Bandarlampung (ANTARA) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Lampung mencatat pada tahun 2020 ekspor biji kopi di daerahnya dapat mencapai 237 ribu ton.
"Untuk ekspor biji kopi Lampung tahun lalu mencapai 237 ribu ton, masih cukup banyak untuk tahun ini masih dalam pencatatan," ujar Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Lampung, Elvira Umihani, di Bandarlampung, Kamis.
Ia mengatakan ekspor biji kopi pada tahun 2020 tersebut bila dikonversikan bernilai Rp5,46 triliun.
Baca juga: Tiga komoditas unggulan Lampung jadi sasaran ekspor
"Untuk tujuan ekspor utama ada 5 negara, sedangkan ada pula 54 negara yang mau menerima produk biji kopi asal Lampung dan menjadi tujuan ekspor," katanya.
Dia menjelaskan lima negara tujuan ekspor utama biji kopi Lampung tersebut ialah Jepang, Italia, Maroko, Malaysia, Georgia.
"Untuk permintaan ekspor kopi memang yang utama adalah biji kopi sebab nantinya akan diolah sendiri, sedangkan untuk bubuk kopi sudah ada yang diekspor namun belum terlalu banyak," ucapnya.
Menurutnya, guna memperluas pasar ekspor biji kopi pihaknya akan terus memperbaiki kualitas dan produktivitas kopi Lampung melalui pelatihan.
"Kita beri pelatihan mengenai standarisasi produk, hingga pendampingan digital marketing agar kualitas biji kopi Lampung pun semakin baik," katanya.
Diketahui berdasarkan data Kementerian Pertanian dengan luas lahan seluas 156.918 hektare jumlah produksi kopi Lampung terus mengalami kenaikan tiap tahunnya terinci pada tahun 2017 angka produksi kopi berjumlah 107.219 ton, lalu pada tahun 2018 berjumlah 110.597 ton, selanjutnya pada 2019 sebesar 117.111 ton, tahun 2020 sekitar 118.149 ton dan pada 2021 angka sementara produksi kopi sebanyak 117.092 ton.
Sedangkan angka ekspor kopi Lampung pada periode Januari hingga Juli 2019 berjumlah 90,2 ton atau bernilai Rp1,8 triliun.
Baca juga: Pemprov Lampung rencanakan revitalisasi 1.000 hektare tanaman kopi
Baca juga: Panen kopi Lampung diproyeksikan pada tahun 2022 meningkat 94.877 ton
"Untuk ekspor biji kopi Lampung tahun lalu mencapai 237 ribu ton, masih cukup banyak untuk tahun ini masih dalam pencatatan," ujar Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Lampung, Elvira Umihani, di Bandarlampung, Kamis.
Ia mengatakan ekspor biji kopi pada tahun 2020 tersebut bila dikonversikan bernilai Rp5,46 triliun.
Baca juga: Tiga komoditas unggulan Lampung jadi sasaran ekspor
"Untuk tujuan ekspor utama ada 5 negara, sedangkan ada pula 54 negara yang mau menerima produk biji kopi asal Lampung dan menjadi tujuan ekspor," katanya.
Dia menjelaskan lima negara tujuan ekspor utama biji kopi Lampung tersebut ialah Jepang, Italia, Maroko, Malaysia, Georgia.
"Untuk permintaan ekspor kopi memang yang utama adalah biji kopi sebab nantinya akan diolah sendiri, sedangkan untuk bubuk kopi sudah ada yang diekspor namun belum terlalu banyak," ucapnya.
Menurutnya, guna memperluas pasar ekspor biji kopi pihaknya akan terus memperbaiki kualitas dan produktivitas kopi Lampung melalui pelatihan.
"Kita beri pelatihan mengenai standarisasi produk, hingga pendampingan digital marketing agar kualitas biji kopi Lampung pun semakin baik," katanya.
Diketahui berdasarkan data Kementerian Pertanian dengan luas lahan seluas 156.918 hektare jumlah produksi kopi Lampung terus mengalami kenaikan tiap tahunnya terinci pada tahun 2017 angka produksi kopi berjumlah 107.219 ton, lalu pada tahun 2018 berjumlah 110.597 ton, selanjutnya pada 2019 sebesar 117.111 ton, tahun 2020 sekitar 118.149 ton dan pada 2021 angka sementara produksi kopi sebanyak 117.092 ton.
Sedangkan angka ekspor kopi Lampung pada periode Januari hingga Juli 2019 berjumlah 90,2 ton atau bernilai Rp1,8 triliun.
Baca juga: Pemprov Lampung rencanakan revitalisasi 1.000 hektare tanaman kopi
Baca juga: Panen kopi Lampung diproyeksikan pada tahun 2022 meningkat 94.877 ton