Sragen (ANTARA) - Salah satu desa di Kabupaten Sragen, Provinsi Jawa Tengah telah menyiapkan rumah hantu untuk pemudik yang nekat datang pada Lebaran 2021.
"Sudah kami siapkan rumah hantu untuk yang nekat mudik. Ini baru kami bersihkan gotong-royong warga, besok sudah siap digunakan," kata Kepala Desa Sepat Mulyono di Sragen, Jumat.
Keberadaan rumah hantu tersebut merupakan rumah berusia tua yang sudah lama tidak digunakan sebagai hunian. Dulunya bangunan tersebut merupakan gudang tas dan sudah 11 tahun tidak ditempati.
Baca juga: Pemprov Lampung dan komunitas kendaraan ikrar bersama untuk tidak mudik
Ia mengatakan pada tahun lalu, sejumlah warga yang nekat mudik dimasukkan ke dalam rumah tersebut untuk mengikuti karantina.
"Mereka benar-benar kapok. Selain ketakutan, ada yang mengaku pernah didatangi hantu yang mereka takutkan selama ini," katanya.
Meski demikian, kata Mulyono, sebelum mengoperasikan rumah tersebut sebagai tempat karantina, pemerintah desa akan meminta izin kepada Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati terlebih dahulu.
Baca juga: Pemprov Lampung terbitkan edaran larangan mudik bagi ASN
Melihat kondisi tahun lalu di mana pemerintah pusat juga sudah mengeluarkan larangan mudik, ia memperkirakan tahun ini akan tetap ada pemudik nekat seperti halnya tahun 2019.
"Saya kira akan ada warga yang tetap mudik, apalagi warga di sini banyak yang merantau di Jakarta bahkan luar Jawa," katanya.
Ia mengatakan selama menjalani karantina 14 hari tersebut pihak pemerintah desa akan menyediakan makanan untuk berbuka dan sahur untuk para pemudik.
Baca juga: Dinas Perhubungan Lampung akan lakukan penyekatan di lima titik perbatasan
"Sudah kami siapkan rumah hantu untuk yang nekat mudik. Ini baru kami bersihkan gotong-royong warga, besok sudah siap digunakan," kata Kepala Desa Sepat Mulyono di Sragen, Jumat.
Keberadaan rumah hantu tersebut merupakan rumah berusia tua yang sudah lama tidak digunakan sebagai hunian. Dulunya bangunan tersebut merupakan gudang tas dan sudah 11 tahun tidak ditempati.
Baca juga: Pemprov Lampung dan komunitas kendaraan ikrar bersama untuk tidak mudik
Ia mengatakan pada tahun lalu, sejumlah warga yang nekat mudik dimasukkan ke dalam rumah tersebut untuk mengikuti karantina.
"Mereka benar-benar kapok. Selain ketakutan, ada yang mengaku pernah didatangi hantu yang mereka takutkan selama ini," katanya.
Meski demikian, kata Mulyono, sebelum mengoperasikan rumah tersebut sebagai tempat karantina, pemerintah desa akan meminta izin kepada Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati terlebih dahulu.
Baca juga: Pemprov Lampung terbitkan edaran larangan mudik bagi ASN
Melihat kondisi tahun lalu di mana pemerintah pusat juga sudah mengeluarkan larangan mudik, ia memperkirakan tahun ini akan tetap ada pemudik nekat seperti halnya tahun 2019.
"Saya kira akan ada warga yang tetap mudik, apalagi warga di sini banyak yang merantau di Jakarta bahkan luar Jawa," katanya.
Ia mengatakan selama menjalani karantina 14 hari tersebut pihak pemerintah desa akan menyediakan makanan untuk berbuka dan sahur untuk para pemudik.
Baca juga: Dinas Perhubungan Lampung akan lakukan penyekatan di lima titik perbatasan