Makassar (ANTARA) - Wisata mancing di Kampung Borong Kalukua, Kecamatan Maros Baru, Kabupaten Maros, Sulsel menjadi alternatif wisata keluarga, karena selain bisa mancing juga dapat menikmati hasilnya di beberapa gazebo yang disiapkan.
"Di sini ikan hasil pancingan ditimbang dan cukup membayar Rp30 ribu perkilogram, kalau dibakarkan Rp35 ribu per kg," kata salah seorang pemancing Sukri yang membawa keluarga menikmati liburan di lokasi pemancingan Borong Kalukua, Maros, Selasa.
Baca juga: "Fishing competition" di Lovina-Bali jadi atraksi wisata bahari
Ia mengatakan tempat pemancingan di sini sangat cocok untuk menikmati suasana pedesaan dan panorama mangrov (hutan bakau) di sekelilingnya.
Karena itu, lanjutnya, dia bersama keluarganya datang ramai-ramai memancing dan menikmati ikan bakar jenis ikan bandeng. Apabila tidak sempat membawa nasi dari rumah, cukup membayar Rp50 ribu sudah dapat menimati nasi untuk jatah 12 orang yang disiapkan pihak pengelola.
"Jadi, dengan modal Rp350 ribu sudah dapat menikmati ikan bakar, nasi dan aneka sambel di gazebo serta membawa ikan segar ke rumah," ujarnya.
Hal senada dikemukakan pengujung asal Kabupaten Sinjai, Satriani yang datang bersama keluarganya ke lokasi pemancingan itu. Menurut dia, lokasi ini sangat cocok untuk menikamti kuliner ikan bakar dengan panorama hutan bakau.
Baca juga: Wabup Sidoarjo membuka turnamen mancing untuk promosikan pariwisata bahari
Tak heran jika musim libur seperti saat ini, lokasi pemancingan ini banyak dikunjungi baik warga Kabupaten Maros maupun dari daerah lain di Sulsel.
Sementara itu, pengelola lokasi pemancingan Dusun Borong Kalukua, Baharurddin mengatakan, beberapa petak tambak yang dikelolanya bukan milik sendiri, tetapi status sewa.
"Alhamdulillah dengan menjadikan tambak ini sebagai lokasi pemancingan, keuntungan yang diperoleh jauh lebih banyak ketimbang dikelola dengan sistem panen sekaligus lalu dijual ke pasar," katanya.
Alasannya, karena dengan penjualan hasil tambak dari hasil pancingan pengujung bisa mendapatkan sedikitnya Rp1 juta per hari, dan pada masa padat pengujung (peak season) saat masa libur bisa memperoleh Rp5 juta per hari.
Suasana pengujung yang menikmati rekreasi di lokasi pemancingan yang dikelilingi hutan mangrove (bakau) di Dusun Borong Kalukua, Kecamatan Maros Baru, Sulsel, Selasa (24/12/2019). ANTARA Foto/Suriani Mappong
"Di sini ikan hasil pancingan ditimbang dan cukup membayar Rp30 ribu perkilogram, kalau dibakarkan Rp35 ribu per kg," kata salah seorang pemancing Sukri yang membawa keluarga menikmati liburan di lokasi pemancingan Borong Kalukua, Maros, Selasa.
Baca juga: "Fishing competition" di Lovina-Bali jadi atraksi wisata bahari
Ia mengatakan tempat pemancingan di sini sangat cocok untuk menikmati suasana pedesaan dan panorama mangrov (hutan bakau) di sekelilingnya.
Karena itu, lanjutnya, dia bersama keluarganya datang ramai-ramai memancing dan menikmati ikan bakar jenis ikan bandeng. Apabila tidak sempat membawa nasi dari rumah, cukup membayar Rp50 ribu sudah dapat menimati nasi untuk jatah 12 orang yang disiapkan pihak pengelola.
"Jadi, dengan modal Rp350 ribu sudah dapat menikmati ikan bakar, nasi dan aneka sambel di gazebo serta membawa ikan segar ke rumah," ujarnya.
Hal senada dikemukakan pengujung asal Kabupaten Sinjai, Satriani yang datang bersama keluarganya ke lokasi pemancingan itu. Menurut dia, lokasi ini sangat cocok untuk menikamti kuliner ikan bakar dengan panorama hutan bakau.
Baca juga: Wabup Sidoarjo membuka turnamen mancing untuk promosikan pariwisata bahari
Tak heran jika musim libur seperti saat ini, lokasi pemancingan ini banyak dikunjungi baik warga Kabupaten Maros maupun dari daerah lain di Sulsel.
Sementara itu, pengelola lokasi pemancingan Dusun Borong Kalukua, Baharurddin mengatakan, beberapa petak tambak yang dikelolanya bukan milik sendiri, tetapi status sewa.
"Alhamdulillah dengan menjadikan tambak ini sebagai lokasi pemancingan, keuntungan yang diperoleh jauh lebih banyak ketimbang dikelola dengan sistem panen sekaligus lalu dijual ke pasar," katanya.
Alasannya, karena dengan penjualan hasil tambak dari hasil pancingan pengujung bisa mendapatkan sedikitnya Rp1 juta per hari, dan pada masa padat pengujung (peak season) saat masa libur bisa memperoleh Rp5 juta per hari.