Washington (ANTARA) - Korban tewas akibat runtuhnya menara kondominium di Florida, Miami (AS) bertambah menjadi 79 pada Jumat (9/7) setelah pekerja mengeluarkan 14 mayat lagi dari reruntuhan dan mengatakan mereka telah mengurangi tumpukan puing hingga hampir ke permukaan tanah.

Penemuan mayat itu menyisakan 61 orang masih hilang dan dikhawatirkan tewas di reruntuhan beton dan baja bangunan tepi laut 12 lantai itu di Surfside, kata Wali Kota Miami-Dade County, Daniella Levine Cava pada konferensi pers sore.

Jumlah orang hilang dapat berubah karena kemungkinan tidak semua berada di dalam gedung ketika tiba-tiba runtuh ke tanah pada dini hari 24 Juni. Para pejabat belum bisa memastikan penyebab bencana itu.

Kru yang bekerja sepanjang waktu selama 16 hari telah mengurangi jumlah tumpukan puing dari empat atau lima tingkat menjadi hampir rata dengan permukaan tanah, dengan beberapa di bawah permukaan tanah.

Kecepatan kru menemukan korban tewas telah ditingkatkan sejak tim menghancurkan bagian bangunan yang masih berdiri selama akhir pekan, memungkinkan akses yang lebih besar ke dalam reruntuhan dan lebih banyak penggunaan alat berat.

Levine Cava mengatakan seekor kucing bernama Binx yang telah tinggal di lantai sembilan gedung sebelum ambruk ditemukan hidup di daerah itu, menyebut penemuan itu setelah lebih dari dua minggu sebagai "sedikit kabar baik."

Sebuah perdebatan telah bermunculan di antara anggota masyarakat yang dilanda bencana itu tentang apa yang harus dilakukan dengan situs di mana Menara Champlain Selatan pernah berdiri. Para pengacara untuk beberapa anggota keluarga korban menyarankan situs itu harus menjadi peringatan untuk orang yang tewas.

Penyelidik belum menentukan apa yang menyebabkan Menara Champlain Selatan runtuh tanpa peringatan. Perhatian telah difokuskan pada laporan teknik 2018 yang memperingatkan kekurangan struktural.

Menyusul keruntuhan itu, para penghuni sebuah kondominium di dekatnya, Crestview Towers, diminta pergi setelah para insinyur menemukan masalah beton dan listrik yang serius. Mereka tidak diizinkan kembali karena pejabat kota mencoba menentukan apakah bangunan itu dapat distabilkan.

Sumber: Reuters

Pewarta : Mulyo Sunyoto
Editor : Agus Wira Sukarta
Copyright © ANTARA 2024