Sleman (ANTARA) - Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta mendorong pengelola destinasi wisata dan wisatawan memanfaatkan aplikasi "Visiting Jogja" untuk layanan kunjungan dan reservasi tiket objek wisata secara daring atau online.
"Saat ini sudah ada aplikasi 'Visiting Jogja' untuk layanan dan informasi pariwisata di DIY, aplikasi ini wajib diunduh bagi para pelaku wisata, termasuk wisatawan untuk reservasi atau mendaftar kan kunjungan secara daring," kata Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman Sudarningsih di Sleman, Selasa.
Menurut dia, melalui aplikasi tersebut dapat diketahui siapa yang berkunjung ke desa wisata Sleman berapa jumlah pengunjung, hotel ada berapa, destinasi ini berapa.
"Semua data tersebut juga bisa kami pantau, pendataan pengunjung secara daring ini, bertujuan untuk menghitung kapasitas pengunjung di destinasi wisata. Baik itu restoran, hotel, maupun desa wisata yang ada di setiap kabupaten," katanya.
Ia mengatakan, penghitungan kapasitas pengunjung maksimal, menjadi salah satu bentuk penerapan protokol kesehatan pencegahan COVID-19, khususnya di lokasi wisata.
"Sehingga jika dalam aplikasi terlihat sudah penuh kapasitasnya, maka tidak menerima dapat pengunjung lagi," katanya.
Baca juga: Sleman mengaktifkan reservasi daring destinasi wisata di "Visiting Jogja"
Sudarningsih mengatakan, memang dalam penggunaan aplikasi "Visiting Jogja" juga melalui tahap pelatihan. Hal itu dikarenakan baru beberapa pihak saja yang sudah mahir dalam pengaplikasiannya.
"Jika memang ada yang belum dapat mengoperasionalkan, bisa dicatat manual. Nanti kami akan bantu masukkan ke aplikasi," katanya.
Ia mengatakan, dari ratusan pengajuan operasional oleh pelaku usaha pariwisata, sudah 50 rekomendasi yang dikeluarkan Pemkab Sleman. Rekomendasi tersebut diberikan kepada kafe, restoran, tempat hiburan dan lainnya.
"Sedangkan sisanya, masih dalam proses verifikasi," katanya.
Saat ini, kata dia, jumlah objek wisata di Sleman yang sudah dibuka untuk dikunjungi juga semakin bertambah, dengan menerapkan protokol kesehatan COVID-19 ketat.
"Sejumlah objek wisata tersebut diantaranya Candi Ijo, Candi Sambisari dan sejumlah objek wisata di kawasan Kaliurang. Kecuali museum Ulen Sentalu. Itu terkait kesiapan masing-masing pengelola wisata, kami tidak pernah menyarankan. Kalau sudah siap dengan protokol kesehatan pariwisata, silakan beroperasional," katanya.
Baca juga: Satpol PP Sleman beri edukasi penggunaan masker di "Lava Tour Merapi"
"Saat ini sudah ada aplikasi 'Visiting Jogja' untuk layanan dan informasi pariwisata di DIY, aplikasi ini wajib diunduh bagi para pelaku wisata, termasuk wisatawan untuk reservasi atau mendaftar kan kunjungan secara daring," kata Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman Sudarningsih di Sleman, Selasa.
Menurut dia, melalui aplikasi tersebut dapat diketahui siapa yang berkunjung ke desa wisata Sleman berapa jumlah pengunjung, hotel ada berapa, destinasi ini berapa.
"Semua data tersebut juga bisa kami pantau, pendataan pengunjung secara daring ini, bertujuan untuk menghitung kapasitas pengunjung di destinasi wisata. Baik itu restoran, hotel, maupun desa wisata yang ada di setiap kabupaten," katanya.
Ia mengatakan, penghitungan kapasitas pengunjung maksimal, menjadi salah satu bentuk penerapan protokol kesehatan pencegahan COVID-19, khususnya di lokasi wisata.
"Sehingga jika dalam aplikasi terlihat sudah penuh kapasitasnya, maka tidak menerima dapat pengunjung lagi," katanya.
Baca juga: Sleman mengaktifkan reservasi daring destinasi wisata di "Visiting Jogja"
Sudarningsih mengatakan, memang dalam penggunaan aplikasi "Visiting Jogja" juga melalui tahap pelatihan. Hal itu dikarenakan baru beberapa pihak saja yang sudah mahir dalam pengaplikasiannya.
"Jika memang ada yang belum dapat mengoperasionalkan, bisa dicatat manual. Nanti kami akan bantu masukkan ke aplikasi," katanya.
Ia mengatakan, dari ratusan pengajuan operasional oleh pelaku usaha pariwisata, sudah 50 rekomendasi yang dikeluarkan Pemkab Sleman. Rekomendasi tersebut diberikan kepada kafe, restoran, tempat hiburan dan lainnya.
"Sedangkan sisanya, masih dalam proses verifikasi," katanya.
Saat ini, kata dia, jumlah objek wisata di Sleman yang sudah dibuka untuk dikunjungi juga semakin bertambah, dengan menerapkan protokol kesehatan COVID-19 ketat.
"Sejumlah objek wisata tersebut diantaranya Candi Ijo, Candi Sambisari dan sejumlah objek wisata di kawasan Kaliurang. Kecuali museum Ulen Sentalu. Itu terkait kesiapan masing-masing pengelola wisata, kami tidak pernah menyarankan. Kalau sudah siap dengan protokol kesehatan pariwisata, silakan beroperasional," katanya.
Baca juga: Satpol PP Sleman beri edukasi penggunaan masker di "Lava Tour Merapi"