Bandarlampung (ANTARA) - Sejumlah petani di Lampung mulai memproduksi umbi porang menjadi chips kering guna memenuhi kebutuhan ekspor akan komoditas potensial tersebut.
"Saat ini penanaman umbi porang oleh petani memang semakin menggeliat sebab prospek komoditas tersebut sebagai komoditas unggulan cukup baik," ujar salah seorang petani porang di Lampung, Joniyansah saat dihubungi dari Bandarlampung, Rabu.
Ia mengatakan untuk umbi porang milik petani di Lampung sudah mulai diolah menjadi chips untuk menambah nilai jual produk dan memenuhi permintaan ekspor pabrik yang berada di Pulau Jawa.
"Kita tidak menjual bentuk umbi basah namun yang sudah berbentuk chips, karena harga jauh lebih mahal. Untuk pengiriman biasa ke pabrik yang ada di Jawa sebab di Lampung belum ada pabrik pengolahan chips porang. Sekali kirim chips porang bisa mencapai 4 ton," katanya.
Menurutnya, pengolahan umbi porang menjadi chips tersebut dilakukan dengan menjalin kemitraan bersama koperasi, sehingga penyerapan panen porang di Tanggamus dan sekitarnya dapat tercapai.
"Kalau untuk petani yang produksi chips dengan metode oven hanya ada 11 orang dan tersebar di beberapa kabupaten. Rata-rata memang petani mengolah chips porang yang dikeringkan secara alami menggunakan sinar matahari," ucapnya.
Dia menjelaskan dalam proses produksi chips porang perbandingannya beragam tergantung masa panen, ada yang lima ton umbi basah bisa jadi satu ton chips, ada juga yang 3-4 ton umbi basah menjadi satu ton saja chips kering.
"Saat pengelolaan umbi porang milik petani menjadi chips kering oven ini hasilnya beragam tergantung kadar air dan jumlah panen. Namun yang pasti bisa membantu menyediakan lapangan pekerjaan bagi warga sekitar, disini saja yang bekerja dari pengolahan umbi basah, mencuci, merajang sampai oven bisa dikerjakan 14 warga," katanya.
Hal serupa juga dikatakan oleh Supriyanto salah seorang pengurus koperasi produksi berbasis porang di Bandarlampung.
"Untuk petani binaan koperasi yang mengelola umbi porang basah menjadi chips tersebar di Kabupaten Tanggamus, Pringsewu, dan Pesawaran rata-rata menggunakan metode oven sehingga hasilnya lebih kering," ujar Supriyanto.
Menurutnya, meski dalam skala rumahan produksi chips porang oven tersebut dapat memproduksi 1,5 ton hingga 2 ton sekali produksi dengan melibatkan ibu rumah tangga di sekitar tempat produksi.
"Pengolahan ini mampu menyerap tenaga kerja juga, dan untuk harga chips porang hasil penjemuran alami matahari di pasaran saat ini dijual dengan harga Rp45 ribu per kilogram, sedangkan chips porang oven dijual dengan harga Rp60 ribu per kilogram," ujarnya .
Dia melanjutkan hasil produksi chips porang tersebut biasanya akan di kirimkan ke Pulau Jawa untuk pemenuhan permintaan pabrik yang siap melakukan ekspor ke China, Jepang dan Eropa.
"Belum ada yang langsung ekspor dari Lampung, harapannya bisa langsung ekspor lewat Pelabuhan Panjang sebab biaya akomodasi ke Jawa cukup mahal, belum lagi petani binaan kita harus mengalokasikan pembiayaan untuk membeli bibit," katanya lagi.
Ia mengharapkan dengan adanya pengelolaan umbi porang menjadi chips di Lampung yang mulai bergeliat, pemerintah dapat memfasilitasi ekspor porang chips di Lampung untuk diekspor secara langsung ke negara tujuan.
"Saat ini penanaman umbi porang oleh petani memang semakin menggeliat sebab prospek komoditas tersebut sebagai komoditas unggulan cukup baik," ujar salah seorang petani porang di Lampung, Joniyansah saat dihubungi dari Bandarlampung, Rabu.
Ia mengatakan untuk umbi porang milik petani di Lampung sudah mulai diolah menjadi chips untuk menambah nilai jual produk dan memenuhi permintaan ekspor pabrik yang berada di Pulau Jawa.
"Kita tidak menjual bentuk umbi basah namun yang sudah berbentuk chips, karena harga jauh lebih mahal. Untuk pengiriman biasa ke pabrik yang ada di Jawa sebab di Lampung belum ada pabrik pengolahan chips porang. Sekali kirim chips porang bisa mencapai 4 ton," katanya.
Menurutnya, pengolahan umbi porang menjadi chips tersebut dilakukan dengan menjalin kemitraan bersama koperasi, sehingga penyerapan panen porang di Tanggamus dan sekitarnya dapat tercapai.
"Kalau untuk petani yang produksi chips dengan metode oven hanya ada 11 orang dan tersebar di beberapa kabupaten. Rata-rata memang petani mengolah chips porang yang dikeringkan secara alami menggunakan sinar matahari," ucapnya.
Dia menjelaskan dalam proses produksi chips porang perbandingannya beragam tergantung masa panen, ada yang lima ton umbi basah bisa jadi satu ton chips, ada juga yang 3-4 ton umbi basah menjadi satu ton saja chips kering.
"Saat pengelolaan umbi porang milik petani menjadi chips kering oven ini hasilnya beragam tergantung kadar air dan jumlah panen. Namun yang pasti bisa membantu menyediakan lapangan pekerjaan bagi warga sekitar, disini saja yang bekerja dari pengolahan umbi basah, mencuci, merajang sampai oven bisa dikerjakan 14 warga," katanya.
Hal serupa juga dikatakan oleh Supriyanto salah seorang pengurus koperasi produksi berbasis porang di Bandarlampung.
"Untuk petani binaan koperasi yang mengelola umbi porang basah menjadi chips tersebar di Kabupaten Tanggamus, Pringsewu, dan Pesawaran rata-rata menggunakan metode oven sehingga hasilnya lebih kering," ujar Supriyanto.
Menurutnya, meski dalam skala rumahan produksi chips porang oven tersebut dapat memproduksi 1,5 ton hingga 2 ton sekali produksi dengan melibatkan ibu rumah tangga di sekitar tempat produksi.
"Pengolahan ini mampu menyerap tenaga kerja juga, dan untuk harga chips porang hasil penjemuran alami matahari di pasaran saat ini dijual dengan harga Rp45 ribu per kilogram, sedangkan chips porang oven dijual dengan harga Rp60 ribu per kilogram," ujarnya .
Dia melanjutkan hasil produksi chips porang tersebut biasanya akan di kirimkan ke Pulau Jawa untuk pemenuhan permintaan pabrik yang siap melakukan ekspor ke China, Jepang dan Eropa.
"Belum ada yang langsung ekspor dari Lampung, harapannya bisa langsung ekspor lewat Pelabuhan Panjang sebab biaya akomodasi ke Jawa cukup mahal, belum lagi petani binaan kita harus mengalokasikan pembiayaan untuk membeli bibit," katanya lagi.
Ia mengharapkan dengan adanya pengelolaan umbi porang menjadi chips di Lampung yang mulai bergeliat, pemerintah dapat memfasilitasi ekspor porang chips di Lampung untuk diekspor secara langsung ke negara tujuan.