Metro (ANTARA) - Pemerintah Kota Metro, Provinsi Lampung akan melakukan rapid test kepada seluruh tenaga pendidik SD maupun SMP di kota berjuluk "Bumi Sai Wawai" itu  sebagai persiapan untuk dimulainya kegiatan belajar mengajar (KBM) secara tatap muka. 

"Banyak yang harus dipersiapkan kalau KBM secara tatap muka. Salah satunya menyiapkan anggaran sekitar Rp800 juta untuk melakukan rapid test seluruh guru, supaya siswa maupun siswi kita benar-benar aman," kata Wali Kota Metro, Achmad Pairin, di Kota Metro, Rabu. 

Dia mengatakan, rencana dimulainya KBM tatap muka pada 24 Agustus 2020 masih akan ditinjau kembali. Pasalnya, banyak hal yang harus dipersiapkan untuk KBM secara tatap muka tersebut.

Baca juga: IDI sebuktan penelurusan dan tes usap di Lampung tidak optimal

"Persiapannya bukan hanya ruangan saja, tapi banyak. Ya salah satunya rapid test guru tadi. Kalau gurunya tidak di rapid test ngeri saya," ucapnya. 

Kemungkinan, lanjut Pairin, rencana dimulainya KBM tatap muka untuk tingkat SD dan SMP di Kota Metro akan dilaksanakan pada bulan September mendatang. 

"Tadi sudah saya panggil kepala dinas pendidikan. Saya tanya seperti apa persiapannya. Jadi paling cepat bulan September baru dimulai. Karena saya mau persiapannya harus matang," paparnya. 

Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kota Metro, Ria Andari mengatakan, pihaknya masih mendata jumlah guru SD dan SMP untuk nantinya akan di-rapid test. 

"Masih kita data, baru kita ajukan. Karena kita ingin siswa dan siswi kita benar-benar aman," katanya. 

Baca juga: Lampung telah periksa 2.640 sampel uji usap

Menurutnya, proses KBM tatap muka untuk SD dan SMP yang akan dimulai 24 Agustus masih dalam pembahasan. Pasalnya, banyak hal yang harus dipersiapkan.

"Kemarin dalam rapat tanggal 24 dimulai ya. Tapi tetap masih dalam proses, karena banyak hal yang harus dipersiapkan," paparnya. 

Ria menjelaskan, sekolah yang ingin mulai KBM tatap muka harus mengajukan terlebih dahulu ke Disdikbud. Nantinya, tim dari Disdikbud akan turun untuk melihat semua fasilitas di sekolah tersebut sudah siap. 

"Setelah tim dari dinas turun, baru kita laporkan ke Satgas COVID-19 untuk memberikan rekomendasi apakah sudah boleh mulai KBM tatap muka atau belum," jelasnya. 

Sekolah, kata dia, juga harus mengedarkan kuesioner kepada wali murid apakah mengizinkan anaknya untuk ikut KBM secara tatap muka.

"Kalau orang tua siswa tidak berkenan ya nanti akan kita berikan pendampingan. Sampai saat ini baru 10 sekolah yang mengajukan KBM tatap muka," katanya lagi. 

Ia menambahkan, nantinya materi pembelajaran pada KBM tatap muka bukan menggunakan kurikulum yang biasa, namun kurikulum darurat yang lebih dititikberarkan pada pendidikan karakter. 

"Jadi dititikberatkan kepada pendidikan karakter dan penguatan mental. Sesuai dengan Perwali nomor 17 Tahun 2019," tambahnya.

Baca juga: Lampung telah periksa 2.349 sampel tes usap
Baca juga: Hasil tes usap dua PDP meninggal di Lampung dinyatakan negatif COVID-19
 

Pewarta : Hendra Kurniawan
Editor : Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2024