Bangalore (ANTARA) - Perusahaan farmasi multinasional Inggris dan Swedia, AstraZeneca, mulai menguji coba obat diabetes yang dinilai berpotensi menyembuhkan pasien COVID-19 dengan penyakit bawaan seperti gangguan jantung dan ginjal.

Langkah itu merupakan uji coba pengobatan kedua yang telah disetujui oleh otoritas terkait.

Lewat pernyataan tertulis, AstraZeneca pada Kamis menamakan uji coba itu sebagai "DARE-19" dan langkah itu bertujuan mengetahui kemanjuran obat diabetes, Farxiga, mengurangi risiko kematian akibat komplikasi penyakit dan gagal organ pada pasien COVID-19.

Produsen obat berlomba-lomba mengembangkan pengobatan yang berpotensi menyembuhkan pasien COVID-19. Penyakit menular itu, yang disebabkan jenis baru virus corona (SARS-CoV-2) telah menjangkit lebih dari 2,62 juta warga dunia dan menyebabkan 183.761 orang meninggal dunia.

"AstraZeneca berkomitmen menemukan solusi baru memerangi COVID-19 dengan mempelajari hasil uji coba dari obat baru dan obat yang telah tersedia buatan perusahaan kami," kata Mene Pangalos, salah satu petinggi perusahaan biofarmasi itu.

Di luar obat diabetes, obat kanker dan terapi imun (imunoterapi) juga jadi sejumlah pengobatan yang diuji coba kemanjurannya. Sejumlah penelitian menunjukkan pasien COVID-19 dengan gangguan jantung berisiko tinggi kena komplikasi, di antaranya termasuk gagal jantung.

AstraZeneca yang berkedudukan di Cambridge, Inggris, juga akan menguji coba obat kanker Calquence pada pasien COVID-19. Perusahaan itu telah bekerja sama dengan pesaingnya, GlaxoSmithKline, serta Cambridge University untuk membangun laboratorium uji COVID-19.

Uji coba DARE-19 diselenggarakan oleh AstraZeneca bekerja sama dengan American Heart Institute, lembaga di bawah naungan Rumah Sakit St. Luke, Amerika Serikat. Program itu akan diikuti setidaknya oleh 900 pasien di AS dan negara-negara Eropa dengan tingkat penularan virus tinggi, demikian keterangan AstraZeneca.

Tujuan uji coba itu, di antaranya mengetahui kemanjuran Farxiga mengurangi risiko berkembangnya penyakit, komplikasi klinis dan kematian pada pasien COVID-19, kata AstraZeneca. Walaupun demikian, perusahaan biofarmasi itu tidak menyebut kapan hasil uji coba obat itu akan diumumkan ke publik.

Farxiga, obat yang disetujui untuk menyembuhkan penderita diabetes tipe-2, merupakan bagian dari obat anti-diabetes SGLT2-inhibitor yang mendorong ginjal mengeluarkan gula darah melalui urin. Obat itu menunjukkan hasil menjanjikan untuk menyembuhkan pasien diabetes dengan gangguan jantung dan ginjal.

Di samping Inhibitor SGLT2, obat anti-diabetes lainnya antara lain Invokana dan Eli Lily and Co buatan Johnson & Johnson, dan Jardiance, obat buatan Boehringer Ingelheim.

Diabetes, penyakit jantung, dan masalah paru jangka panjang merupakan penyakit yang cukup banyak ditemukan pada pasien COVID-19 di Amerika Serikat, demikian laporan Reuters bulan lalu.

Sumber: Reuters


 

Pewarta : Genta Tenri Mawangi
Editor : Hisar Sitanggang
Copyright © ANTARA 2024