Sleman (ANTARA) - Wakil Bupati Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Muslimatun menyebutkan dampak pandemi COVID-19 mengakibatkan turunnya pariwisata di berbagai daerah tidak terkecuali di Kabupaten Sleman, meskipun begitu pihaknya telah menyiapkan berbagai strategi dan protokol kesehatan demi menghidupkan kembali kegiatan pariwisata di wilayah itu.
"Hal yang harus diutamakan dalam menjalankan kegiatan pariwisata untuk saat ini adalah keamanan (safety)," kata Wakil Bupati Sleman, Sri Muslimatun saat talk show online bertema "New Normal New Tourism" Kebangkitan Pariwisata Sleman, di Sleman, Jumat.
Baca juga: Disparpora Kota Serang pastikan objek wisata terapkan protokol kesehatan
Menurut dia, objek wisata harus melalui verifikasi dari pihak terkait serta dilakukan simulasi uji coba terbatas terlebih dahulu sebelum dibuka untuk umum.
"Jangan sampai tempat wisata menjadi klaster baru penyebaran COVID-19," katanya.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman Sudarningsih menyatakan pihaknya bersama Dinas Kesehatan, Satpol PP Sleman dan instansi terkait lainnya telah melakukan pemeriksaan serta simulasi pembukaan objek wisata di berbagai tempat.
Menurut dia, pihaknya akan terus mengevaluasi penyelenggaraan kegiatan wisata tersebut. Jika nantinya ditemukan pelanggaran, seperti tidak menerapkan jaga jarak, atau tidak menyediakan tempat cuci tangan, dan lainnya maka pihaknya akan memberi tindakan tegas.
"Bahkan kalau kita cek ternyata tidak layak untuk melakukan kegiatan pariwisata, maka akan kita hentikan," katanya.
Ia mengatakan saat ini pihaknya tidak lagi memprioritaskan jumlah kunjungan wisata yang sebelumnya telah ditargetkan, yakni sebanyak 11 ribu kunjungan wisata di tahun 2020 ini.
Baca juga: Wisatawan kini tak cuma pentingkan harga
"Karena konsep 'mass tourism' atau mengundang wisatawan dalam jumlah banyak sudah menurun tidak lagi bisa dilakukan," katanya.
Sudarningsih mengatakan, pada era normal baru pariwisata saat ini pihaknya akan menargetkan pada konsep "personal, couple" atau "family tourism".
"Maka tempat-tempat wisata, dan usaha-usaha pendukungnya juga harus menyesuaikan," katanya.
Acara yang digelar oleh Harian Jogja ini menghadirkan beberapa narasumber, di antaranya Wakil Bupati Sleman, Kepala Dinas Pariwisata Sleman, Oka Pasaribu dari Grab Indonesia, Adin Jumaidi selaku GM The Atrium and Resort, serta Pimpinan Redaksi Harian Jogja, Anton Wahyu Prihartono, selaku moderator.
Baca juga: Pandemi COVID-19 ajarkan Bali benahi pariwisata
"Hal yang harus diutamakan dalam menjalankan kegiatan pariwisata untuk saat ini adalah keamanan (safety)," kata Wakil Bupati Sleman, Sri Muslimatun saat talk show online bertema "New Normal New Tourism" Kebangkitan Pariwisata Sleman, di Sleman, Jumat.
Baca juga: Disparpora Kota Serang pastikan objek wisata terapkan protokol kesehatan
Menurut dia, objek wisata harus melalui verifikasi dari pihak terkait serta dilakukan simulasi uji coba terbatas terlebih dahulu sebelum dibuka untuk umum.
"Jangan sampai tempat wisata menjadi klaster baru penyebaran COVID-19," katanya.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman Sudarningsih menyatakan pihaknya bersama Dinas Kesehatan, Satpol PP Sleman dan instansi terkait lainnya telah melakukan pemeriksaan serta simulasi pembukaan objek wisata di berbagai tempat.
Menurut dia, pihaknya akan terus mengevaluasi penyelenggaraan kegiatan wisata tersebut. Jika nantinya ditemukan pelanggaran, seperti tidak menerapkan jaga jarak, atau tidak menyediakan tempat cuci tangan, dan lainnya maka pihaknya akan memberi tindakan tegas.
"Bahkan kalau kita cek ternyata tidak layak untuk melakukan kegiatan pariwisata, maka akan kita hentikan," katanya.
Ia mengatakan saat ini pihaknya tidak lagi memprioritaskan jumlah kunjungan wisata yang sebelumnya telah ditargetkan, yakni sebanyak 11 ribu kunjungan wisata di tahun 2020 ini.
Baca juga: Wisatawan kini tak cuma pentingkan harga
"Karena konsep 'mass tourism' atau mengundang wisatawan dalam jumlah banyak sudah menurun tidak lagi bisa dilakukan," katanya.
Sudarningsih mengatakan, pada era normal baru pariwisata saat ini pihaknya akan menargetkan pada konsep "personal, couple" atau "family tourism".
"Maka tempat-tempat wisata, dan usaha-usaha pendukungnya juga harus menyesuaikan," katanya.
Acara yang digelar oleh Harian Jogja ini menghadirkan beberapa narasumber, di antaranya Wakil Bupati Sleman, Kepala Dinas Pariwisata Sleman, Oka Pasaribu dari Grab Indonesia, Adin Jumaidi selaku GM The Atrium and Resort, serta Pimpinan Redaksi Harian Jogja, Anton Wahyu Prihartono, selaku moderator.
Baca juga: Pandemi COVID-19 ajarkan Bali benahi pariwisata