Medan (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) Sumatera Utara mengungkapkan risiko gagal bayar (NPL) kredit perbankan di daerah itu tren turun, dampak berbagai kebijakan program pemerintah khususnya restrukturisasi kredit.

Kepala BI Kantor Perwakilan Sumut, Soekowardojo, di Medan, Minggu mengatakan, pada posisi September 2021, NPL kredit perbankan Sumut tinggal 3,02 persen.

NPL di September itu lebih rendah dari posisi Juni 2021 yang masih 3,47 persen dan bahkan jauh lebih rendah dari September 2020 yang 3,47 persen.

"Penurunan NPL dampak positif program restrukturisasi kredit yang dilakukan pemerintah dan mulai membaiknya geliat usaha,"ujarnya.

Diperkirakan, NPL kredit perbankan Sumut bisa terus turun karena ekonomi semakin membaik dan banyaknya program pemerintah untuk menggerakkan usaha UMKM.

Soekowardojo menyebutkan, penyaluran kredit perbankan di Sumut masih tumbuh walau melambat.

Para pengusaha,  sebagian besar masih "wait and see" untuk mengembangkan investasinya melihat masih adanya pandemi COVID-19.

Pertumbuhan penyaluran kredit korporasi misalnya menurun atau tinggal 4,5 persen dari 6,9 persen sebelumnya.

Syukurnya, NPL kredit korporasi tercatat turun menjadi 3 persen dari 4 persen sebelumnya.

"Tapi harus disyukuri, penyaluran kredit perbankan di Sumut masih bisa bertumbuh sekitar 3 persen di tengah ada pandemi COVID-19,"katanya.

Hingga posisi September 2021, penyaluran kredit perbankan Sumut sudah Rp230, 3 triliun.

Uploader : Angga Pramana


Pewarta : Evalisa Siregar
Editor :
Copyright © ANTARA 2024