Bandarlampung (ANTARA) - Pasar Nggruput di Kabupaten Pringsewu, Provinsi Lampung sudah menjadi sebuah ikonik masyarakat di sana untuk mencari makanan tradisional di pagi hari pada akhir pekan.

Pasar yang terletak di Jalan komplek perkantoran Pemerintah Kabupaten Pringsewu itu memang dibuka setiap akhir pekan dan selalu di kunjungi oleh ribuan masyarakat yang ingin mencari makanan ringan dengan harga terjangkau.

Di Pasar Ngegruput masyarakat yang datang ke sana tdak hanya dari wilayah sekitaran kabupaten Pringsewu saja, namun banyak juga masyarakat dari luar daerah yang ingin berburu jajanan di tempat itu.

Kepala Dinas Komunikas dan Informasi Kabupaten Pringsewu, Samsir Kamsi, mengungkapkan bahwa pasar yang saat ini menjadi salah satu tempat ikon di kabupatennya tersebut sudah berjalan selama kurang lebih tiga tahun.

Ia menjelaskan, terbentuknya pasar itu diawali oleh inisiatif tokoh pemuda setempat yang menginginkan adanya pusat keramaian di Kabupaten itu, yang menjadi tempat berkumpulnya masyarakat untuk bencengkeama bersama keluarga dan kerabatnya.

"Pringsewu kan tidak ada laut atau tempat wisata yang menonjol, sehingga pemuda-pemudi di sini memiliki ide dan kami, pemerintah sangat mendukungnya," kata dia.

Kepala Dinas Kominfo itu menyebutkan bahwa tidak hanya untuk tempat keramaian pasar Ngegruput ini dibentuk akan tetapi tujuan lainnya yakni menghidupkan ekonomi kreatif masyarakat Pringsewu.

"Dengan adanya pasar rakyat ini tentunya hal ini dapat membantu perekonomian warga," ujarnya.

  Pengunjung ke pasar Ngegruput di Pringsewu sedang bersantai dan berfoto selpi bareng keluarga usai menikmati jajanan tradisional,Selasa. (25/2/2020) (ANTARA/Dian Hadiyatna) Dia menyampaikan bahwa di pasar Nggruput tersebut di isi sekitar 300 pedagang yang menjajaki makanannya. Meskipun kondisi pasarnya sederhana dengan mengemper tapi sejak tiga tahun lalu dibentuk pasar ini memiliki omset yang cukup besar dan telah membanyu perekonomian masyarakat di sini.

Samsir melanjutkan bahwa untuk menjamin dan melindungi masyarakat yang datang ke pasar itu untuk membeli makanan yang dijajaki pedagang pemerintah setempat pun telah bekerja sama dengan Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM).

"Setiap dua bulan sekali BBPOM datang ke pasar Ngegruput untuk mencek semua makanan yang dijajaki pedagang. Hal ini dilakukan agar jajanan di sini jauh dari unsur pengawet dan boraks yang membahayakan konsumen," jelasnya.

Pasar Ngegruput yang terlihat sederhana ini memiliki sedikit kelebihan bukan karena harga makanan yang murah namun pemandangan persawahan di sekitar pasar tersebut juga ingin membuat masyarakat yang datang berlama-lama di sana.

Salah satu pedagang di sana Dewi mengungkapkan bahwa dirinya merasa beruntung dan terbantu dengan adanya pasar mingguan ini sebab telah banyak membantu perekonomiannya.

Sejak awal menjajaki dagangannya di pasar Ngegruput bersama suaminya jajanan yang dibawanya selalu habis tidak tersisa. Ia pun tidak menyangka ternyata setiap minggunya animo masyarakat datang ke pasar itu tidak berkurang namun malah bertambah banyak.

Sementara itu, salah seorang warga yang berkunjung ke pasar tersebut Afif, menyebutkan, di pasar kuliner ini setiap pekannya dikunjungi oleh banyak orang yang ingin menghabiskan waktu paginya dengan mencari makanan dengan harga yang terjangkau bersama kerabatnya.

Menurutnya yang membuat pasar tersebut menarik yakni jajanan baik itu tradisional maupun kekinian sama enaknya dan murah meriah ditambah pemandangan yang asri dimana sejauh mata memandang di kanan dan kirinya adalah lahan persawahan yang hijau.

Dia yang sudah sering datang lokasi mengungkapkan bahwa pasar yang buka setiap hari minggu pagi dari pukul 06.00 WIB hingga 10.00 WIB sudah berjalan kurang lebih 3 tahun dan bila ada acara di Pasar Nggruput ini kepala daerah bersama jajarannya juga kerap datang untuk menambah kemeriahannya.

Namun, kata dia, pasar kuliner ini harus ditambah sedikit fasilitas penunjang seperti di pinggiran jalan di tempat pedagang menjajakan dagangannya dan masyarakat menyantap makanan bisa di buatkan trotoar agar pengunjung yang datang juga tidak mengemper di tanah yang beralasan tiker.

Selain itu, fasilitas penunjang lainnya yang perlu diperhatikan yakni toilet umum karena bila ingin buang air kecil pengunjung harus berjalan jauh ke lingkup perkantoran pemkab setempat dan tempat berteduh ketika hujan. 
  Pengunjung ke pasar Ngegruput di Pringsewu sedang berburu makanan yang di jajaki pedagang,Selasa. (25/2/2020) (ANTARA/Dian Hadiyatna)



 

Pewarta : Dian Hadiyatna
Editor : Samino Nugroho
Copyright © ANTARA 2024