa awal yang terjadi, pihak RSAM masih bisa mengkondisikan dan pasien hanya terkejut saat goncangan yang terjadi karena tidak terdapat kerusakan pada bangunan.
"Tapi setelah gempa susulan yang lebih dari dua kali terjadi, pasien melalui pihak keluarga sepakat kita evakuasi ke tenda yang dikoordinasikan bersama Dinas Sosial Kota Bukittinggi," kata dia.
Saat proses evakuasi berlangsung, beberapa pasien juga masih menggunakan selang infus dan ada yang dilengkapi tabung oksigen.
"Ada sekitar 14 pasien yang dievakuasi dari lantai tiga dan empat Gedung Ambun Suri, dan beberapa orang meminta pulang karena merasa tidak nyaman dan itu sudah sesuai izin dari perawat," ujarnya.
Gempa bumi bermagnitudo 6,2 mengguncang wilayah Sumatera Barat tepatnya 17 km timur laut Pasaman Barat pada Jumat pukul 08.39 WIB.
Informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, gempa yang berlokasi di 0.15 derajat lintang utara, 99.98 derajat bujur timur pada kedalaman 10 km itu tidak berpotensi tsunami.*
Akibat gempa, pasien RSAM dievakuasi dan dirawat di tenda darurat
Pasien dievakuasi saat gempa bumi yang terasa di Bukittinggi. (Antarasumbar/Al Fatah)