Metro (ANTARA) - Pemerintah Kota (Pemkot) Metro menambah 28 ruang isolasi untuk pasien dalam pengawasan (PDP) yang tersebar di tiga rumah sakit Kota Metro.
"Sebanyak 28 ruang isolasi itu berada di RSUD Ahmad Yani, Rumah Sakit Mardi Waluyo dan Rumah Sakit Muhammadiyah Metro," kata Ketua Gugus Tugas COVID 19 Kota Metro, Nasir AT. MM, di Kota Metro, Kamis.
Ia menyebutkan, RSUD Ahmad Yani sebagai salah satu rumah sakit rujukan COVID 19, menyediakan 20 ruang isolasi dengan enam diantaranya disiapkan khusus untuk pasien yang positif virus tersebut.
"Yang enam itu khusus, karena untuk pasien yang positif. Jadi sesuai standar yang sudah ditentukan. Sedangkan untuk isolasi PDP di RSUD A Yani ada 14, RS Mardi Waluyo ada dua dan di RS Muhammadiyah ada enam," katanya.
Untuk saat ini, kata Nasir, Metro memang masih kekurangan alat pelindung diri (APD) dalam penanganan virus COVID-19 khususnya untuk tim surveilans.
"Kalau untuk tenaga medis sudah ada. Tapi untuk tim surveilans memang masih kurang. Tim surveilans ini yang mensurvei jika ada PDP," ucapnya.
Kendati demikian, tambah dia, dalam waktu dekat pemerintah akan menambah APD untuk tenaga medis dan petugas surveilans karena sangat penting.
"Pak gubernur sudah mengambil langkah terkait APD. Kita diminta untuk berkoordinasi dengan pemerintah provinsi," tambahnya.
"Sebanyak 28 ruang isolasi itu berada di RSUD Ahmad Yani, Rumah Sakit Mardi Waluyo dan Rumah Sakit Muhammadiyah Metro," kata Ketua Gugus Tugas COVID 19 Kota Metro, Nasir AT. MM, di Kota Metro, Kamis.
Ia menyebutkan, RSUD Ahmad Yani sebagai salah satu rumah sakit rujukan COVID 19, menyediakan 20 ruang isolasi dengan enam diantaranya disiapkan khusus untuk pasien yang positif virus tersebut.
"Yang enam itu khusus, karena untuk pasien yang positif. Jadi sesuai standar yang sudah ditentukan. Sedangkan untuk isolasi PDP di RSUD A Yani ada 14, RS Mardi Waluyo ada dua dan di RS Muhammadiyah ada enam," katanya.
Untuk saat ini, kata Nasir, Metro memang masih kekurangan alat pelindung diri (APD) dalam penanganan virus COVID-19 khususnya untuk tim surveilans.
"Kalau untuk tenaga medis sudah ada. Tapi untuk tim surveilans memang masih kurang. Tim surveilans ini yang mensurvei jika ada PDP," ucapnya.
Kendati demikian, tambah dia, dalam waktu dekat pemerintah akan menambah APD untuk tenaga medis dan petugas surveilans karena sangat penting.
"Pak gubernur sudah mengambil langkah terkait APD. Kita diminta untuk berkoordinasi dengan pemerintah provinsi," tambahnya.