Metro (ANTARA) - Petani di Kelurahan Sumbersari, Kecamatan Metro Selatan mengeluhkan sulitnya mendapatkan pupuk bersubsidi dan nonsubsidi.

Bendol (64), salah seorang petani mengatakan, pupuk untuk masa tanam tahun ini sangat sulit didapatkan. Jika adapun, harganya pun terbilang cukup mahal yaitu Rp120 ribu per karung.

"Pupuknya sama sekali tidak ada. Kalau ada stoknya sangat sedikit dan harganya mahal. Saya memang tidak tergabung ke dalam kelompok tani Sumbersari tetapi teman-teman saya yang lain juga mengeluhkan tidak adanya pupuk subsidi," kata dia, Selasa.

Pihaknya berharap agar pupuk urea tersebut segera turun sebab saat ini para petani sangat membutuhkan pupuk tersebut.

"Semoga dipercepat pupuk ini. Karena kalau padi tidak memakai pupuk urea pasti ke depanya akan kurang bagus di hasil panennya," katanya.

Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (DKP3) Kota Metro, Heri Wiratno mengatakan, mulai besok (Rabu) petani bisa mendapatkan pupuk.

"Memang kalau sekarang pupuk itu tidak setiap hari ada. Tetapi besok petani sudah bisa menebusnya karena besok turun pupuk itu," kata dia.

Heri menjelaskan, untuk petani yang tidak tergabung di kelompok, bisa membeli pupuk di pengecer. Namun, harganya memang lebih mahal daripada pupuk bersubsidi.

"Kan memang pupuk bersubsidi itu untuk kelompok tani yang masuk RDKK. Untuk Metro ada 134 kelompok dan total ada 5924 petani. Kalau yang tidak masuk kelompok bisa menebus di pengecer, namun itu nonsubsidi dan harganya memang sedikit lebih mahal. Harga urea nonsubsidi Rp6000 per kilo, kalau subsidi Rp2.500," jelasnya.

Ia menambahkan, Kota Metro pada tahun 2021 ini mendapatkan kuota pupuk bersubsidi sebanyak 2.282 ton dengan jenis urea, NPK, SP-36, ZA dan pupuk organik.

"Untuk rincianya kuota pupuk subsidi untuk Kota Metro, urea 1080 ton, SP-36 235 ton, ZA 52 ton, NPK 768 ton dan pupuk organik 146 ton," tambahnya.


Pewarta : Hendra Kurniawan
Editor : Hisar Sitanggang
Copyright © ANTARA 2024