Jakarta (ANTARA) - Bak petir di siang bolong, pada Kamis, publik dikejutkan dengan penusukan atas Menkopolhukam Wiranto oleh orang tak dikenal di alun-alun Menes, Kabupaten Pandeglang, Banten.
Wiranto yang mengenakan batik hijau lengan panjang dan mengenakan peci, dari video dan foto-foto yang beredar, sedang bersalaman dengan petugas kepolisian yang berdiri di hadapannya untuk menyambut.
Di belakang polisi tersebut berdiri seorang pria tak dikenal berkemeja hitam dan bercelana panjang putih, dan langsung membalikkan badan sejajar dengan Wiranto dan menghunuskan pisau ke perut Wiranto.
Wiranto tampak terhuyung dan jatuh di sekitar kerumunan sejumlah orang yang menyambut dan sedang memfoto.
Baca juga: Menko Polhukam Wiranto ditusuk orang tidak dikenal
Wiranto terjatuh!
Ada juga foto yang tersebar menggambarkan Wiranto dengan perban menutupi luka di perut bagian kirinya sedang diangkut dengan tandu di rumah sakit.
Dikabarkan Wiranto dirawat di RSUD setempat.
Sementara penusuknya sudah diamankan oleh pihak berwajib. Terdapat foto yang memperlihatkan wajah terduga penusuk yang duduk di lantai sembari kakinya selonjoran dan dengan tangan terikat.
Penusukan atas Wiranto ini menjadi bukti nyata bahwa ancaman pembunuhan terhadap sejumlah pejabat negara, benar adanya.
Wiranto dalam jumpa pers di Media Center Kemenkopolhukam pada 28 Mei lalu menyebutkan bahwa ada ancaman pembunuhan terhadap empat pejabat negara, yakni terhadap dirinya, lalu terhadap Luhut B Panjaitan (Menko Kemaritiman), Budi Gunawan (Kepala BIN), dan Gories Mere (Stafsus Presiden bidang intelijen dan keamanan).
Mantan Panglima ABRI itu juga menyebutkan tidak hanya empat pejabat negara yang mendapatkan ancaman untuk dibunuh, melainkan ada pejabat lain yang mendapatkan ancaman serupa.
"Memang yang diancam tidak hanya empat orang, ada pejabat-pejabat lain yang juga diancam seperti yang saya alami. Tapi, saya kira, kita tidak perlu surut dengan ancaman itu," kata Wiranto saat itu.
Baca juga: Sebelum balik ke Jakarta, Wiranto hendak ke Alun-Alun Menes
Saat itu publik sedang digemparkan dengan pengungkapan dari Polri dan pihak intelejen yang berhasil meringkus enam tersangka pemilik senjata api, yaitu HK alias Iwan, AZ, IR, TJ, AD, dan seorang wanita berinisial AF alias Fifi.
Mereka merupakan kelompok ketiga yang sebelumnya disebut-sebut menunggangi aksi massa pada 21-22 Mei di Jakarta. Seluruhnya ditangkap secara estafet di wilayah Jakarta, Bogor, dan Bandara Soekarno-Hatta, pada 21 dan 24 Mei 2019.
Saat itu Wiranto dan pejabat lainnya akan tetap teguh dalam menegakkan kebenaran dan menegakkan keamanan nasional.
"Memang rencana pembunuhan kepada pejabat itu, kan, ditujukan atau dimaksud untuk memberikan rasa takut agar pejabat yang bersangkutan kemudian mengurangi aktivitasnya, lemah. Tetapi kita tidak seperti itu," ujar Wiranto menegaskan.
Mantan Ketua Umum Partai Hanura itu menambahkan, meskipun ada ancaman pembunuhan atas dirinta dan sejumlah pejabat lainnya, dia akan tetap bekerja keras sesuai dengan prosedur yang ada.
"Orientasi kami adalah mengamankan keselamatan negara," kata Wiranto.
Baca juga: Wiranto akan dievakuasi ke Jakarta
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian juga mengungkapkan soal ancaman pembunuhan terhadap sejumlah pejabat negara itu.
Dasar yang digunakan dalam pengungkapan ancaman pembunuhan itu adalah dari berita acara pemeriksaan terhadap para tersangka yang ditahan polisi.
"Dasar kami sebenarnya hanya BAP yang resmi. Hasil pemeriksaan para tersangka yang sudah kita tangkap. Jadi bukan informasi intelijen," kata Kapolri bersama Menkopolhukam, saat itu.
Sedangkan satu pemimpin lembaga survei yang juga menjadi target pembunuhan, Kapolri enggan menyebutkannya.
Menurut Kapolri, setelah mendapatkan laporan adanya rencana pembunuhan kepada para tokoh nasional yang juga pejabat negara serta satu pimpinan lembaga survei, pihaknya langsung memberikan pengamanan dan pengawalan kepada yang bersangkutan.
"Ini para pelakunya yang disuruh untuk melakukan eksekusi sudah ditangkap," katanya lagi.
Kini ancaman itu pun menjadi nyata dengan penusukan atas Wiranto di Pandeglang.
Ketika ancaman pembunuhan itu diungkapkan pada Mei lalu, ada isu yang menyebutkan bahwa informasi itu hanya rekayasa.
Kapolri menepis isu itu. Tito menegaskan kerja penyidik bisa dipertanggungjawabkan.
"Saya ingin klarifikasi lagi karena adanya mulai ada isu-isu yang menyatakan bahwa penangkapan-penangkapan yang kita lakukan berkaitan dengan senjata, kemudian keterangan pers dari Kadiv Humas Polri dan Kapuspen TNI, adanya rencana pembunuhan itu rekayasa," kata Kapolri.
Menkopolhukam Wiranto dikabarkan masuk IGD RSUD Berkah Pandeglang, bersama Kapolsek dan salah satu ajudannya, di Pandeglang.
Suasana di RUD Berkah Pandeglang saat ini ramai dikunjungi warga yang ingin menyaksikan keadaan saat ini. Selain itu puluhan aparat kepolisian juga berjaga-jaga di sekitar RSUD Pandeglang.
Belum ada pihak terkait yang bisa dikonfirmasi atau memberikan keterangan terkait kejadian penusukan yang dialami Menkopolhukam Wiranto usia peresmian gedung Mathlaul Anwar di Menes Pandeglang.
Baca juga: Ajudan Wiranto dan seorang polisi juga kena tusuk
Wiranto yang mengenakan batik hijau lengan panjang dan mengenakan peci, dari video dan foto-foto yang beredar, sedang bersalaman dengan petugas kepolisian yang berdiri di hadapannya untuk menyambut.
Di belakang polisi tersebut berdiri seorang pria tak dikenal berkemeja hitam dan bercelana panjang putih, dan langsung membalikkan badan sejajar dengan Wiranto dan menghunuskan pisau ke perut Wiranto.
Wiranto tampak terhuyung dan jatuh di sekitar kerumunan sejumlah orang yang menyambut dan sedang memfoto.
Baca juga: Menko Polhukam Wiranto ditusuk orang tidak dikenal
Wiranto terjatuh!
Ada juga foto yang tersebar menggambarkan Wiranto dengan perban menutupi luka di perut bagian kirinya sedang diangkut dengan tandu di rumah sakit.
Dikabarkan Wiranto dirawat di RSUD setempat.
Sementara penusuknya sudah diamankan oleh pihak berwajib. Terdapat foto yang memperlihatkan wajah terduga penusuk yang duduk di lantai sembari kakinya selonjoran dan dengan tangan terikat.
Penusukan atas Wiranto ini menjadi bukti nyata bahwa ancaman pembunuhan terhadap sejumlah pejabat negara, benar adanya.
Wiranto dalam jumpa pers di Media Center Kemenkopolhukam pada 28 Mei lalu menyebutkan bahwa ada ancaman pembunuhan terhadap empat pejabat negara, yakni terhadap dirinya, lalu terhadap Luhut B Panjaitan (Menko Kemaritiman), Budi Gunawan (Kepala BIN), dan Gories Mere (Stafsus Presiden bidang intelijen dan keamanan).
Mantan Panglima ABRI itu juga menyebutkan tidak hanya empat pejabat negara yang mendapatkan ancaman untuk dibunuh, melainkan ada pejabat lain yang mendapatkan ancaman serupa.
"Memang yang diancam tidak hanya empat orang, ada pejabat-pejabat lain yang juga diancam seperti yang saya alami. Tapi, saya kira, kita tidak perlu surut dengan ancaman itu," kata Wiranto saat itu.
Baca juga: Sebelum balik ke Jakarta, Wiranto hendak ke Alun-Alun Menes
Saat itu publik sedang digemparkan dengan pengungkapan dari Polri dan pihak intelejen yang berhasil meringkus enam tersangka pemilik senjata api, yaitu HK alias Iwan, AZ, IR, TJ, AD, dan seorang wanita berinisial AF alias Fifi.
Mereka merupakan kelompok ketiga yang sebelumnya disebut-sebut menunggangi aksi massa pada 21-22 Mei di Jakarta. Seluruhnya ditangkap secara estafet di wilayah Jakarta, Bogor, dan Bandara Soekarno-Hatta, pada 21 dan 24 Mei 2019.
Saat itu Wiranto dan pejabat lainnya akan tetap teguh dalam menegakkan kebenaran dan menegakkan keamanan nasional.
"Memang rencana pembunuhan kepada pejabat itu, kan, ditujukan atau dimaksud untuk memberikan rasa takut agar pejabat yang bersangkutan kemudian mengurangi aktivitasnya, lemah. Tetapi kita tidak seperti itu," ujar Wiranto menegaskan.
Mantan Ketua Umum Partai Hanura itu menambahkan, meskipun ada ancaman pembunuhan atas dirinta dan sejumlah pejabat lainnya, dia akan tetap bekerja keras sesuai dengan prosedur yang ada.
"Orientasi kami adalah mengamankan keselamatan negara," kata Wiranto.
Baca juga: Wiranto akan dievakuasi ke Jakarta
Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian juga mengungkapkan soal ancaman pembunuhan terhadap sejumlah pejabat negara itu.
Dasar yang digunakan dalam pengungkapan ancaman pembunuhan itu adalah dari berita acara pemeriksaan terhadap para tersangka yang ditahan polisi.
"Dasar kami sebenarnya hanya BAP yang resmi. Hasil pemeriksaan para tersangka yang sudah kita tangkap. Jadi bukan informasi intelijen," kata Kapolri bersama Menkopolhukam, saat itu.
Sedangkan satu pemimpin lembaga survei yang juga menjadi target pembunuhan, Kapolri enggan menyebutkannya.
Menurut Kapolri, setelah mendapatkan laporan adanya rencana pembunuhan kepada para tokoh nasional yang juga pejabat negara serta satu pimpinan lembaga survei, pihaknya langsung memberikan pengamanan dan pengawalan kepada yang bersangkutan.
"Ini para pelakunya yang disuruh untuk melakukan eksekusi sudah ditangkap," katanya lagi.
Kini ancaman itu pun menjadi nyata dengan penusukan atas Wiranto di Pandeglang.
Ketika ancaman pembunuhan itu diungkapkan pada Mei lalu, ada isu yang menyebutkan bahwa informasi itu hanya rekayasa.
Kapolri menepis isu itu. Tito menegaskan kerja penyidik bisa dipertanggungjawabkan.
"Saya ingin klarifikasi lagi karena adanya mulai ada isu-isu yang menyatakan bahwa penangkapan-penangkapan yang kita lakukan berkaitan dengan senjata, kemudian keterangan pers dari Kadiv Humas Polri dan Kapuspen TNI, adanya rencana pembunuhan itu rekayasa," kata Kapolri.
Menkopolhukam Wiranto dikabarkan masuk IGD RSUD Berkah Pandeglang, bersama Kapolsek dan salah satu ajudannya, di Pandeglang.
Suasana di RUD Berkah Pandeglang saat ini ramai dikunjungi warga yang ingin menyaksikan keadaan saat ini. Selain itu puluhan aparat kepolisian juga berjaga-jaga di sekitar RSUD Pandeglang.
Belum ada pihak terkait yang bisa dikonfirmasi atau memberikan keterangan terkait kejadian penusukan yang dialami Menkopolhukam Wiranto usia peresmian gedung Mathlaul Anwar di Menes Pandeglang.
Baca juga: Ajudan Wiranto dan seorang polisi juga kena tusuk