Jakarta (ANTARA) - Lembaga Survei Alvara Research Center menyatakan bahwa puncak aktivitas internet masyarakat Indonesia selama pandemi COVID-19 adalah pukul 8 malam atau 20.00 WIB.
"Prime time-nya jam 8 malam," kata CEO Alvara Research Center Hasanuddin Ali dalam diskusi daring di Jakarta, Minggu.
Adapun, menurut survei tersebut, pengguna internet paling dominan selama pandemi COVID-19 di Indonesia adalah generasi Z, kemudian berturut-turut disusul generasi X, generasi milenial atau generasi Y, dan terakhir generasi baby boomers.
Sementara kegiatan yang paling sering dilakukan di internet selama pandemi COVID-19 adalah bertukar pesan (86,5 persen), berselancar di dunia maya (80,5 persen), mengakses jejaring sosial (70,3 persen), menonton video tanpa unduh atau video streaming (55,0 persen), mengirim e-mail (53,8 persen) dan mengunduh (53,5 persen).
Selebihnya untuk belanja online (44,6 persen), pembayaran online (40,4 persen), internet banking (33,7 persen), telepon internet (32,3 persen), mendengar musik (29,9 persen), transportasi online (29,4 persen), game online, belajar online (28,6 persen), video conference (25,3 persen), e-book/e-reader (16,0 persen) dan lainnya (3,0 persen).
Baca juga: Kemenkominfo siapkan akses internet di tujuh destinasi wisata baru, dukung promosi
Alokasi pengeluaran belanja untuk internet pun bertambah 2 persen jika dibandingkan tahun 2019 lalu. Menurut Hasanuddin Ali, peningkatan pengeluaran belanja internet masyarakat itu dipengaruhi juga oleh kebijakan pemerintah untuk bekerja di rumah dan sekolah dari rumah.
Hasil survei yang dilakukan Alvara Research Center menunjukkan bahwa pengeluaran belanja masyarakat atas kebutuhan internet pada 2020 ini mencapai 8,1 persen, sedangkan tahun lalu hanya sebesar 6,1 persen.
"Konsumsi internet kita naik berkali-kali lipat. Orang yang menggunakan internet di atas 7 jam ada 48,7 persen. Baik untuk kebutuhan mengunduh, belanja online, ini menjadikan tingkat pengeluaran internet tinggi," kata Ali.
Baca juga: Asyik, 25 kabupaten di Papua sudah bisa akses internet
"Prime time-nya jam 8 malam," kata CEO Alvara Research Center Hasanuddin Ali dalam diskusi daring di Jakarta, Minggu.
Adapun, menurut survei tersebut, pengguna internet paling dominan selama pandemi COVID-19 di Indonesia adalah generasi Z, kemudian berturut-turut disusul generasi X, generasi milenial atau generasi Y, dan terakhir generasi baby boomers.
Sementara kegiatan yang paling sering dilakukan di internet selama pandemi COVID-19 adalah bertukar pesan (86,5 persen), berselancar di dunia maya (80,5 persen), mengakses jejaring sosial (70,3 persen), menonton video tanpa unduh atau video streaming (55,0 persen), mengirim e-mail (53,8 persen) dan mengunduh (53,5 persen).
Selebihnya untuk belanja online (44,6 persen), pembayaran online (40,4 persen), internet banking (33,7 persen), telepon internet (32,3 persen), mendengar musik (29,9 persen), transportasi online (29,4 persen), game online, belajar online (28,6 persen), video conference (25,3 persen), e-book/e-reader (16,0 persen) dan lainnya (3,0 persen).
Baca juga: Kemenkominfo siapkan akses internet di tujuh destinasi wisata baru, dukung promosi
Alokasi pengeluaran belanja untuk internet pun bertambah 2 persen jika dibandingkan tahun 2019 lalu. Menurut Hasanuddin Ali, peningkatan pengeluaran belanja internet masyarakat itu dipengaruhi juga oleh kebijakan pemerintah untuk bekerja di rumah dan sekolah dari rumah.
Hasil survei yang dilakukan Alvara Research Center menunjukkan bahwa pengeluaran belanja masyarakat atas kebutuhan internet pada 2020 ini mencapai 8,1 persen, sedangkan tahun lalu hanya sebesar 6,1 persen.
"Konsumsi internet kita naik berkali-kali lipat. Orang yang menggunakan internet di atas 7 jam ada 48,7 persen. Baik untuk kebutuhan mengunduh, belanja online, ini menjadikan tingkat pengeluaran internet tinggi," kata Ali.
Baca juga: Asyik, 25 kabupaten di Papua sudah bisa akses internet