Manokwari (ANTARA) - Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua Barat, Donny H Heatubun menilai penyebaran Virus Corona tidak akan terlalu berdampak terhadap sektor pariwisata di daerah tersebut.
"Sektor pariwisata unggulan kita saat ini adalah Raja Ampat. Wisatawan asing yang berkunjung selama ini kebanyakan berasal dari Eropa dan Amerika. Warga China ada tapi tidak terlalu," kata Donny di Manokwari, Senin.
Kendati demikian, sebut Donny, Indonesia harus tetap melakukan antisipasi, mengingat negara-negara di Eropa dan Amerika pun saat ini sudah mulai menahan diri untuk bepergian.
"Sebelum ke Indonesia biasanya mereka transit ke kota-kota wilayah Asia. Kalau China jelas pemerintah sudah melarang warganya untuk keluar. Sedangkan Eropa dan Amerika sedang berusaha menahan diri, maka otomatis pariwisata kita pun akan mengalami dampaknya," ucap dia lagi.
Baca juga: HPI Raja Ampat keluarkan edaran, pemandu wisata waspadai penularan Virus Corona
Ia menyebutkan, BI telah menurunkan target pertumbuhan ekonomi nasional dari 5,1 hingga 5,6 persen menjadi 5,1 hingga 5,4 persen pada tahun 2020. Itu dilakukan seiring perkembangan penyebaran virus corona secara global dan ancamanya terhadap Indonesia.
Pariwisata dinilai menjadi salah satu sektor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi baik pada skala nasional maupun regional.
Untuk skala regional, lanjut Donny, BI Papua Barat belum menentukan perubahan pertumbuhan ekonomi dari target yang diberikan pusat. Ia optimistis pertumbuhan ekonomi Papua Barat tidak akan menerima dampak langsung dari penyebaran virus tersebut.
"Kita berdoa mudah-mudahan obat virus corona ini segera ditemukan sehingga perekonomian nasional juga global bisa pulih kembali," ucap Donny juga.
Baca juga: BI Papua Barat bantu pemda kembangkan desa wisata Raja Ampat
Dari sisi perdagangan, menurut Heatubun komoditas yang akan mengganggu perekomian Papua Barat dan nasional adalah komoditas bawang putih, mengingat 90 persen bawang putih di Indonesia didatangkan dari Tiongkok.
"Apalagi sebentar lagi kita akan menghadapi hari raya Idul Fitri. Ini sudah diantisipasi sejak awal dan pemerintah sudah menempuh beberapa langkah antisipasi," katanya lagi.
"Sektor pariwisata unggulan kita saat ini adalah Raja Ampat. Wisatawan asing yang berkunjung selama ini kebanyakan berasal dari Eropa dan Amerika. Warga China ada tapi tidak terlalu," kata Donny di Manokwari, Senin.
Kendati demikian, sebut Donny, Indonesia harus tetap melakukan antisipasi, mengingat negara-negara di Eropa dan Amerika pun saat ini sudah mulai menahan diri untuk bepergian.
"Sebelum ke Indonesia biasanya mereka transit ke kota-kota wilayah Asia. Kalau China jelas pemerintah sudah melarang warganya untuk keluar. Sedangkan Eropa dan Amerika sedang berusaha menahan diri, maka otomatis pariwisata kita pun akan mengalami dampaknya," ucap dia lagi.
Baca juga: HPI Raja Ampat keluarkan edaran, pemandu wisata waspadai penularan Virus Corona
Ia menyebutkan, BI telah menurunkan target pertumbuhan ekonomi nasional dari 5,1 hingga 5,6 persen menjadi 5,1 hingga 5,4 persen pada tahun 2020. Itu dilakukan seiring perkembangan penyebaran virus corona secara global dan ancamanya terhadap Indonesia.
Pariwisata dinilai menjadi salah satu sektor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi baik pada skala nasional maupun regional.
Untuk skala regional, lanjut Donny, BI Papua Barat belum menentukan perubahan pertumbuhan ekonomi dari target yang diberikan pusat. Ia optimistis pertumbuhan ekonomi Papua Barat tidak akan menerima dampak langsung dari penyebaran virus tersebut.
"Kita berdoa mudah-mudahan obat virus corona ini segera ditemukan sehingga perekonomian nasional juga global bisa pulih kembali," ucap Donny juga.
Baca juga: BI Papua Barat bantu pemda kembangkan desa wisata Raja Ampat
Dari sisi perdagangan, menurut Heatubun komoditas yang akan mengganggu perekomian Papua Barat dan nasional adalah komoditas bawang putih, mengingat 90 persen bawang putih di Indonesia didatangkan dari Tiongkok.
"Apalagi sebentar lagi kita akan menghadapi hari raya Idul Fitri. Ini sudah diantisipasi sejak awal dan pemerintah sudah menempuh beberapa langkah antisipasi," katanya lagi.