Manokwari (ANTARA) - Pandemi Coronavirus disease 2019 (COVID-19) memberi kesempatan bagi pemerintah Kabupaten Raja Ampat, Papua Barat, untuk membenahi sektor pariwisata.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua Barat, Donny H Heatubun di Manokwari, Kamis, mengutarakan bencana non alam COVID-19 merupakan masa yang sulit bagi sektor pariwisata Raja Ampat. Omset pada sektor ini turun drastis.

"Kita tahu bahwa selama ini sebagian besar pengunjung adalah wisman (wisatawan mancanegara). Awalnya pemerintah menyiasati dengan menggenjot wisatawan domestik, namun setelah kasus positif ditemukan di Indonesia hal itu tidak bisa dipaksakan," ucap Donny.

Tak hanya Raja Ampat, kata Donny, pandemi pun telah menggempur sektor pariwisata di seluruh wilayah Indonesia. Secara nasional sektor pariwisata mengalami dampak negatif sangat besar.

Menurutnya, selain fokus dalam pencegahan corona pemerintah Raja Ampat bisa memanfaatkan situasi ini untuk membenahi kekurangan dari aspek transportasi hingga fasilitas penunjang lainnya.

"Sehingga nanti begitu bencana ini berakhir, pariwisata Raja Ampat bisa langsung terbang dan siap untuk lebih maju lagi dari kondisi sekarang," katanya.

Selain membenahi infrastruktur, kata Donny, Pemda Raja Ampat pun bisa memanfaatkan teknologi daring untuk membangun kerjasama serta meningkatkan promosi.

"Raja Ampat kan sudah punya peta jalan (road map) pengembangan pariwisata. Hal itu bisa menjadi acuan dan bisa dioptimalkan dalam situasi seperti ini," kata Donny.

Ia mengemukakan, selain wisata laut Raja Ampat memiliki potensi wisata daratan yang luar biasa. Promosi dan tata kelola pariwisata bisa dipersiapkan agar lebih siap saat situasi sudah kembali normal

"Termasuk pelaku UMKM (usaha mikro kecil dan menengah), sebagai penunjang pariwisata. Mereka harus dibina dan ditata dari penyediaan produk hingga kesiapan mereka dalam memanfaatkan sektor pariwisata untuk pengembangan ekonomi," ucap Donny lagi.

Raja Ampat pun dinilai memiliki produk budaya yang sangat potensial. Jika dioptimalkan, budaya masyarakat bisa menjadi daya magnetik bagi wisatawan.*

Pewarta : Toyiban
Editor : Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2024