Bandarlampung (ANTARA) - Purino Institut Teknologi Sumatera (Itera) melaksanakan FGD kolaborasi riset oleh pusat riset dan inovasi prediksi bersama pemodelan risiko bahaya dan bencana Itera dengan pusat pengembangan wilayah pesisir dan laut Institut Teknologi Bandung bertema Pemodelan Gelombang Laut Sebagai Langkah Mitigasi Bencana.

Kegiatan dibuka oleh Kepala LPPM Itera Acep Purqon. 

Pada pembukaannya Acep menyampaikan bahwa Purino merupakan salah satu wadah multidisplin ilmu dengan salah satu Purino yang ada adalah Purino Prediksi dan Pemodelan Risiko Bahaya dan Bencanan.

Pusat Riset dan Inovasi yang ada di Itera diharapkan dapat menjadikan Sumatera sebagai topik-topik pilihan dalam riset maupun inovasi yang dikerjakan.

Beberapa kerja sama Itera dengan instansi terkait dengan pemodelan gelombang adalah kerja sama Itera dengan TNI AL. Harapannya bidang-bidang ilmu terkait dalam hal ini ada pada Prodi Matematika ITB, Matematika Itera, Teknik Kelautan Itera.

Kegiatan dilanjutkan dengan pemberian materi oleh Ikha Magdalena selaku dosen pada KK Matematika Industri dan Keuangan, FMIPA ITB.

Ikha menjelaskan bahwa Pusat Pengembangan Wilayah Pesisir dan Laut merupakan salah satu pusat di ITB yang fokus membahas pengembangan berkelanjutan wilayah pesisir dan laut.

Ikha menambahkan, beberapa topik yang telah dipaparkan oleh beberapa perwakilan bidang ilmu dapat secara fokus dikerjakan maupun dikembangkan secara berkelanjutan.

Acara dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh Satriyo Panalaran, dosen Prodi Teknik Kelautan Itera.

Dalam materinya, Satriyo menyampaikan beberapa bidang kajian yang dilakukan oleh KK Hidrodinamika dan energi laut, di antaranya hidrodinamika laut, peramalan cuaca lingkungan laut, bencana laut-tsunami dan masih banyak lainnya .

Setelah itu dilanjutkan pemberian materi FGD oleh Nanda Nurisman, dosen Prodi Teknik Kelautan Itera.

Nanda membawakan materi Potensi Gelombang di Wilayah Pesisir Provinsi Lampung.

“Potensi bahaya yang ada di teluk lampung adalah erosi pantai, kerusakan lingkungan pesisir, dan banjir rob. Sedangkan potensi ekonominya yaitu PLTG, wisata bawah air, dan banjir rob.” ujar Nanda

Pada materi selanjutnya disampaikan oleh Amalia Listiani, dosen Prodi Sains Aktuaria Itera.

Amalia menyampaikan bahwa bencana tsunami yang sangat tinggi di Indonesia melebihi Jepang.

Tsunami di Indonesia sudah sering terjadi dan disebabkan oleh gempa tektonik, letusan gunung api maupun longsor, dan itu semua ada potensinya di Lampung.

Secara sejarah  sudah pernah terjadi tahun 2018 di Kalianda, Kabupaten Lampung Selatan.

Akibat longsoran yang menimbulkan banyak korban meninggal faktornya adalah daerah Kalianda berhadapan langsung dengan Gunung Anak Krakatau yang padat dengan penduduk, dan kondisi rumahnya dekat dengan pantai.

Amalia juga menyampaikan pemodelan dan simulasi gelombang tsunami dengan pendekatan neural network.

Salah satu pemodelan yang dapat dilakukan adalah menggunakan Algoritma backpropagation neural network.

Acara ini dihadiri oleh 18 orang, baik dari lingkungan Itera dan Pusat Pengembangan Wilayah Pesisir dan Laut Itera.

Setelah pemberian oleh beberapa pemateri, kemudian dilanjutkan dengan sesi diskusi dan didapatkan beberapa topik riset, selanjutnya adalah penutupan acara.

Baca juga: Itera bahas potensi bencana longsor di Provinsi Lampung
Baca juga: Itera gelar workshop dan coaching penulisan-publikasi artikel ilmiah


Pewarta : Emir Fajar Saputra
Editor : Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2024